04 : Dengan Cara Yang Salah

43.9K 6.3K 677
                                    

Revisi ✓

Selamat membaca ❤️

•••

04 : Dengan Cara Yang Salah

Sudah tiga hari Flori menjalankan rutinitasnya seperti biasa. Sudah tiga hari dia lewatkan, tak lupa dia selalu memperingatkan kakaknya akan waktunya keluarga ini bahagia.

Hari kematiannya.

Tak lupa sticky notes, yang dia selalu tempel di depan pintu kamar kakaknya. Dia kembali menulis di sticky notes nya.

H-26 :)

Dia mengambil bagian sticky notes yang dia tulis lalu berjalan menuju kamar kakaknya kemudian menempelkan sticky notes nya di pintu tapi tiba tiba pintu terbuka.

Ya. Terbuka?!

Terkejut?

Tentu saja!

Flori yang terkejutpun membelakkan matanya lalu menunduk menatap kaki kakaknya yang sekarang berada di depannya. Ada perasaan takut di dalam diri Flori karena tiba tiba pintu terbuka menampilkan sosok Flian.

"Udah gue duga pasti lo pelakunya! Ngapain sih lo? Kurang kerjaan iya?! Dari pada lu ngisengin gue mendingan lu bantu Bi Ani sana cuci piring kasian Bi Ani ngurusin anak kaya lo yang penyakitan!" ucap Flian begitu frontal seolah tak akan ada akibat dari ucapannya.

Flian pun menatap remeh ke arah Flori lalu tatapannya barganti ke sticky notes yang tertempel di pintunya.

Tangannya pun mengambil stcky notes tersebut lalu meremasnya hingga lecak kemudian membuangnya sembarangan.

"Ngapain masih disini?" tanya Flian menatap Flori yang menunduk namun tiba tiba matanya dan mata Flori saling berpandang. Nampak bola mata Flori yang berkaca kaca.

"Flori enggak iseng kok kak, Flori cuman ngingetin dimana akan ada saatnya kakak akan bahagia karena Flori ... Flori ...." ucapan Flori belum selesai tapi air matanya sudah jatuh. Sakit, begitu sakit Flori melanjutkan ucapannya.

"Apasih lo?! Pake nangis segala pergi sana! Mati sekalian biar gue enggak enek liat muka lo yang menjijikan ini apa lagi air mata lo. NAJIS!" ucap Flian lalu menutup pintunya dengan kencang.

Brak!

•••

Seorang wanita paruh baya yang bekerja di rumah ini itu sedang menyapu lantai rumah ini.

Matanya mentap sebuah kertas berwarna kuning yang menggumpal dan lecak dia pun mengambil kertas itu lalu membukanya.

H-26 :)
Itulah isi dari surat yang dia temukan.

"Huh ini lagi, cuman beda angka pula," grutunya lalu tiba tiba pundaknya dipegang oleh Bi Ani membuat asisten rumah tangga itu terkejut lalu berbalik menatap Bi Ani.

"Huh Bi Ani! Ku kira siapa, ngagetin aja!" grutu asisten rumah tangga itu menatap Bi Ani yang terkekeh karena tingkahnya.

"Kamu kenapa? Itu apa?" tanya Bi Ani dengan mata yang menunjuk ke arah kertas kecil berwarna kuning yang lecak.

"Oh ini ... enggak tau ini apa Bi, soalnya dari kemaren saya nemu beginian terus cuman beda angka doang lagi. Ini ada yang ngerjain saya apa gimana sih Bi? Kira saya mah peta harta karun gitu Bi. Baru deh tuh saya ajak Bibi berburu harta karun," ucap asisten rumah tangga tersebut. Bi Ani pun terkekeh mendengar jawaban dari asisten rumah tangga tersebut.

"Kamu ini ada ada saja! Coba sini Bibi lihat," ucap Bi Abi. Asisten rumah tangga tersebut pun memberikan kertas kecil berwarna kuning yang sudah lecak itu ke Bi Ani.

Bi Ani berhenti terkekeh saat melihat isi dari kertas tersebut.

"NAJIS!"

Itu suara dari atas dengan cepat Bi Ani langsung menuju ke atas melihat apa yang sedang terjadi. Di sana dia melihat Flori yang sedang membeku di tempat denga air mata yang berada di pipinya.

Flori yang malang ....

Bi Ani segera membawa Flori menuju pelukannya dan membiarkan Flori menangis dalam dekapannya.

•••

Di sini, di dalam kamar Flian. Flian menangis di dalam kamarnya menyesali perkatannya. Apakah begitu menyakitkan perkatannya?

"Maafin kakak dek ... kakak enggak suka lihat kamu nangis ... maaf ... seharusnya kakak enggak begitu sama kamu ... maaf ...." lirih Flian dengan air mata yang terus turun dari pelupuk matanya.

Hatinya merasa sakit setiap saat melihat Flori menangis. Tapi dia tak tahu bagaimana caranya agar dia tak membuat Flori menangis. Mungkin dengan begini Flori tidak akan menangis.

"Maaf ...." lirihnya.

Karena menunjukkan perhatian tak harus secara terang terangan. Itulah yang dipikiran Flian.

Pikiran bisa benar tapi cara bisa salah. Itulah Flian yang saat ini, pikiran Flian memang benar tapi cara Flian salah.

•••

Di rumah sakit tempat Dokter Riqo dan Dokter Raka bekerja. Kedua dokter tersebut semakin hari semakin dekat karena Dokter Raka yang ingin mendapat jawaban dari Dokter Riqo tentang pertanyaan yang menumpuk di kepala Dokter Raka.

Bahkan kini keduanya berjalan dengan Dokter Raka yang mengikuti langkah Dokter Riqo menuju ruangan Dokter Riqo.

Saat sudah sampai di ruangan Dokter Riqo, Dokter Raka langsung duduk di sofa yang tersedia sedangkan Dokter Riqo sibuk dengan berkas data pasien rumah sakit.

Tapi tiba tiba aktivitas Dokter Riqo berhenti kemudian menatap Dokter Raka yang juga sedang menatap ke arahnya. Dokter Riqo langsung menatap Dokter Raka tajam.

"Kenapa?" tanya Dokter Raka. Namun tiba tiba Dokter Riqo menggebrak meja hingga terdengar bunyi yang keras di dalam ruangan itu.

"Lu ngambil data pasien tangguh gue iya? Kan tiga hari yang lalu lo gue tinggal di ruangan ini. Jadi iya? HAH?!" tanya Dokter Riqo seraya berjalan ke arah Dokter Raka ingin memberi tonjokan di wajah Dokter Raka tapi tiba tiba pintu terbuka. Pintu terbuka menampilkan seorang perawat yang membawa sebuah map.

"Permisi Dok apa pasien atas nama Flori ini pasien anda Dok?" tanya perawat tersebut kepada Dokter Riqo.

Dokter Riqo langsung berjalan menuju perawat tersebut mengurungkan niat untuk menonjok wajah Dokter Raka. Dokter Raka pun menghela nafas lega.

'Flori?' Batin Dokter Raka bertanya.

"Iya ini pasien saya. Kamu dapat dari mana?" tanya Dokter Riqo seraya mengambil berkas yang berada di tangan perawat tersebut lalu mengeceknya.

"Ah itu dari ruangan Dokter Raka ...." ucapan perawat tersebut sukses membuat Dokter Riqo menatap tajam ke arah Dokter Raka.

Hal itu membuat nafas Dokter Raka tercekat kembali, baru saja dia menghela napas lega dan sekarang nafasnya tercekat lagi.

Apa perawat itu ingin Dokter Raka mati di tangan Dokter Riqo?!

•••

Direvisi : 10 Juni 2021

See you ✨

Vote, Comment, and Share ❤️

Follow :

kissaamy

umbrellaspring

Instagram :

@story.kisamy

30 Hari Menuju Kematian [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang