17. Sengaja Atau Tidak

180 40 1
                                    

Vote dulu sebelum membaca!!!

*

*

*

*

Abel dan Sintia berjalan beriringan di sepanjang koridor sekolah. Mereka baru saja dari kantin. Tadi saat Abel baru tiba di kelas, Sintia langsung menyeret Abel ke kantin. Belum sarapan katanya. Jadilah Abel menemani Sintia makan sembari memakan makana ringan.

"Oh iya hampir lupa, PR Fisika lo udah?" tanya Abel sambil mengemut permen.

"Beres dong," sahut Sintia bangga.

"Gua ada satu soal yang kurang ngerti, nyontek ya!" pinta Abel.

"Tumben nyontek, biasanya cuma minta dijelasin?"

"Kelamaan dodol, keburu bel masuk. Ini kan gara-gara lo yang ngajak temenin makan."

"Oh iya, hehehe...."

Abel dan Sintia memasuki kelas mereka. Abel melihat Aiden dan Reihan sedang mengobrol dengan si murid baru, Sally. Mereka terlihat sudah lumayan akrab. Reihan menyadari kedatangan Abel dan Sintia.

"Oy, sini-sini!" seru Reihan.

"Lo mangil siapa daki?" sewot Sintia.

"Manggil lo, Sinting!" sahut Reihan.

"Manggil tuh yang bener! Bodo amat gua gak bakal ke sono."

Reihan memasang senyum kaku. "Sintia yang cantik, comel dan pinter, kesini gih!" pinta Reihan dengan nada genit.

"Iya Om, ada apa?" tanya Sintia membuat Reihan mengumpat pelan.

"Nyontek PR Fisika dong!" pinta Reihan dengan wajah memelas.

"Imbalannya?" tanya Sintia angkuh.

"Mie ayam?" tawar Reihan.

"Bosen."

"Bakso."

"Juga."

"Terus maunya apa?"

"Siomay hati satu porsi sama jus alpukat."

"Oke deh," ucap Reihan meskipun wajahnya terlihat tidak ikhlas.

Sintia bergegas menuju mejanya lalu mengambil buku dari dalam tasnya. Setelah itu ia kembali ke meja Aiden dan Reihan. "Nih, cepetan nyalinnya! Bentar lagi bel."

"Siap," seru Reihan riang lalu ia memandang Sally. "Sally, lo ikut nyalin juga sini! Sintia sinting-sinting gitu otaknya encer."

"Gua tarik lagi nih ya, bukunya," ancam Sintia kesal.

"Eh, iya-iya ampun," ujar Reihan cepat.

Sintia beralih menatap Sally. "Ngomong-ngomong, kita belum kenalan. Kenalin, nama gua Sintia," kata Sintia sambil menyodorkan tangannya.

"Sally," sahut Sally sambil membalas jabatan tangan Sintia. Sally tersenyum, membuat kecantikannya semakin memancar. Aiden dan Reihan terlihat memandang Sally dengan tatapan kagum, hal itu membuat Abel dan Sintia sedikit tidak suka.

"Eh gua jangan dilupain! Kenalin, nama gua Abel," timpal Abel sambil menyodorkan tangannya kepada Sally.

"Hai Abel, salam kenal," kata Sally sambil membalas jabat tangan Abel.

"Ey... lagi pada ghibah apa?" seru Yerin yang tiba-tiba datang bersama Hani.

"Lagi kenalan sama Sally," jawab Abel.

Friendship And Love (SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang