Jangan lupa vote dan komen guys!
*
*
*"Dicariin ternyata lo di sini bro," ucap Bagas sambil memasuki ruang musik.
"Lo tadi kemana Ga?" tanya Kenzi namun tidak dijawab oleh Arga.
"Amazing di sini sinyalnya banyak guys."
"Sinyal mulu yang lo cari," cibir Kenzi.
"Sekali kali nyari cewek dong, biar kaya gue nih banyak ceweknya," ucap Naufal sombong.
"Ogah! lo mah fakboy!" sarkas Rio.
"Bangsat lo!"
"Lo semua ke sini kalo mau ribut mending pergi deh!" ucap Arga tajam dan dingin.
"Santai Boss."
"Napa lo? sakit?"
"Mana mungkin Arga sakit, paling dia lagi mikirin tuh cewek bar-bar," celetuk Naufal.
"Awas Ga jangan terlalu benci, nanti bisa suka loh."
"Gue? suka sama tuh cewek? mimpi!" ketus Arga.
"Kan bisa jadi Bos, iya nggak?" ucap Kenzi meminta pendapat teman-temanya.
"Bener tuh."
Kring.. kring..
Bel masuk berbunyi nyaring sehingga dapat menghentikan obrolan mereka.
"Yuk masuk!" ajak Bagas lalu di ikuti ke empat temanya.
***
"Tumben kalian masuk pelajaran saya?" ucap Pak Amar ketika melihat 5 siswa bad boy nya masuk kelas.
"Bapak gimana si, kalo kita bolos di cariin, giliran ada ditanyain, Bapak membingungkan deh kaya pacar saya," ucap Kenzi membuat seisi kelas tertawa karenanya.
"Sudah diam! Sekarang buka buku paketnya hal 49, kerjakan pilihan ganda dengan essaynya! Jam terakhir harus sudah dikumpulkan!"
"Buset Pak banyak bener!" komplen Naufal.
"Oke kerjakan bab selanjutnya juga!"
"Eh Bapak ya jangan dong."
"Makanya kerjakan! Yang ketahuan nyonyek Bapak gundul rambutnya!" tegas Pak Amar, yang langsung dituruti anak muridnya.
Belum juga nyampe 1 jam, Arga telah menyelesaikan duluan.
"Kamu sudah Arga?" tanya Pak Amar
"Hm."
"Silahkan keluar."
"Yah si Arga kok gak bagi-bagi jawaban si," bisik Naufal ke Kenzi.
"Lo si gak minta!" bisik Kenzi juga.
"Kenzi! Naufal! Kalian bisik-bisik apa?!" gertak Pak Amar.
"Nggak Pak! si Kenzi celananya sobek, makanya saya kasi tau hehe," jawab Naufal cengengesan, membuat seisi kelas tertawa karenanya. Sedangkan Pak Amar hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak muridnya itu.
"Kerjakan! Saya mau ke toilet bentar!" ucapnya lalu keluar kelas.
"Woii liat dong jawabanya!" teriak Rio ke seluruh kelas.
"Nyontek mulu lo!" ejek Bagas.
"Diem deh!" kesal Rio.
***
"Yes udah bel!" seru Rina sambil berkemas.
"Oke anak-anak pelajaran kita sampe di sini dulu, kerjakan PR kalian, nanti minggu depan dikumpulkan!" ucap guru berbadan gempal itu.
"Baik Bu!" sahut seisi kelas.
"Yuk ke parkiran," ajak Acha.
"Yuk."
"Guys gue duluan ya, udah dijemput sopir soalnya, ayo Rin bareng gue aja," lalu mereka berdua meninggalkan Fiona dan Bela di parkiran.
"Hati-hati."
"Lo gak pulang Fi?"
"Bentar nunggu parkiran sepi."
Tin..tin..
"Yuk beb kita pulang!" tiba tiba Kenzi ce'es datang menghampiri Fiona dan Bela.
"Tapi Fio..."
"Udah gak papa, ini juga gue mau pulang kok, lo duluan aja."
"Yaudah lo hati-hati ya," pamit Bela, kemudian pergi meninggalkan parkiran disusul keempat temanya.
Mata Fiona dan Arga sempat bertemu, namun Fiona cepat-cepat memutuskan kontak mata itu, ketika mengingat kejadian tadi di belakang sekolah. Rasanya Fiona malu setengah kesal kala mengingatnya.
Setelah parkiran sepi, Fiona langsung menyalakan mesin mobilnya, karena hari pun mulai sore ditambah cuaca yang mendung, membuat badan Fiona terasa dingin.
*
*
*Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya Fiona sampai di depan rumahnya dan langsung memarkirkan mobilnya di garasi lalu masuk ke rumah.
"Bunda, Ayah, Fio pulang!" teriak Fiona.
"Aduh anak Bunda udah pulang, sana gih ganti baju, lalu makan bersama," ucap Renata.
"Oke Bun."
Fiona pun memasuki kamarnya yang berada di lantai dua, Fiona melepas semua bajunya lalu langsung memasuki kamar mandi yang sudah di sediakan di kamarnya. Berendam di bathub yang sudah diisikan sabun sambil memejamkan matanya meratapi betapa lelahnya hari ini.
Setengah jam Fiona menghabiskan waktu untuk mandi dan memakai baju santainya.
Fiona mengenakan kaos lengan pendek berwarna maroon, dan celana levis sepaha yang berwarna hitam, serta sendal jepit kesayanganya.
"Kakaa!" teriak Adik Fiona yang umurnya 4 tahun.
"Disuluh makan cama Bunda," ucapan cadelnya membuat Fiona gemas.
"Yuk kita ke bawah."
"Gendong!" manjanya sambil merentangkan tanganya.
"Ululu Adik Kaka yang paling cantik," balasnya lalu Fiona menggendong Adiknya yang bernama Aleta atau sering dipanggil Leta.
"Eh anak Bunda udah di sini, ayo buruan makan, takut nanti keburu dingin," kata Renata ketika melihat kedua putrinya.
"Anak Ayah juga tuh, kan Ayah yang masukin," dengus Fadli membuat Fiona ngakak parah, sedangkan Renata menatap malu-malu ke arah suaminya itu.
"Masukin apa Yah?" ucapan polos itu keluar dari Adik kecil Fiona.
"Gak usah didengerin ya sayang," ujar Renata lembut.
"Masukin ke gawang gol sayang," jawab Fadli membuat sang istri kesal plus malu.
"Awss sakit Bun!" ringis Fadli ketika pinggangnya dicubit Renata.
"Makanya jangan mulai!"
"Kan bener Bun."
"Nanti malam kamu tidur di sofa!" finish Renata membuat Fiona ngakak melihat pasangan suami istri itu. Padahal sudah punya Anak dua tetapi kelakuanya masih seperti anak SMA.
*
*
*Ini cerita pertama aku ya, jadi ma'lumin kalo aga ngga nyambung, aku aja baru pemulaan hehe😅
Mau lanjut? Vote dulu dong sebanyak banyaknya, kalo udah banyak aku janji bakal terusin
See you❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Arga {Complete}
Teen Fiction📌Hargai author dengan memfollow sebelum membaca. Apa jadinya jika cowok dingin seperti Arga, dipertemukan dengan cewek pecicilan seperti Fiona? Di mana ada keduanya, pasti di situ ada pertengkaran. Akankah mereka terus seperti tom and jerry? Ata...