Jangan lupa tinggalkan jejak ya😆
So, happy reading...💕
Usaha Satya menjemput Gea dan sekaligus memperbaiki hubunganya dengan Gea tadi pagi gagal total. Karena dia yang harus berangkat bersama Seline. Akibatnya malam ini Satya masih berfikir bagaimana caranya agar Gea mau memaafkanya.
Mengingat pesan yang Satya kirim tadi saja hanya mendapatkan tanda centang dua biru saja.
Satya rasa dia harus menjelaskan langsung kepada Gea apa yang sebenernya terjadi. Satya memutuskan untuk pergi ke rumah Gea malam ini. Tapi, apakah Gea mau menemuinya? Tadi siang saja Gea lebih memilih pulang bersama Yuan.
Namun, bukan Satya namanya jika tak mempunyai segudang cara di otaknya. Dia tersenyum lebar saat mendapatkan ide untuk menjelaskan semuanya lewat surat. Dia mulai mengambil selembar kertas dan memenuhi kertas kosong itu dengan rangkain kata-kata.
Setelah Satya rasa cukup, dia memasukan surat tersebut kedalam amplop berwarna coklat yang sudah dia desain sebagus mungkin dan menyimpanya di saku jaketnya. Satya segera turun dan bergegas menuju rumah Gea.
Tak butuh waktu lama, Satya kini sudah berada di depan pagar rumah Gea dia memarkirkan motornya di luar pagar agar tidak menimbulkan suara mesin motor yang berisik, mengingat ini sudah larut malam Satya sebenarnya tak enak bila harus mengganggu orang dengan berkunjung malam-malam seperti ini. Tapi apa boleh buat Satya harus segera menemui Gea.
Akhirnya seperti biasa Satya menemui Gea lewat jendela kamarnya. Oleh karena itu dia harus mencari tangga untuk bisa sampai ke kamar Gea yang mana berada di lantai dua.
Untung saja Satya tahu dimana biasanya Gea menyimpan tangga. Dengan mudah Satya berhasil naik dan sampai di depan jendela kamar Gea.
Gea yang sedang bergelut dengan buku matematikanya itu sontak terdiam saat mendengar suara ketukan pada kaca jendela kamarnya. Bingung dan sedikit takut itulah yang Gea rasakan. Gea ini memang sedikit penakut jadi wajar saja jika ia merasa parno.
Suara ketukan itupun terdengar semakin keras. Dengan langkah ragu Gea berusaha menyingkirkan segala ketakutanya dan mendekati jendela untuk melihat apa atau siapa yang ada disana.
"Si-siapa?" Tanya Gea gugup.
Gea merasa kesal sekaligus terkejut saat melihat ternyata itu adalah Satya. Ingin sekali Gea memaki Satya saat ini. Manusia satu ini kebiasaan jika ingin menemui Gea pasti selalu lewat jendela, seperti tidak tahu letak pintu. Namun, Gea lebih memilih diam dan memasang wajah datar. Gea penasaran apa yang sebenarnya ingin pria ini lakukan malam-malam begini.
"Ge, buka dong," ucap Satya sambil mengetuk-ngetuk kaca jendela kamar Gea.
"Lo ngapain sih kesini, dirumah lo gak ada jam? Lo tahu ini udah jam berapa?" tanya Gea ketus.
Dengan santainya Satya malah menyengir kuda dan memasang wajah tanpa dosa, menyebalkan memang.
"Gue tahu kok Ge, ini baru jam setengah sebelas kan ya," ucapnya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Of Friendship. [Completed]
Romantik[FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA] Persahabatan yang terjalin cukup lama bukan hanya satu tahun dua tahun. Tapi, sudah belasan tahun lamanya, membuat perasaan lain muncul di antara mereka. Bukan lagi perasaan kasih sayang antara dua sahabat. Namun juga...