Bright - Part 16

2.8K 262 31
                                    



Part 16





















Selamat membaca ~~~





















" Apa yang terjadi?"

Aku menoleh kearah pluem lalu berjalan dan duduk di sofa panjang yang terletak di tengah ruangannya, dan pluem mengikutiku duduk di sofa seberangku. Pluem masih menatap ku penasaran. Aku sengaja tidak langasung menjawabnya. Aku mau membuatnya kesal karena dia sudah membuat aku kesal. Bagaimana bisa kedua anak paman Offgun menyukai dirinya yang memiliki pipi Chubby begitu. Apa aku harus membuat aku bulat seperti itu agar win mencintaiku seperti dia mencintai pluem? Sial! Aku kesal hanya dengan memikirkannya saja.


" Bright? Kau kenapa? " tanya pluem lagi. Kali ini aku menatapnya aneh.

" Kenapa dengan ku? " tanyaku bingung.

" Wajah mu itu, seperti wajah orang yang ingin menguliti musuhnya hidup-hidup. " jelas pluem ngeri. Benarkah? Aku tidak sadar.

Aku hanya tertawa kecil dan menatapnya sinis.

" Kenapa kau menatapku seperti itu!" kesalnya.

" Kenapa? Takut?"

" Tentu saja bodoh! Mata mu itu seperti malaikat pencabut nyawa Saja!"

" Berdoalah semoga aku tidak mencabut nyawa mu sekarang" balasku sarkas.


" Apa maksud mu, ha!" teriak pluem ngeri. Aku tertawa melihatnya. Aku cukup puas membuatnya kesal.

" Berhenti tertawa dan katakan pada ku ada apa dengan chimon dan win." kesal pluem. Aku menatap pluem kesal. Kenapa dia harus mengingatkannya lagi. Baru saja aku sedikit senang karena berhasil membalasnya. Sebenarnya ini bukan membalas hanya pelampiasan kekesalanku saja karena ini sama sekali bukan salam pluem.

" Chimon tidak mengatakannya pada mu? " tanya ku cuek. Tentu saja tidak, jika iya pasti pluem tidak bertanya. Aku cukup senang karena chimon tidak mengatakannya berarti pluem tidak tau jika Win-ku menyukainya.

Pluem mengeleng kecil.

"Berarti kau tidak penting" ujarku sinis dan di balas pluem dengan melemparkan aku dengan pulpennya. Untung saja aku bisa menghindar, jika tidak jidat mulus ku bisa terluka dan mengakibatkan win tidak menyukaiku.

" Aku serius." geramnya.

" Aku juga."

" Lalu kau pikir dirimu itu penting?"

" Tentu saja" balasku percaya diri.

" Jika kau sangat percaya diri, lalu kenapa kau baru menyatakan perasaanmu pada win sekarang setelah kau mencintainya sangat lama." ejek pluem. Aku menatap pluem terkejut. Bagaimana bisa dia tahu?

" Bagaimana bisa aku tau?" tanyanya lagi masih dengan nada mengejek. Dan dengan bodohnya aku mengangguk seperti anak kecil dan itu membuat pluem tertawa puas. Sial. Bagimana bisa aku seperti orang bodoh.

" Jelaskan sekarang pluem" desisku geram.

" Tunggu sebentar. Aku masih belum puas menertawakan wajah bodohmu itu" balas pluem masih dengan tawanya yang kencang. Aku melemparkan pulpennya yang tadi kearahnya dan langsung di sambut oleh pluem.


" Oke. Oke." pluem berusaha menahan tawanya.

" Asal kau tahu saja. Bukan hanya aku yang tahu bahwa kau menyukai win, mike juga tahu." jelas pluem dengan wajah mengejeknya. Rasanya Ingin ku cakar wajahnya yang sialnya sangat tampan.

Lihat aku, Aku melihat muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang