06 : Memperlambat Ajal

41.5K 5.5K 223
                                    

Revisi ✓

Selamat membaca ❤️

•••

06 : Memperlambat Ajal

Seperti biasa Flori menjalani aktifitas paginya yaitu kerumah sakit untuk sarapan.

Dia berjalan dengan senyuman manis yang tercetak diwajah pucatnya, di ikuti Bi Ani yang berada di belakang membawa kotak makan untuk Dokter Riqo yang di buat oleh Bi Ani atas permintaan Flori.

Sederhana namun spesial.

•••

Flian keluar dari kamarnya dengan seragam sekolahnya. Lalu menatap sebuah sticky notes yang ditempel oleh Flori.

Flian menghela nafas gusar jujur dia tak mengerti apa maksud dari semua ini. Sticky notes tersebut bertuliskan H-25 :)

"Flori enggak iseng kok kak, Flori cuman ngingetin dimana akan ada saatnya kakak akan bahagia karena Flori ... Flori ..." Perkataan Flori kembali berputar di kepala Flian yang membuat Flian pusing.

Flian tak mengerti apa maksud dari ucapan Flori.

Perasaannya tidak enak.

Dia hanya takut sesuatu yang buruk terjadi.

•••

Kini Dokter Riqo dan Dokter Raka sedang berada di dalam ruangan Dokter Raka. Setelah kejadian kemarin Dokter Riqo terus berusaha mendapatkan maaf kepada Dokter Raka.

Sebenarnya Dokter Raka tidak mempermasalahkannya tapi dia sengaja mendiami Dokter Riqo.

"Rak ... ayolah maafin gue ...." pinta Dokter Riqo yang sedang duduk santai di sofa yang berada di dalam ruangan Dokter Raka.

"Hm," sahut Dokter Raka dengan teris merapikan berkas berkasnya.

"Ham hem ham hem mulu! Tinggal bilang iya apa susahnya," kesal Dokter Riqo.

Tak lama terdengar getaran hp milik Dokter Raka yang berada di depannya dengan Dokter Raka yang sedang fokus dengan data data pasien dan menganggkat telfonnya.

"Ya? Dengan Dokter Raka Alvian Bastara. Ada yang bisa saya bantu?" ucap Dokter Raka.

" ... "

Entah jawaban apa yang dia dengar, tapi matanya membulat seperti orang yang terkejut?

Dengan cepat dia pergi keluar. Dokter Riqo yang melihat itu mengerutkan dahi karena bingung dengan tingkah Dokter Raka.

Aneh.

Sulit ditebak.

Dan tak terduga.

•••

Flori berjalan menuju ruangan Dokter Riqo tapi tiba tiba matanya menangakap seorang Dokter yang lari terburu buru seraya menelfol seseorang.

Flori memberhetikan langkahnya begitupun dengan Bi Ani, dia seperti kenal postur tubuh itu sedangkan Bi Ani heran karena tiba tiba Flori berhenti.

30 Hari Menuju Kematian [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang