Follow IG author dong
@Oktadiani_09Jangan lupa votmen nya
So, happy reading...
"Jadi yang kita liat kemaren itu beneran Satya?" tanya Elsa memastikan.
Gea hanya mengangguk tanpa minat. Jujur saja hatinya masih terasa nyeri sampai sekarang. Mengingat bagaimana sikap Satya kepada Gea kemarin. Ada rasa senang mengetahui Satya baik-baik saja. Namun juga ada rasa kecewa saat ternyata yang Satya cari pertama itu bukan Gea.
"Gue rasa sih kita harus cari tahu kenapa Satya bisa bersikap kayak gitu," ujar Yuan.
Ya, saat ini mereka tengah berada di rumah Gea. Setelah Gea memberitahu Elsa dan Yuan tentang Satya, mereka langsung datang menemui Gea di rumahnya.
"Maksud lo kita harus kerumah Satya?" tanya Elsa.
"Ya iyalah kemana lagi," balas Yuan.
"Eumm menurut lo gimana Ge?" tanya Elsa meminta persetujuan Gea.
"Gak tahu, gue belum siap nerima sikap Satya yang kayak orang asing ke gue," ucap Gea sendu.
"Tapi Ge, kalau kita gak tanya langsung gimana kita bisa tahu," ucap Yuan.
"Iya gue setuju, yaudah yuk kita ke rumah Satya. Biar nanti kita tanya ke tante Clara. Apa yang sebenarnya terjadi," ucap Elsa.
Mau tak mau akhirnya Gea pun mengikuti kedua sahabatnya itu untuk menemui Clara dan Satya. Tak butuh waktu lama, mereka kini sudah berada di depan gerbang rumah Satya. Gea masih terlihat ragu untuk masuk. Namun, Elsa menarik Gea hingga kini mereka berada di depan pintu rumah Satya.
Gea mengetuk pintu itu beberapa kali. Sampai pintu itu terbuka dan memperlihatkan Clara dengan wajah sedikit shok nya.
"Gea?" ucap Clara.
"I-iya tante, maaf mengganggu waktunya. Tapi, ada yang harus Gea tanyain ke tante. Ini soal Satya," ucap Gea.
Raut wajah Clara berubah sendu. Dia menatap Gea dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada rasa bersalah dan kasihan melihat Gea seperti itu.
"Ayo, kita bicara di taman samping aja ya," ajak Clara.
Mereka bertiga pun mengikuti Clara menuju taman di samping rumah itu. Mereka duduk di kursi yang melingkar dengan meja yang berada di tengahnya. Gea duduk disamping Clara.
"Tante, tolong kasih tahu Gea sebenernya apa yang terjadi sama Satya?" tanya Gea.
Clara masih diam, dia sendiri bingung harus memulainya darimana. Ini semua diluar kemauan nya.
"Tante, Gea berhak tahu. Jadi kita harap tante bisa jelasin semuanya," ucap Yuan.
"Tante bingung harus mulai darimana. Ini semua diluar kemauan kita semua. Setelah kecelakaan itu, kita kehilangan kontak dengan Satya. Tante, Om Farhan, kita semua gak tahu bagaimana keadaan Satya. Hingga hari itu, dimana ada seseorang yang menelpon tante menggunakan ponsel Satya. Dia bilang Satya di temukan di pinggir laut dengan keadaan tak sadarkan diri. Beruntung ponsel Satya masih bisa digunakan sehingga masih bisa menghubungi tante," jelas Clara.
"Akibat benturan keras di kepalanya itu, Satya mengalami amnesia. Satya tak bisa mengingat apapun, bahkan dia sama sekali gak mengingat tante. Satya dirawat oleh seorang dokter dan disitulah Satya bertemu dengan syila perawat yang merawat Satya yang tak lain adalah anak dari dokter itu," lanjut Clara.
"Lalu kenapa Satya bisa sedekat itu dengan Syila dan kenapa Syila panggil Satya sayang? Apa jangan-jangan cincin pertunangan itu-" Gea tak mampu melanjutkan perkataanya.
"Maafin tante Gea, ini semua bukan kemauan tante. Ini semua kemauan Om Farhan. Dia ingin Satya bahagia dan cepat sembuh. Karena semakin Satya berusaha untuk mengingat semuanya, semakin dia merasakan sakit di kepalanya. Dan membuat dia harus bolak balik lagi masuk rumah sakit. Oleh karena itu Om Farhan bilang ke Satya kalau Syila itu adalah tunanganya" terang Clara.
"Tapi kenapa harus dia, tante tahu kan Satya dan Gea itu saling mencintai. Tante tahu itu kan, Gea bisa bantu Satya buat ingat lagi semuanya. Kenapa harus dia tante, kenapa?" lirih Gea dengan air mata yang kembali mengalir.
"Sekali lagi tante minta maaf, tante gak bisa berbuat banyak. Ini sudah keputusan Om Farhan kamu tahu sendirikan gimana Om Farhan. Tante harap Gea bisa ngerti ya," ucap Clara memeluk Gea sekilas. Setelah itu dia berlalu meninggalkan Gea.
Gea membuang napas gusar, dia menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. Elsa tahu betul bagaimana perasaan sahabatnya itu. Elsa menggenggam tangan Gea yang berada di atas meja.
"Lo yang sabar ya Ge, lo harus yakin semuanya akan kembali. Semuanya akan baik-baik aja," ucap Elsa mencoba menguatkan.
"Iya Ge, lo harus percaya hati Satya dan ketulusan cinta lo akan mengembalikan semuanya seperti semula," sambung Yuan.
Gea hanya bisa tersenyum tipis dengan mata yang masih berkaca-kaca. Semoga saja apa yang dikatakan Elsa dan Yuan itu benar.
"Gue mau pulang," ucap Gea pelan.
"Yaudah ayok!"
Mereka bertiga pun bangkit dan segera berjalan menuju gerbang. Namun, baru saja mereka akan membuka gerbang. Mereka berpapasan dengan Satya dan Syila yang baru saja sampai entah darimana.
Seperti ada yang menyayat hati Gea. Rasanya Gea tak sanggup melihat Satya menggandeng tangan Syila dengan lembut. Seharusnya Gea yang ada di posisi itu.
"Satya," ucap Yuan coba menyapa Satya.
Namun, Satya sama sekali tak menghiraukan itu. Dia tak peduli dan terus berjalan masuk melewati mereka. Gea hanya bisa menatap punggung Satya dengan nanar. Hingga Satya menghilang di balik pintu itu.
*****
Selalu saja seperti ini, entah perasaan apa Satya sendiri pun tak mengerti. Setiap kali bertemu dengan gadis itu, seperti ada sesuatu yang menarik Satya untuk mendekatinya. Apa hanya perasaan nya saja? Siapa sebenarnya gadis itu?
Tatapan matanya mengingatkan Satya akan sesuatu, tapi apa? Selalu saja Satya ragu dengan semua ini. Dia kesal pada dirinya sendiri yang tak bisa mengingat apapun.
"Arrgghh," erang Satya memegangi belakang kepalanya.
"Kamu kenapa?" tanya Syila panik.
Mereka baru saja masuk dan hendak menuju ruang tengah. Tapi Satya kembali lagi merasa kesakitan. Syila tahu Satya pasti masih berusaha untuk mengingat semuanya. Mau bagaimana pun Syila tak akan semudah itu untuk bisa menetap di hati Satya.
Mau bagaimana pun Satya menganggap Syila ada karena semua ingatanya hilang. Keinginan mereka berdua berbeda. Satya ingin segera sembuh dan mengingat semuanya. Sedangkan Syila tak mau ingatan Satya kembali, karena dia pasti tak akan bisa bersama Satya lagi.
"Sakit lagi?" tanya Syila yang melihat Satya masih meringis kesakitan.
"Kepala ku sakit lagi," ujar Satya.
"Aku kan udah bilang, jangan dipaksa," ucap Syila memapah Satya untuk duduk di sofa yang ada di ruang tengah.
"Tapi aku harus mengingat sesuatu," batin Satya.
Tbc...
Mana nih doanya buat Satya supaya cepet sembuh wk
Kasian Gea gak sih?
Sejauh ini apa sih yang paling bikin kalian gereget?
So, next part ya
Ily all😚💕

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Of Friendship. [Completed]
Romance[FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA] Persahabatan yang terjalin cukup lama bukan hanya satu tahun dua tahun. Tapi, sudah belasan tahun lamanya, membuat perasaan lain muncul di antara mereka. Bukan lagi perasaan kasih sayang antara dua sahabat. Namun juga...