7. Mencoba

399 230 12
                                    

Vote dulu sebelum membaca!!!

*

*

*

*

Abel terbangun pagi harinya berkat suara alarm yang dia pasang. Sambil menguap lebar Abel turun dari tempat tidurnya lalu berjalan gontai ke kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.

Abel selesai setengah jam kemudian. Jika hari libur Abel memang mandi lebih lama, agar lebih bersih pikirnya. Saat tengah mengeringkan rambut, tiba-tiba ponselnya berbunyi tanda ada pesan masuk. Abel segera membaca isi pesan itu.

Sintia
Siap-siap, bentar lagi lo kita jemput pake mobil si daki

Abel
Oke siap

Abel meletakan kembali ponselnya. Lalu dia memfokuskan wajahnya di depan cermin dan mulai memoles wajahnya dengan segala jenis make up. Bukan make up yang menor, dia lebih suka yang sederhana dan natural.

Tidak butuh waktu lama, Abel sudah selesai merias diri. Tepat setelah itu dia mendengar suara deru mesin mobil melaju di halaman rumahnya. Abel segera turun ke lantai bawah, disana sudah ada Aiden, Reihan, Sintia, Hani, dan Yerin.

Para perempuan juga memakai make up dengan gaya mereka masing-masing, kecuali Yerin yang tetap mempertahankan wajah naturalnya. Meskipun sikapnya terkesan alay, Yerin termasuk gadis yang tomboy. Dia selalu malas jika harus berurusan dengan segala tetek bengek yang bernama make up.

Sebenarnya Abel tidak ingin terkesan terlalu percaya diri, namun entah kenapa dia merasa terus mendapat tatapan aneh dari Aiden, yang membuatnya merasa sedikit salah tingkah.

"Noh kan, Abel aja dandan masa lo sendiri yang gak?" cerocos Sintia pada Yerin.

"Males ah, lagian lo tau sendiri kan gua gak terlalu jago," sahut Yerin acuh.

"Ya lagian setiap gua mau ajarin lo selalu nolak."

"Iya kapan-kapan gua mau. Yuk ah, kita berangkat!"

"Mah, aku berangkat dulu ya," kata Abel sambil mencium tangan Anggita.

"Iya, hati-hati di jalan!" ucap Anggita.

"Iya. Yuk keluar!"

Mereka masuk ke dalam mobil Reihan. Reihan di kursi kemudi dan Aiden di sampingnya, Hani dan Sintia di kursi kedua, Abel dan Sintia di kursi paling belakang.

Ini pertama kalinya Abel masuk ke mobil sport semewah ini. Sebenarnya keluarga Abel juga punya mobil mahal, tapi sepertinya masih kalah jauh dengan milik Reihan.

"Ini beneran orang tua lo beliin mobil ini khusus buat lo?" tanya Abel dengan nada iri, memandang setiap sudut mobil itu dengan pandangan kagum.

"Yoi... baru dibeliin kemarin nih. Cuma gua gak boleh sering-sering make. Belum punya SIM soalnya. Setengah tahun lagi kayaknya gua punya SIM," jawab Reihan bangga, kemudian mulai melajukan mobilnya. "BMW M4 Coupe, lumayan buat mobil pertama yang gua punya." Reihan menyebutkan merek mobil tanpa perlu diminta.

"Lo kayaknya disayang banget ya," ujar Abel dengan nada iri.

"Jelas, orang gua anak satu-satunya," sahut Reihan.

"Kok bisa sih lo masih jomblo, padahal tajir gini? Pasti banyak cewek yang mau," ucap Abel.

"Percuma kaya, buluk ama bego begini siapa yang mau. Walaupun mau paling juga cewek matre yang mau morotin duitnya," sambar Sintia yang mengundang gelak tawa yang lainnya.

Friendship And Love (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang