Vote dulu sebelum membaca!!!!
*
*
*
*
"Akhirnya lo balik juga, kita kangen banget tau sama lo," seru Sintia sambil memeluk Abel erat.
"Ya elah baru ditinggal cuma seminggu doang," kekeh Abel.
"Tau gak sih lo? Rasanya tuh kurang banget main tanpa lo, rasanya tuh kayak makan tanpa micin, gak enak," timpal Yerin.
"Ah masaaaa...?"
"Dasar cewek, baru ditinggal beberapa hari doang langsung pada lebay," cibir Reihan.
"Diem, gak usah julid. Fokus kencan aja sana sama Aiden!" sungut Sintia.
"Heh lo jangan ngadi-ngadi! Gua masih lurus yah," seru Reihan lalu melempar sedotan ke arah Sintia.
Aiden yang duduk di depan Reihan membrengut tidak terima, namun dia lebih memilih menyesap jus alpukatnya dibanding menanggapi Sintia. Hari ini Aiden memakai kaos hitam polos dibalut jaket biru tua, tak lupa celana jin yang sengaja dirobek sana-sini yang memang sudah dari sananya sebagai gaya fashion. Melihat penampilan Aiden membuat Abel sedikit terpesona dan membuat hatinya berdebar-debar.
Pandangan Aiden bersibobrok dengan Abel membuat Abel salah tingkah dan langsung memalingkan muka. Ingatan saat dia dan Aiden bicara lewat telefon terakhir kali kembali berputar di otaknya membuat Abel semakin salah tingkah.
"Ngomong-ngomong hari ini kita nonton yuk! Hari ini perilisan film horor yang lagi ramai diperbincangkan itu loh," celutuk Yerin.
"Weh, boleh-boleh. Kuy lah!" seru Sintia penuh semangat.
"Jangan harap gua bakal bayarin tiket nonton buat kalian. Bayar sendiri-sendiri!" ketus Reihan membuat para gadis mengeluh sedih.
"Yaaah... Reihan, kesambet apa lo jadi pelit gini sama sobat miskin lo?" tanya Abel kecewa.
"Tuman kalian hampir tiap hari minta dibayarin," sungut Reihan.
"Yaelah harta lo yang melimpah ruah gak bakal habis kali walaupun digunain untuk tujuh turunan delapan tanjakan sembilan tikungan," ucap Sintia sambil memasang wajah cemberut.
"Bodo amat, khusus hari ini haram hukumnya bagi gua bayarin kalian."
"Gua aja yang bayarin," timpal Aiden membuat perhatian semuanya terfokus padanya.
"Weh, serius?" tanya Hani dengan wajah sumringah.
"Hmmm... dari kemarin Reihan terus yang tekor. Sekali-sekali gua dah yang bayarin kalian, gua juga sekaya Reihan kali."
"Najis, penyakit songongnya Reihan udah tertular ke Aiden," cibir Sintia.
"Sekalian popcorn sama minuman ya, Den!" ucap Abel dengan senyum cerah.
Aiden tersenyum hangat kepada Abel, padahal dia biasa saja saat berbicara dengan yang lain, namun saat dia berbicara dengan Abel, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship And Love (SUDAH TAMAT)
Teen FictionAbel, cewek pindahan dari sekolah lain yang jatuh cinta kepada cowok cupan alias cupu tampan bernama Aiden. Rupanya Aiden juga memiliki perasaan yang sama terhadap Abel. Namun di sisi lain Abel dipaksa bertunangan dengan Rael, laki-laki yang sering...