38. Reza

189 38 7
                                    

Vote dulu sebelum membaca!!!

*

*

*

*

"Terima kasih banyak ya Abel. Berkat kamu, Rael jadi mau belajar," ucap Ardan sambil tersenyum senang.

"I-iya, sama-sama, Om!" sahut Abel canggung.

Tadi sore Rael datang ke rumah Abel. Ia menyuruh Abel untuk segera bersiap-siap karena Ardan mengundang Abel untuk makan malam di rumahnya.

Tentu saja Abel terkejut bukan main. Apalagi dari semua anggota keluarganya hanya dia yang diundang. Abel masih sangat canggung dengan Ardan maupun Violet, terlebih karena kejadian terakhir kali.

"Ah iya, saya hampir lupa. Saya sudah menyuruh salah satu staf saya untuk menjadi guru les kalian. Namanya Reza, nanti dia akan datang ke sini untuk mengajar kalian," jelas Ardan.

"Makasih, Om," ucap Abel.

"Rael juga lumayan deket sama Reza, karena dialah yang selalu datang saat Rael membuat masalah," lanjut Ardan.

Abel spontan melirik Rael, laki-laki itu tampak cuek saja dan memilih fokus dengan makanannya. Memang sekaku itu keluarga ini.

"Maaf, saya harus pergi dulu karena ada urusan," celutuk Violet, ia mengelap mulutnya dengan tissue. Violet lalu pergi tanpa mengucapkan apapun lagi.

Abel melihat makanan Violet belum habis. Dia kemudian melihat Ardan yang ternyata sedang memandangi punggung istrinya dengan tatapan amat tajam.

Sungguh Abel merasa sangat tidak nyaman dengan acara makan malam ini. Biasanya, jika dia dan keluarganya makan bersama, pasti mereka selalu mengobrol dengan berbagai topik hangat, tidak dengan suasana sedingin ini.

Mereka melanjutkan acara makan malam mereka dengan tenang. Tiba-tiba bel rumah berbunyi.

"Itu pasti Reza," ujar Ardan.

Rael berdiri, lalu ia berjalan menuju ruang tamu. Abel segera berdiri, dia tidak mau hanya berdua dengan Ardan di meja makan.

"Kalau begitu saya nemuin Pak Reza dulu ya, Om," ucap Abel kepada Ardan.

"Iya silakan. Saya juga harus pergi ke ruang kerja saya," balas Ardan, ia berdiri lalu berlalu pergi.

Abel segera pergi ke ruang tamu. Disana, dia melihat seorang laki-laki yang Abel tebak adalah Reza. Laki-laki itu tersenyum kepada Abel dan Rael.

"Apa kabar, Rael! Udah lama kita nggak ketemu, saya selalu sibuk sih," ucap Reza.

Rael tersenyum tipis. "Baik, Om."

Reza menoleh ke arah Abel. "Perkenalkan, nama saya Reza," ucap Reza, mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Abel.

Abel membalas jabat tangan itu. "Salam kenal, Pak Reza." ucap Abel ramah.

"Jangan panggil Pak, panggil aja Om!"

"Iya, Om."

Reza tersenyum simpul. "Ini kedua kalinya saya melihat kamu. Yang pertama saat acara pertunangan kamu dengan Rael," jelas Reza.

"Oooh... begitu," balas Abel lalu terkekeh.

"Baiklah. Ayo kita mulai belajarnya!" ucap Reza dengan senyum manis.

"Baik, Om!" balas Abel.

Mereka belajar pelajaran Matematika. Tidak jauh berbeda dengan Rin, Reza sangat handal mengajari mereka, dengan cepat Abel dapat menguasi materi yang diajarkan. Namun sepertinya hal itu tidak berlaku untuk Rael karena laki-laki itu masih planga plongo tidak paham. Alhasil Reza harus menjelaskan lagi khusus untuk Rael.

Friendship And Love (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang