Sedalam apapun luka ku karena mu harus tetap berlanjut. Segelap gelapnya malam pasti akan datang pagi juga. Aku harus bisa melupakan, aku harus bisa merelakan, walau aku tahu itu tidak mudah dalam menjalankan. Dirimu dulu memang seseorang yang aku pajang di ruang hatiku, tetapi kini kamu hanyalah sebuah Sansekerta yang tersimpan di musium hatiku. Aku harus membuka lembaran yang baru. Layaknya seperti dulu di saat aku belum mengenalmu. Biar kejadian aku denganmu akan menjadi sebuah pembelajaran.
Biar realita yang akan mengajariku arti dari kehidupan. Biar diriku belajar jika ekspetasi belum tentu indah, terkadang ekspetasi bisa juga membuat luka. Aku harus melupakan mu, harus merelakan mu. Karena buat apa mengingatmu, jika mengingatmu akan membuat luka. Walau, aku tahu jika berpindah hati kepada selain kamu, sungguh tidak bisa dengan singkat waktu. Aku harus melupakan kenangan yang kita lalui bersama. Aku harus melupakan dirimu di ingatan ku. Tetapi bayang bayang mu tetap saja menghampiri di ruang ingatan. Aku tak sehebat dirimu yang pergi dariku lalu melupakan.
Mungkin cara agar melupakan dirimu adalah dengan berhenti mencari tahu tentang dirimu. Sebelum mengenal kamu aku bahagia, seharusnya tanpa dirimu pun aku harus bisa bahagia. Jika suatu saat kamu akan bercerita tentang kekasihmu padaku aku akan mencoba untuk mengabaikan. Memang jahat, memang kejam, tapi memang seperti itu cara untuk melupakan. Aku mencoba untuk tidak cemburu dengan orang yang membahagiakan dirimu lagi. Semoga aku bisa melakukan itu.
Aku akan belajar untuk tidak mengingat tentang masa lalu kita. Aku akan mencoba melupakan ciri khas mu. Masa lalu hanya untuk di kenang saja. tapi hanya untuk sementara jika terlalu lama mengenang, aku akan selalu hidup di dalam kenang. Bukan hatimu saja yang berhak bahagia, tetapi hatiku juga berhak untuk bahagia. Maka dari itu aku sedang belajar melupakan tentang dirimu, yang tidak akan pernah kembali di pelukanku.
~~~ berhenti untuk melupakan dan mencoba untuk mengabaikan ~~~