Vote dulu sebelum baca!!!
*
*
*
*
"Woow... ini rumah Reihan? Gila-gila gede bangeet...," ujar Abel terkagum-kagum. Saat ini Abel, Aiden, Sintia, Hani, dan Yerin sedang berdiri tepat di depan gerbang rumah Reihan.
Rumah Reihan sangat besar dan indah, halamannya penuh ditumbuhi berbagai jenis bunga dan ada kolam ikan yang ada air mancurnya.
"Maklum! Reihan kan anak sultan. Gak ada di antara kita yang lebih sultan dari dia," timpal Yerin yang diangguki Sintia dan Hani.
Tiba-tiba Aiden mendengus keras, mengundang tatapan penuh tanya dari semua orang.
"Kenapa lo?" tanya Yerin.
"Gak."
Abel menatap Aiden dengan mata menyipit. "Atau jangan-jangan lo sultan juga?" tanya Abel yang membuat Aiden gelagapan.
“Weh, beneran? Enak banget ya kita punya banyak temen sultan,” kata Hani.
"Lo juga kaya woy, restaurant Papah lo kan yang terbaik di kota ini," kata Sintia.
"Iya, gak beda jauh lo sama Reihan. Pergi ke sekolah aja diantar jemput supir," timpal Yerin. Hani hanya tertawa menanggapi.
Sintia dan Yerin berasal dari keluarga yang sedang-sedang saja, Sintia pernah mengatakan bahwa ayahnya telah tiada saat Sintia masih sekolah dasar akibat kecelakaan motor. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Ibu Sintia membuka warteg, kata Sintia wartegnya cukup ramai. Sedangkan Yerin pernah mengatakan bahwa ayahnya adalah pekerja kantoran.
“Pak Dadang, bukain gerbangnya dong!” seru Sintia ke arah pos satpam.
“Eh ada Sintia." tampak seorang pria berseragam satpam yang keluar dari pos satpam. "Oke, tunggu bentar.”
Pria itu segera membuka gerbang rumah Reihan. Tampaknya Sintia sudah sering ke rumah Reihan sampai satpam Reihan saja tahu namanya.
“Makasih, Pak.” Sintia berucap riang.
"Udah datang kalian. Yuk masuk-masuk!” sambut Reihan yang tiba-tiba muncul. “Om gua udah dateng.”
Mereka masuk ke dalam rumah besar itu. Di ruang tamu, mereka melihat seorang laki-laki dengan tubuh kekar tengah duduk santai di sofa sambil memakan kue. Tebakan pertama di pikiran mereka adalah jika laki-laki itu adalah Om Reihan yang akan mengajari Aiden bela diri.
“Bi Ayen, buatin minuman buat temen-temen Reihan dong!” pinta Reihan dengan nada manja kepada seorang wanita paruh baya yang baru saja datang membawa kue tambahan untuk Om Reihan.
Wanita tua yang dipanggil Bi Ayen itu tersenyum kepada Sintia dan yang lainnya. “Yang kaya biasa kan?” tanyanya.
“Iya, Bi,” jawab Sintia ceria.
"Oke. Tunggu bentar ya!" ucap Bi Ayen sebelum pergi.
“Kalian udah sering banget ke sini yah sampai pembantu Reihan kenal kalian semua?” tanya Abel.
"Gak, gua sama Yerin baru beberapa kali ke sini," sahut Hani.
"Kita temenan sama Sintia dari kelas sembilan sedangkan sama Reihan baru kelas sepuluh ini," timpal Yerin.
“Yang paling sering Sintia sih, dari SD ini bocah sering ke sini. Biasa, mau ngemis makanan,” celutuk Reihan lalu tertawa keras.
“Itu lambe minta di tabok yah?” semprot Sintia lalu menampar pelan mulut Reihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship And Love (SUDAH TAMAT)
Ficção AdolescenteAbel, cewek pindahan dari sekolah lain yang jatuh cinta kepada cowok cupan alias cupu tampan bernama Aiden. Rupanya Aiden juga memiliki perasaan yang sama terhadap Abel. Namun di sisi lain Abel dipaksa bertunangan dengan Rael, laki-laki yang sering...