44. Cinta Sejati

192 39 16
                                    

Vote dulu sebelum membaca!!!

*

*

*

*

Brak!

Brak!

"Aaaarghhhh...."

Teriakan Rael berhasil membangunkan Nana dan Lala yang tengah tertidur di sofa. Kedua kucing itu mengeong ketakutan melihat Rael yang tengah menghancurkan barang-barang apapun yang ia lihat.

"SIAL!"

"Brengsek!"

"Gua benci gua benci. GUA BENCI SEMUA INI."

Brak!

"Aaaaaaaaaaargh...."

Rael merosot jatuh, nafasnya terengah-engah. Dia mengusak rambutnya frustasi dengan tangannya yang berdarah-darah.

"Meong...."

"Meong...."

Nana dan Lala berjalan mendekati Rael. Mata bulat mereka menatap Rael intens tanpa berkedip, seolah tengah bertanya kenapa Rael bersikap seperti itu.

"Kalian ketakutan ya? Maaf ya udah bikin kalian takut," ucap Rael pelan. Dia ingin mengelus kedua kucing itu, namun saat melihat tangannya yang berdarah Rael segera mengurungkan niatnya.

"Gua nggak pernah nyangka kalau patah hati bakal sesakit ini. Gua cinta banget sama Abel dan rasanya sakit banget kalau inget bahwa sebentar lagi kita bakal berpisah," ucap Rael kepada Nana dan Lala.

Kedua kucing itu naik ke pangkuan Rael, lalu keduanya bergelayut manja di sana.

"Kalau pertunangan ini putus, kayaknya gua nggak bakal ketemu kalian lagi," ucap Rael dengan senyum getir. "Soalnya kalian harus sama Abel, mama kalian."

"Meong... meong...."

"Meong... meong...."

Nana dan Lala tidak berhenti mengeong, seolah-olah mereka paham dengan ucapan Rael dan mereka tengah memprotes ucapan Rael.

"Mau gimana lagi? Abel suka sama cowok lain. Kami nggak bisa terus ngelanjutin hubungan ini, hal itu cuma bikin kami berdua tersiksa. Walaupun memang sangat berat dan menyakitkan, gua harus melepaskan Abel, biar dia bahagia sama cowok yang dicintainya."

"Meooooong...."

"Meoooooong...."

"Meooooong...."

"Meoooooong...."

Rael terkekeh. "Percuma kalian ngeong-ngeong sampai mulut kalian berbusa sekalipun, gua nggak bakal ngerti... ouch.... ih sakit tau Lala, main cakar aja," kesal Rael saat Lala mencakar paha Rael dengan kaki mungilnya.

Nana dan Lala menggeliat-geliat manja di atas paha Rael, membuat laki-laki itu tertawa geli, namun ia tetap membiarkan kedua kucing itu di atas pahanya. Sepertinya kedua kucing itu tengah berusaha menghiburnya.

* * * *

Abel bangun tidur dalam kondisi mata yang luar biasa sembab, kamarnya yang biasanya bersih kini menjadi kotor karena banyaknya tissue yang berserakan, bekas ingus pula.

Dengan langkah gontai, Abel berjalan ke kamar mandi. Dia hampir saja berteriak kaget begitu melihat penampilannya di kaca. Mata sembab dan ada lingkaran hitam besar di sekelilingnya, hidung beler serta rambut acak-acakan, persis seperti orang gila. Itu pasti disebabkan karena dia semalam menangis sampai jam empat pagi dan dia sendiri bingung tadi dia bangun jam berapa, untung sedang libur.

Friendship And Love (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang