Ayo, vote dulu sebelum membaca!
*
*
*
*
SMA Dewantara pagi itu terlihat ramai seperti biasa, para murid berlalu lalang memasuki kelas mereka masing-masing untuk memulai kegiatan belajar. Tak terkecuali seorang anak laki-laki berpenampilan cupu yang tidak lain adalah Aiden, dia sedang berjalan sendirian memasuki kelasnya. Aiden duduk di kursi pojok paling belakang. Saat anak-anak yang lain asyik mengobrol, dia lebih memilih untuk membaca komik.
Kenapa? Yah, karena dia tidak memiliki teman, satupun tidak punya, anak-anak yang lainnya juga tidak mau berteman dengannya. Karena selain tidak pandai bersosialisasi, dia juga tidak pandai dalam pelajaran, ditambah penampilannya yang terbilang cupu.
Kenapa Aiden seperti itu padahal Heitan justru sebaliknya? Itu karena Aiden sendiri, sifatnya kelewat pendiam dan pemalu. Bahkan dengan keluarganya sendiri dia tidak pernah memulai pembicaraan terlebih dahulu. Kebiasaan Aiden di rumah adalah bermain game dan membaca komik, dia hanya akan keluar jika waktunya makan atau salah satu anggota keluarga memanggilnya.
Keluarganya bahkan hampir menyerah untuk mengubah sifat Aiden yang sudah mendarah daging sejak kecil. Entah dia mewarisi sifat ini dari siapa.
Suasana kelas yang semula bising menjadi sunyi senyap saat seorang pria paruh baya berambut agak panjang yang disisir rapi ke belakang memasuki ruangan, diikuti oleh seorang gadis bertubuh tinggi dan seorang pria tua berpipi cekung yang menenteng kursi di pundaknya. Pria tua itu menurunkan kursi ke lantai, setelah itu ia memegangi punggungnya yang sepertinya encok.
"Selamat pagi anak-anak!" sapa sang pria paruh baya yang tidak lain adalah wali kelas mereka.
"Selamat pagi, Pak!" jawab seluruh murid kecuali Aiden.
Aiden malah sibuk memandangi gadis bertubuh tinggi itu, siapa lagi kalau bukan Abel, gadis itu tengah berdiri di samping sang guru dengan senyum malu-malu.
Abel menyadari kehadiran Aiden, gadis itu langsung tersenyum lebar ke arahnya.
"Hari ini seperti yang kalian lihat, kelas kita kedatangan murid baru," ucap sang guru, beberapa murid-muridnya mengangguk sedangkan yang lain hanya diam. Tanpa perlu dijelaskan ya mereka sudah tahu.
"Abel! Silahkan perkenalkan diri kamu kepada calon teman-teman baru kamu!" pinta sang guru.
Abel mengangguk, dia berdehem sebentar sebelum berbicara. "H-hai!" sapanya.
"Hello!" jawab seluruh murid serempak.
"Perkenalkan, namaku Abel Raviana Putri, aku pindahan dari SMA Pattimura. Semoga kita bisa menjadi teman baik hehehe...." Abel berhenti bicara kemudian tertawa canggung, ia mengernyit bingung sekaligus gugup.
Sang guru yang paham bahwa murid barunya ini bingung untuk bicara lebih lanjut pun lantas menatap murid-muridnya. "Apakah ada yang ingin bertanya kepada Abel?" tanya sang guru.
"Facebook nya apa?" tanya salah satu siswa.
"Umurnya berapa?" tanya salah satu siswi.
"Instagram, nomor WhatsApp?" tanya salah satu siswa.
"Alamat rumah?" tanya salah satu siswi.
"Statusnya apa woi?" teriak salah satu siswa berwajah tampan. Siswa itu langsung digeplak oleh seorang siswi yang rambutnya diikat kuncir kuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship And Love (SUDAH TAMAT)
Ficção AdolescenteAbel, cewek pindahan dari sekolah lain yang jatuh cinta kepada cowok cupan alias cupu tampan bernama Aiden. Rupanya Aiden juga memiliki perasaan yang sama terhadap Abel. Namun di sisi lain Abel dipaksa bertunangan dengan Rael, laki-laki yang sering...