Bright - Part 12

2.9K 265 12
                                    







Part 12






Selamat membaca~~~





"halo?"

" Ini p'bright" balas ku singkat saat mendengar suara dari sambungan telpon ku.

"oh p'bright. Kenapa phi tiba-tiba menghubungi ku? Dan juga bagaimana bisa phi tau nomor ku?"

" Dari nanon " balasku singkat.

"lalu kenapa phi menghubungi ku?"

Aku diam sejenak. Ragu apakah benar apa yang aku lakukan dengan bertanya dengan sahabatnya. Tapi jika aku tidak bertanya aku bisa mati karena cemas.

" Phi ingin bertanya keadaan win." ujarku pelan. Sangat pelan malah. Tapi aku yakin dia pasti mendengarnya.

" Win? Jika phi ingin mengetahui keadaan win seharusnya win yang phi hubungi bukan aku phi. Oh atau jangan-jangan phi salah menghubungi, aku ohm phi bukan win "

" Phi tau."

"Lalu kenapa phi menanyakan win dengan ku?"

" Phi tidak bisa menghubunginya."

"Phi bisa mengunjugi rumahnya. Bukankah rumah phi dan win bersebrangan? Atau phi sudah pindah rumah?"

Aku menahan kesal. Kenapa bocah satu ini banyak tanya. Apa susahnya kasih tau aku keadaan win. Kenapa dia justru banyak bertanya.

" Cukup jawab pertanyaan phi, Ohm" Desis ku geram.

"Oke.oke.oke. Tenang phi. Jangan marah. Hm, win baik-baik saja. Hanya saja sepertinya dia lagi banyak masalah. Seharian ini dia tidak fokus" terang ohm. Apakah win memikirkan chimon atau Memikirkan pengakuan ku padanya?

" Apakah win ada mengatakan sesuatu kepada kamu?" tanyaku ragu.

"Tidak. Kenapa phi? Apa phi ada masalah dengan win?"

" Tidak "

"Aku tau pasti ada sesuatu di antara phi dan win. Jika tidak, mana mungkin phi mau menghubungi ku dan menanyakan keadaan win dengan ku. " selidik ohm.

" Win tidak mengatakan apapun pada kamu. Lalu kenapa phi harus mengatakannya pada mu?"

" Tidak perlu mengatakannya phi, aku tau jika p'bright menyukai win. Tapi win tidak mengetahui itu. " aku terdiam mendengar ohm. Bagaimana dia bisa tau. Selama ini tidak ada yang tau perasaanku termasuk orang tua dan sahabatku, hanya Nanon yang tau.

"Phi pasti bingung bagaimana aku bisa tau kan? Mudah saja phi. Dari dulu mata phi tidak pernah lepas dari win. Phi selalu memperhatikan win. Phi selalu mencoba untuk dekat dengan win. Aku benar kan phi? "

Aku menghela nafas pelan. " Benar."

"Wow. Aku tidak menyangka phi akan mengaku semudah ini. " Ledeknya dan tertawa puas. Untung saja dia jauh, jika tidak pasti sudah aku tendang masa depannya. Berani-beraninya dia mengejekku.

"Sudah tertawanya? Phi ingin kamu melakukan sesuatu"

"Maaf phi. Hm, baiklah. Phi ingin aku melakukan apa?"

"Phi ingin kamu mengabarkan keadaan win setiap hari. Apa saja yang di lakukannya dan dengan siapa saja dia seharian itu. "

"Apa yang aku dapatkan jika membatu phi? Tidak mungkin phi memintaku melakukan itu dengan sekarela? Itu termasuk tindakan kriminal lho phi"

Lihat aku, Aku melihat muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang