🌻26. Sulit🌻

38 9 2
                                    

Happy Reading

Saat ini Liyah dan teman-temannya sudah berada di taman belakang sekolah, Hawa belum juga datang, padahal mereka sudah menunggu gadis itu selama hampir 3 manit. Untung saja para guru rapat sampai jam pulang sekolah. Jadi, mereka tidak perlu khawatir akan terlambat masuk kelas.

Tidak lama setelah itu, terlihat seorang gadis berlari menghampiri mereka berempat.

"Sorry lama, hah....hah...hah.... tadi aku bantuin Bu Rika bawa buku cetak ke perpus" ujar Hawa ngos-ngosan.

"Nggak papa Wa!" Ujar Liyah sembari tersenyum.

Hawa terlihat menatap satu persatu gadis di depannya "Tunggu. Kalian terlihat ka—ku, hahhahahaah.... sebenarnya apa yang ingin kalian bicarakan sampai wajah kalian terlihat begitu serius?" Tanya Hawa tertawa terbahak-bahak.

Izza memutar bola matanya, ia sedang duduk bersandar di bawah pohon Jambu yang berdaun lebat itu "kita lagi serius Wa!" Kesal Izza pada Hawa.

Hawa melirik Izza yang sedang memejamkan matanya menerima hembusan angin yang menerpa wajahnya.

"Hehehe...memangnya mau bahas apa?" Tanya Hawa kini terlihat lebih serius dari sebelumnya.

Liyah melirik Hawa "kamu tau Nidya di mana?" Tanya Liyah penasaran.

Hawa terlihat berpikir, setelahnya ia mengangguk mengiyakan.

"Tadi aku liat dia di Rooftop sekolah, aku penasaran jadi aku ngikutin dia, memangnya kenapa dengan Nidya?" Tanya balik Hawa.

Liyah melirik teman-temannya kemudian beralih menatap Hawa.

"Ada yang mau kita bicarakan dengan dia, tapi kita minta bantuan kamu" ujar Liyah membuat Hawa mengerutkan keningnya bingung, hal apa sampai mereka meminta bantuan padanya?

"Bantuan apa?" Tanya Hawa.

"Bantu kita bicara dengan Nidya tentang Marisa yah? Lagian kamu kan temannya Nidya" pinta Liyah memohon.

Hawa bingung, ia bahkan sudah lama tidak saling tukar cerita dengan Nidya "Umm... aku dengan Nidya sudah tidak sedekat dulu, tapi....... aku akan bantu kok, selagi aku bisa" ujar Hawa mengundang senyum Liyah dan teman-temannya.

"Thanks Wa! Kamu emang the best lah" ucap Bulgia sembari memeluk Hawa, dengan senang hati gadis itu juga membalas pelukan tersebut.

"Makasih Wa!" Ucap Liyah tulus.

Hawa mengangguk seraya tersenyum "Sama-sama"

Izza dan Aidah pun kini beranjak dari duduk nya.

"Oke. Sekarang kita ke rooftop?" Tanya Izza seusai duduk dari tempatnya tadi.

Liyah melirik Izza kemudian mengangguk singkat.

*****

"Apa yang harus aku lakukan? Buktinya ada padaku, dan apa aku harus memberitahu seseorang tentang ini?" Gumam seorang gadis yang tak lain adalah Nidya, gadis itu tengah duduk pada bangku panjang atas rooftop.

"Tapi mereka akan mengejar ku, ya Allah berikan aku petunjuk, aku harus mendukung kebenaran" gumam Nidya kembali.

Ceklek....

Terdengar pintu rooftop di buka, Nidya menoleh ke arah pintu, secara bersamaan matanya membulat melihat siapa yang berada di rooftop sekarang.

Dia adalah Yusuf.

Cowok yang ia kagumi sewaktu pertama kali dirinya masuk Sma Jaya Bangsa.

*****

InsyaAllah IkhlasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang