18

34.1K 2.6K 14
                                    

Haii, salam bahagia dari aku😜

*
*
*

"Hm." Dengus Arga.

"Silahkan ceritakan yang sebenarnya Arga." Kata Rangga dengan sabar.

"Males."

"Arga!" tegas Rangga.

"Anda bisa tanya ke Bagas, jangan ke saya." Ucapnya.

Rangga menghela nafas berat, "Bagas, silahkan ceritakan." Ujarnya.

"Jadi gini Pak, sekolah Nusa Bangsa tiba-tiba datang dengan membawa banyak orang, dan disitu kita tidak tau apa-apa, sampai akhirnya ketua Nusa Bangsa, yaitu Baron menyerang kita dengan membawa senjata. Dan disitu kita hanya membela diri dan mengamankan sekolah, jadi, terjadilah tawuran itu." Jelas Bagas jujur, tidak ada yang ditutup-tutupinya.

"Mengamankan kamu bilang? Yang ada nama sekolah kita yang tercoreng."

"Iya Pak saya tau, kami semua meminta maaf atas kejadian kemarin. Jujur, kami pun masih kaget dibuatnya."

"Permintaan maaf kalian saya maafkan, tapi, sebagai hukumannya kalian saya skors!" tegas Pak Rangga.

"Hah? Di skors?" kaget anggota Tiger.

"Iya, di skors, selama 3 hari. Saya harap kalian bisa memahami dan mengerti,"

"Ta-tapi Pak." Protes Bagas.

"Sudah Bagas, pilih di skors atau panggilan orang tua?" tanya Rangga menatap satu persatu anak muridnya.

"Gak!" ujar Arga tak terima.

"Kenapa Arga? Bukannya lebih baik begitu?"

"Saya gak mau di skors, biarkan teman-teman saya belajar seperti biasa. Biar saya yang tanggung semuanya." Ucap Arga tanpa menatap Papanya.

"Kalau bicara itu tatap wajah lawannya Arga, inget sopan santun!" tegas Rangga.

Dengan terpaksa, Arga menatap wajah Papanya, wajah yang selalu ia rindukan, wajah yang selalu menjadi suport-nya. Dan sekarang, semua itu rasanya beda. Tidak ada kehangatan dan kelembutan itu.

"Jadi, gimana tuan muda?" tanya Rangga tersenyum.

"Jangan panggil saya tuan muda!"

"Baiklah,"

"Biarkan teman-teman saya belajar seperti biasa, anda boleh menghukum saya sebagai gantinya." Ucap Arga dengan dingin sambil menatap mata coklat terang milik Rangga.

"Berbicaralah dengan sopan dengan Papa, Arga."

"Tidak usah bertele-tele, cepat setujui permintaan saya tadi." Ucap nya acuh, sedangkan yang lain hanya menatap ketua mereka ini, dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Berbicaralah layaknya seorang Ayah dan Anak." Pintanya.

"Arga mau teman-teman Arga bebas, biar Arga yang tanggung semuanya." Ucapnya dengan malas.

Rangga terkekeh dibuatnya, "Baiklah Arga, Papa akan turuti."

"Kalian bisa masuk sekolah besok." Ucapnya kesemua anak muridnya.

Setelah mengatakan itu, Rangga keluar ruangan BK dan pergi ke kantor miliknya, sebelumnya Rangga menepuk-nepuk punggung anaknya seraya berkata, "Papa tunggu nanti malam dirumah."

Sesudah kepergian Rangga, Bu Moni lah yang mengganti memarahi mereka. Ceramah panjang lebar sampai mulut itu berbusa.

"Kalian mengerti?!" bentak Bu Moni setelah mengucapkan nasihat andalannya.

Arga {Complete}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang