🌻10. Mereka🌻

94 21 7
                                    

"Cinta pertama? Sungguh hal yang mustahil bagiku"

-Aryl-

Happy Reading

Selesai menunaikan sholat isya secara berjama'ah, Liyah dan sahabat serta adiknya itu memilih ke mini market untuk membeli cemilan.

Kini mereka sudah sampai di depan mini market itu.

"Eh, yang masuk siapa?"tanya Liyah menatap teman-temannya.

"Aku aja dehh..."jawab Bulgia seraya melangkah memasuki mini market tersebut dengan percaya dirinya.

"Eh! Aku juga ikut Bulgia yah"Aidah ikut menyusul Bulgia memasuki mini market itu.

Sementara yang lainnya hanya mengangguk menyetujui ucapan Aidah barusan.

Sekarang ini Liyah, Izza, dan juga Aisyah memilih untuk duduk di bangku depan mini market tersebut yang langsung berhadapan dengan cafe di seberang jalan mini market itu.

Liyah melirik cafe jalan tersebut yang ramai akan pengunjung, sementara Izza di sampingnya sibuk menonton video lewat hp milik Bulgia bersama Aisyah.

Liyah yang masih sibuk dengan arah pandangannya yang mengarah ke cafe tersebut pun buyar, ketika melihat sosok kumpulan cowok duduk di salah satu tempat cafe tersebut.

Mata Liyah memicing ketika ia melihat sosok yang mungkin ia kenal di salah satu kumpulan cowok tersebut.

'Kak Aryl?' Batinnya.

Liyah melirik Izza "Eh Za! Bukannya di seberang sana itu kak Aryl?"tanya Liyah.

Izza menoleh kemudian melirik cafe tersebut, "he'em....itu kak Aryl dengan best friend nya, emang kenapa?" Jawab serta tanya Izza.

Menggeleng sebentar "Enggak papa kok, cuman nanya aja"

Izza yang mengerti pun hanya mengangguk kemudian kembali fokus pada ponsel yang Aisyah pegang.

Sementara di tempat lain.

"Eh lu pesan gih!" Titah Chandra pada Dimas yag duduk di sampingnya.

Dimas melirik Chandra "Elahh...gw mulu lo suruh, noh si Nugrah, gw kagak mau" ucap Dimas seraya mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

Chandra yang mendengar ucapan sahabat absurd nya itu pun, melirik Nugrah yang fokus pada ponsel di tangannya.

"Nug! Pesan gihh..."pinta Chandra kembali.

Nugrah mendongak menatap Chandra "No, No, No" ucapnya seraya mengacungkan jari telunjuknya seolah tidak menerima permintaan Chandra.

"Ekhemm...biar gue aja yang pesan"

Aryl yang semula menatap teman-temannya itu pun, mulai beranjak dan menuju tempat pemesanan di cafe tersebut.

"Memangnya cafe ini tidak menyediakan pelayan?" Tanya Ikhwan yang sedari tadi hanya menyimak.

"Elahh...lu ngomong gitu, seolah baru pertama kali aja lu ke sini Wan! Ck!" Ujar Dimas di akhiri dengan kekehannya.

Sedangkan Ikhwan hanya tersenyum kikuk, "bukan gitu...tapi kan biasanya ada pelayan yang minta pesanan kita, bukan malah kita yang minta pesanan" alibinya.

"Lu kagak liat tuh, pengunjungnya udah kayak ibu-ibu borong diskon baju di pasar?" Gerutu Nugrah sambil menunjuk para pengunjung padat tersebut.

Ikhwan hanya mengangguk mengerti seraya ikut memainkan ponsel miliknya.

InsyaAllah IkhlasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang