37. Sifat Asli

184 35 24
                                    

Vote dulu sebelum baca!!!

*

*

*

*

Sementara di taman sekolah, Aiden dan Sally tengah duduk di kursi taman. Aiden menatap lurus ke depan, sama sekali tidak melihat Sally.

"Gua...," ujar Sally memulai pembicaraan. "Gua harap kita bisa temenan kaya dulu lagi. Terlepas dengan semua yang terjadi."

Aiden terpaku, merasa terkejut karena Sally sudah memakai panggilan 'lo dan gua' lagi seperti dulu. Aiden merasa belum terbiasa.

"Lo mau kan Aiden?"

"Gampang banget lo bilang gitu setelah apa yang telah lo perbuat ke gua," ucap Aiden dingin, dia masih belum melihat Sally.

"Maafin gua, Aiden!" ucap Sally dengan nada penuh penyesalan.

"Kesalahan lo terlalu besar sampai rasanya sulit banget buat maafin lo." Aiden memandang Sally datar, tidak ada lagi tatapan dan senyuman hangat untuk gadis itu. Sally sudah terlalu dalam menaruh luka di hati Aiden. "Bagi gua lo adalah masa lalu gua yang paling menyakitkan dan pengin banget gua lupain. Mulai sekarang jangan pernah berusaha deketin gua, jangan ajak gua bicara!" Aiden berdiri lalu melangkah pergi.

"Lo gak bisa ya kalau nggak benci gua?" seru Sally.

Aiden membalikan tubuhnya, dia menatap Sally tajam. "Pasti. Sejak putus sama lo, gua dilanda rasa penyesalan. Karena udah memilih lo daripada Abel yang udah jelas-jelas tulus sama gua. Pacaran sama lo adalah kesalahan terburuk dari yang terburuk. Lo emang cantik, tapi hati lo busuk."

Wajah sayu Sally lenyap, digantikan dengan wajah penuh amarah. Aiden sampai kaget melihatnya.

"Sialan lo, Aiden. Gua udah berkali-kali minta maaf sama lo, tapi lo malah hina-hina gua. Dasar nggak tau diuntung! Seharusnya lo bersyukur karena pernah pacaran sama gua disaat semua cowok ngejar-ngejar gua dan gua masih baik hati ngajak lo temenan setelah lo mutusin gua. Seharusnya gua yang mutusin lo bukan malah sebaliknya," ucap Sally geram. "Gara-gara temen-temen lo yang nyebar gosip kalau gua manfaatin lo, semua orang jadi jauhin gua."

Aiden tertegun begitu mendengar ucapan Sally, belum pernah dia mendengar Sally berbicara sekasar ini. Namun beberapa saat kemudian Aiden terkekeh sinis, dia berjalan mendekati Sally. "Bener kata Sintia dulu, lo itu nggak sepolos seperti yang terlihat. Lo punya sisi jahat yang disembunyikan dengan amat baik dengan wajah cantik lo. Setelah gua tau sisi busuk lo, perasaan gua ke lo hilang total, secepat itu, hilang," ucap Aiden dingin. "Jawab jujur, lo minta maaf dan ngajak gua temenan bukan tanpa alasan kan? Biar lo bisa ngambil simpati orang-orang lagi. Sayangnya gua nggak mau maafin dan temenan sama lo. Biarin semua orang tau kalau lo itu aslinya jahat. Selamat menikmati hujatan semua orang, lo pantes dapetin itu."

Setelah mengatakan itu, Aiden berjalan pergi. Wajahnya yang tadinya kaku perlahan melunak, digantikan dengan ekspresi wajah penuh penyesalan.

"Abel, gua udah melakukan kesalahan besar karena udah mencampakan lo. Apa gua masih punya kesempatan buat dapetin lo? Abel, mulai sekarang gua akan berjuang dapetin lo lagi, gua nggak akan lepasin lo lagi."

* * * *

"Lo ngapain di sini?"

"Jemput Abel lah, kan gua tunangannya. Yang seharusnya tanya itu gua, ngapain lo di sini?"

Abel segera keluar dari rumah karena mendengar suara ribut di halaman rumahnya. Matanya langsung membulat begitu melihat Rael dan Aiden tengah bertengkar di halaman rumahnya.

Friendship And Love (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang