Vote dulu sebelum baca!
*
*
*
*
Sore itu agak gerimis, seorang pemuda dengan penampilan cupu sedang berdiri di depan gerbang sekolah yang sudah sepi. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri, tampak sedang menunggu seseorang.
Tiba-tiba ada tiga pemuda yang datang menghampirinya. Mereka berdiri mengelilingi pemuda cupu itu, membuatnya bergidik ketakutan. Ia memandang waspada ketiga pemuda itu.
Tiba-tiba, salah satu dari mereka yang memiliki rambut merah mendorong pemuda cupu itu hingga jatuh ke belakang, tepat pada genangan air kotor yang penuh lumpur. Alhasil, seragam pemuda cupu itu pun menjadi kotor dan basah kuyup.
Ketiga pemuda itu tertawa puas saat melihat si pemuda cupu kesusahan untuk bangun dari jatuhnya. Saat ia sudah berhasil berdiri, salah satu dari tiga pemuda yang memakai jaket kulit mendorongnya kembali.
"Hey Kunyuk! Lo cocok banget dengan penampilan kek gini, menurut gue lo jadi jauh lebih erhmmm... ganteng hahahahaha...," ledek si pemuda rambut merah.
Pemuda cupu itu tidak menggubrisnya, ia lebih memilih untuk membersihkan bajunya yang kotor. Wajahnya menunduk untuk menyembunyikan air mata yang hampir jatuh dari matanya. Untung saja matanya tertutup poni lebat, jadi ketiga pemuda yang mengganggunya tidak dapat melihat jika ia sedang menahan tangis.
Perasaan sedih, marah, bercampur malu saat ini memenuhi hatinya, namun ia sama sekali tidak memiliki keberanian untuk melawan. Dia terlalu penakut.
"Hey Kunyuk! Lo nangis? Kenapa lo nundukin muka kek gitu? Udahlah gak pa-pa, nangis aja di hadapan gua! Seneng gua liatnya," ucap si pemuda berjaket kulit dengan nada mengejek sedangkan kedua temannya terbahak.
"Ayo, nangisss..." kata si pemuda rambut merah.
"Mungkin dia udah nangis, cuma karena matanya ketutupan poni jadi gak kelihatan." ucap salah satu dari ketiga pemuda itu yang memiliki rambut pirang.
"Bener kata lo, Rix. Ayo buka poni lo!" perintah si pemuda jaket kulit.
Si pemuda cupu semakin menunduk ketakutan.
"Gini aja, kalian pegangin dia! Biar gua sibak poninya," ucap si pemuda rambut merah dengan seringai jahat.
Si pemuda berjaket kulit dan si pemuda rambut pirang langsung menuruti ucapan si pemuda rambut merah, mereka berdua mengapit kedua lengan si pemuda cupu. Si pemuda cupu tentu saja tidak tinggal diam, dia meronta-ronta berusaha melepaskan diri.
"Baiklah. Sekarang mari kita lihat, sejelek apa matanya. Jadi siap-siap aja Kuny..." ucapan si pemuda rambut merah terpotong saat ada sepasang tangan yang menariknya dan menceburkannya ke dalam lubang yang berisi air kotor dan lumpur tadi, alhasil seragam pemuda itu menjadi sama kotornya dengan seragam si pemuda cupu.
Bukannya membantu, tapi teman-temannya malah menertawakannya. Si pemuda rambut merah langsung berdiri dan menatap sengit ke arah si pemilik tangan yang menariknya, yang ternyata adalah seorang gadis bertubuh jangkung yang sedang menatapnya tak kalah sengit.
"Apa yang lo lakuin hah?" teriak si pemuda rambut merah.
"Lo tambah ganteng kalo kaya gini," jawab gadis itu asal dengan senyum tanpa dosa yang disengaja, membuat wajah si pemuda rambut merah memerah karena marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship And Love (SUDAH TAMAT)
Ficção AdolescenteAbel, cewek pindahan dari sekolah lain yang jatuh cinta kepada cowok cupan alias cupu tampan bernama Aiden. Rupanya Aiden juga memiliki perasaan yang sama terhadap Abel. Namun di sisi lain Abel dipaksa bertunangan dengan Rael, laki-laki yang sering...