31. Jatuh Cinta?

181 37 11
                                    

Vote dulu sebelum membaca!!!!

*

*

*

*

"Eeh... kalian udah pulang," seru Anggita, menyambut mereka di depan pintu. "Loh Abel kenapa?"

"Kakinya nginjek kerang," jawab Rael.

"Ya ampun, kalau gitu harus segera diobatin. Ayo masuk!" seru Anggita lalu masuk ke dalam rumah.

Rael menggendong Abel masuk ke dalam rumah. Saat tiba di ruang tamu, Rael mendudukan Abel di sofa. Anggita datang dengan membawa kotak obat.

"Rael!" panggil Anggita lembut.

"Iya?" sahut Rael.

"Kamu obatin Abel ya! Mamah mau masak buat makan malam."

"Ng... oke," sahut Rael.

"Anak pinter," puji Anggita lalu ia berlalu pergi.

Rael memandang Abel. "Gua harus apa?"

Abel berdecak kesal, bisa-bisanya mamahnya menyuruh Rael untuk mengobati Abel? Padahal Rael tidak mengerti sama sekali tentang cara mengobati orang.

"Pertama, cuci kaki gua. Banyak pasirnya soalnya."

"Jadi gua harus gendong lo ke toilet?"

"Gak perlu. Lo minta aja ke mamah gua buat taruh air anget ke dalam baskom!"

"Oke," sahut Rael lalu bergegas pergi.

Beberapa menit kemudian Rael kembali dengan membawa baskom berisi air hangat.

Rael memasukan kaki kiri Abel ke dalam baskom, lalu dia mengusap-usap kaki Abel pelan-pelan. Abel merasa geli saat kakinya diusap-usap Rael.

Setelah pasir di kaki Abel sudah tidak ada lagi, Rael mengangkatnya.

"Terus?" tanya Rael sambil melihat Abel. "Lah muka lo kenapa, kok merah gitu? Lo sakit karena habis main air?"

Pipi Abel semanas. "Ga-gak kenapa napa. Sini biar gua yang obatin sendiri."

"Gak bisa, Mamah nyuruh gua yang ngobatin lo. Cepet kasih tau apa yang harus gua lakuin?"

"Yakin lo? Apa kaki gua gak bau?"

"Gak tuh. Udah cepet kasih tau apa yang harus gua lakuin!"

"Kasih obat merah ke luka gua!" pasrah Abel.

"Oke." Rael segera mencari obat merah di kotak obat. Setelah ketemu Rael segera meneteskannya ke luka Abel. "Terus apa lagi?" tanyanya.

"Balut kaki gua pakai kain kasa!" sahut Abel, dia merasa sangat malu karena kakinya dipegang-pegang oleh laki-laki.

"Yang ini?" tanya Rael sambil memperlihatkan kain kasa.

"Iya."

Rael segera membalutkan kain kasa ke kaki Abel. Wajahnya serius sekali bahkan sampai tidak berkedip, dia terlihat menggemaskan.

Abel segera menampar pelan pipinya saat dia sadar telah menganggap Rael menggemaskan. Apa? Menggemaskan? Darimananya?

"Kenapa lo?" tanya Rael keheranan.

"Hah? Oooh... itu tadi ada nyamuk di pipi gua. Pas gua mau bunuh malah gak kena."

"Oh. Udah bener kaya gini?" tanya Rael, memperlihatkan hasil kerjanya.

Friendship And Love (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang