32. Pasar Malam

167 42 8
                                    

Vote dulu sebelum membaca!!!

*

*

*

*

Abel menahan tawa saat melihat Rael berjalan sambil menoleh kesana kemari seperti anak hilang, apalagi wajahnya yang terlihat kentara sekali sedang kebingungan, sangat mendukung.

"Hai Dek, cari siapa? Sini ikut sama Kakak!" ucap Abel sambil tersenyum meledek.

"Apaan sih lo?" jutek Rael, namun wajahnya terlihat malu-malu.

Abel terkekeh. "Banyak permainan nih. Lo mau main yang mana dulu?" tanya Abel.

Rael menggaruk tengkuknya, tampak kebingungan. "Ng... terserah lo aja deh," jawabnya.

"Oooh... oke-oke." Abel menarik tangan Rael menuju tempat permainan lempar gelang. "Lihat boneka Doraemon itu! Gua harus dapetin boneka itu," ucap Abel. "Bang, aku mau main lempar gelang dong."

"Siap, Neng!" sahut abang-abang yang menjaga tempat itu. "Sepuluh ribu dapat empat gelang," jelasnya.

Abel memandang Rael. "Lo harus bantuin gua buat dapetin boneka itu!" pintanya dengan wajah serius.

"Oke. Gampang ini mah," sahut Rael dengan wajah penuh percaya diri.

"Bang, kasih delapan gelang!" pinta Abel kepada abang-abang yang tadi. Abel menyerahkan uang sebesar dua puluh ribu rupiah kepada abang-abang itu.

"Ini, Neng!" kata abang-abang itu sambil menyerahkan delapan gelang kepada Abel.

"Ini gelang lo," ucap Abel, menyerahkan empat gelang kepada Rael. "Gua duluan yang lempar," lanjutnya, dia berancang-ancang melempar gelang di tanggannya pada sebatang besi yang tertancap beberapa meter di depan. Setelah dirasa pas, Abel melempar gelang itu, namun hasilnya meleset. "Aish...."

"Payah lo. Coba lo perhatiin gua!" ucap Rael lalu melempar gelang di tangannya, hasilnya meleset.

"Mampus, makanya gak usah ngatain orang!" sinis Abel namun kemudian dia tertawa meledek. Abel kembali melempar gelang kedua, namun hasilnya meleset, ia melempar lagi, tetap meleset. "Aaaarghh... ini gelang terakhir gua." seru Abel frustasi. "Gua mohon bisa gua mohooon...." Abel melempar gelang terakhir yang dimilikinya, hasilnya tetap meleset. Abel melengkungkan bibir ke atas, kecewa.

Rael yang melihatnya lantas tertawa. Dia melempar gelang keduanya, hasilnya meleset, ia melempar gelang ketiga, tetap meleset dan ini gelang terakhir, Rael benar-benar berkonsentrasi, dia bahkan tidak berkedip. Rael melempar, namun hasilnya tidak kena. "Aaaarg...," teriak Rael frustasi, dia mengacak rambut merahnya kasar. Rael melotot garang pada abang-abang yang sedang tertawa meledeknya.

"Udahlah, nyerah aja. Yuk kita coba permainan lain!" ajak Abel dengan wajah lesu.

"Gak mau, sebelum gua berhasil gua gak akan pergi," ucap Rael tegas. "Bang, kasih gua gelang lagi!" kata Rael mantap, dia menyerahkan uang sebesar seratus ribu kepada si abang-abang.

"Oke," kata si abang-abang dengan senyum lebar, dia menyerahkan empat gelang kepada Rael.

Rael melempar gelang kelima, hasilnya meleset, ia melempar gelang ketujuh, tetap meleset, dia melempar gelang kedelapan, tetap meleset dan gelang terakhir akhirnya dilempar, hasilnya tetap meleset.

"Aaargh...," seru Rael kesal. "Bang, empat lagi!" Rael mencoba lagi, namun dari keempat gelang itu, hasilnya tetap gagal.

"Bang, empat lagi!"

Friendship And Love (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang