Session 21

3.9K 603 162
                                    

Rose mengerjap-ngerjapkan matanya perlahan. Kepalanya benar-benar sakit. Tenggorakannya kering.

Ia tersadar bahwa ini bukan dikamarnya.

Aromanya berbeda.

Aroma karbol diruangan ini terlalu menonjol. Rose mengobservasi seluruh ruangan dengan perlahan.

Dari ranjangnya gadis itu dapat melihat sofa ruangan yang menghadap ke tv dengan jendela yang sedikit terbuka dan menunjukkan bahwa matahari sudah melakukan tugasnya untuk menyinari dunia.

Ada mini dapur dan meja makan yang cukup untuk 4 orang. Dan 1 kamar mandi. Ruangan yang cukup luas.

'Kamar rumah sakit?' gadis itu membantin. Kemudian menolehkan pandangannya untuk melihat tangannya yang ternyata sudah dipasangkan infus entah sejak kapan.

Ia merintih pelan. Mencoba mendudukkan badannya diatas ranjang.

"Ma?" Rose melihat ibunya yang sedang menelfon dengan seseorang didekat pintu kamar, yang jaraknya sedikit jauh dari ranjangnya.

Mrs. Park menoleh ke arah Rose kemudian mengakhiri percakapannya dengan siapapun yang sedang ia telfon.

"Sudah merasa lebih baik?" tanya Mrs. Park dengan khawatir.

Rose menggeleng pelan. Entah mengapa badannya rasanya sakit semua terutama kepalanya.

Rose kembali membaringkan badannya ke kasur karna kepalanya tidak sanggup menahan rasa sakit yang sedang ia rasakan, "Kenapa aku bisa disini ma?"

Mrs. Park memberikan segelas air terlebih dahulu untuk putrinya dan mengelus kepala putrinya dengan lembut.

"Kemarin malam kamu pingsan dirumahmu. Lisa yang mengantarmu kesini. Dokter bilang kamu kecapekan dan vertigomu ternyata sudah kumat sejak 1 minggu yang lalu. Bagaimana bisa kamu tidak menyadarinya?"

Rose menutup matanya. Ia bahkan tidak menyadari bahwa sakit kepala yang belakangan ini yang ia rasakan adalah vertigonya padahal penyakit itu sudah lama tidak menghampirinya. Terakhir kali ia merasakan vertigo saat ia masih SMA. dan setelah itu gadis itu sudah tidak pernah merasakan sakit itu lagi. Ia pikir itu hanya masuk angin biasa.

"Sekarang jam berapa?" Tanya Rose.

"Jam 2. Ibu sudah mengabari managermu bahwa kamu sedang drop dan butuh istirahat. Ia juga mengatakan kalau syukurnya kamu sedang tidak ada jadwal selama 4 hari kedepan."

Rose merespon dengan diam.

"Ada apa dengan dirimu dan Jaehyun?"

Lagi-lagi Rose terdiam. Menutup matanya. Tidak ingin merespon ibunya. Mengingat percakapannya dengan Jaehyun semalam hanya membuat kepalanya semakin sakit.

"Kalian bertengkar?"

Rose menggeleng.

"Lisa mengatakan bahwa sebelum kamu pingsan kamu terakhir kali berbincang dengan Jaehyun di ruang tengah. Lisa mendengar kamu menangis tapi tidak bisa berbuat apa-apa karna sepertinya percakapan kalian sedang serius. Apa yang terjadi?"

Rose menggeleng sekali lagi. Mengunci bibirnya. Kemudian memunggungi ibunya. Tidak berniat untuk membahas hal itu untuk sementara waktu.

Mrs. Park menghela nafasnya. Kemudian mengusap kepala putrinya dengan pelan.

"Lisa sudah menceritakan semuanya pada mama sayang, bahwa saat ini kamu sedang melalui masa-masa yang berat... Banyak orang-orang yang menggunjingmu ya diluar sana? Jangan terlalu mengandalkan pundakmu untuk memikul semuanya sendirian. Pada akhirnya kamu tidak akan kuat kan? Lihat apa yang terjadi sekarang? Sekarang Ibu terlihat seperti ibu yang jahat karna membiarkan putrinya menderita sendirian tanpa ada yang mendengar keluh kesah putrinya."

SESSION 1997.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang