[FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA]
Persahabatan yang terjalin cukup lama bukan hanya satu tahun dua tahun. Tapi, sudah belasan tahun lamanya, membuat perasaan lain muncul di antara mereka.
Bukan lagi perasaan kasih sayang antara dua sahabat. Namun juga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah memastikan Satya sudah pergi bersama sepeda motornya, Gea pun memutuskan untuk masuk kedalam. Namun, sesuatu yang tergeletak di atas meja itu menghentikan langkahnya.
"Lah, ini kan ponsel Satya kok bisa ketinggalan sih, mana dia udah jauh lagi," rutuknya pada diri sendiri.
Gea berniat untuk menyimpan dulu ponsel itu. Toh, juga nanti Satya pasti kembali lagi untuk mengambilnya. Tapi, panggilan yang masuk menampilkan nama "Papah" membuat Gea merasa tidak tenang. Panggilan yang terhitung sudah lebih dari 5 kali itu membuat Gea akhirnya memutuskan untuk mengembalikan ponsel itu ke rumah Satya.
"Loh, Gea mau kemana lagi nak?" tanya Rani yang baru saja keluar rumah dan mendapati Gea yang mau pergi lagi.
"Ini ponsel Satya ketinggalan, kayanya Gea harus balikin ke rumah Satya deh bu," jelas Gea sambil menunjukan ponsel yang dia genggam.
"Tapi kan kamu baru pulang, belum juga masuk, ganti baju dulu ya," ucap Rani.
"Kayaknya gak sempet deh bu, soalnya papah Satya dari tadi telpon takutnya penting,"
"Yasudah kalau begitu, hati-hati ya,"
Setelah berpamitan, Gea segera berjalan mencari kendaraan yang bisa mengantarnya kerumah Satya. Tepat sekali ada ojeg yang lewat dihadapanya. Tanpa membuang banyak waktu, Gea pun segera naik dan tak butuh waktu lama kini dia sudah berdiri di depan gerbang sebuah rumah mewah yang terlihat sangat megah.
"Assalamualaikum, permisi pak,"
"Waalaikumsallam, eh Neng Gea mau ketemu den Satya ya," ujar Pak Seto satpam rumah Satya.
"Hehe iya pak, Satyanya ada?" tanya Gea ramah.
"Den Satya baru saja pulang, silahkan masuk," ucap Pak Seto membukakan gerbang.
"Makasi," balas Gea tersenyum manis.
"Eh, tapi neng," panggil Pak Seto yang membuat Gea berbalik dan menghentikan langkahnya.
Gea mengernyit heran, "kenapa pak?" tanyanya tak paham.
"Eumm, tadi den Satya pulang terus di ikutin sama Tuan Farhan. Jadi, sekarang ada tuan di dalam," ucap Pak Seto sedikit terlihat takut.
Gea sudah mengerti jika keluarga Satya tengah berkumpul bukan malah menambah kehangatan tapi justru malah membuat suasana rumah menjadi panas. Gea sudah biasa, toh niatnya kesini hanya untuk mengembalikan ponsel Satya.