🌻29. Diki🌻

100 6 12
                                    

✨Happy Reading✨





"WOYY!!! DIAM LO!!"

Semuanya menoleh ke sumber suara yang berasal dari arah pintu kelas. Di sana, di ambang pintu berdiri seorang cowok jangkung yang merupakan ketua ekskul karate Sma jaya bangsa.

"Heh! Curut! Lo ganggu orang nyanyi aja deh!" omel Nugrah sembari turun dari atas kursi guru.

Cowok berjangkung yang di takuti oleh banyaknya siswa-siswi Sma Jaya Bangsa itu terkekeh, cowok tersebut memilih melangkah mendekati Nugrah, menepuk bahu Nugrah beberapa kali.

"Kalau lagi ngadain konser itu. Ajak gue lah" ujar cowok bername tag M.Diki Jaelani tersebut.

Nugrah mendengus kemudian menatap semua penontonnya. Bahkan ada beberapa yang sudah meninggalkan kelas itu, sambil ketawa-ketiwi melihat hasil rekaman video Nugrah dan yang lainnya.

"Heh! Lo nggak liat tuh para penonton gue udah pada bubar? Taik lo!" Ujar Nugrah sinis.

"Iya nih temennya tayo ganggu aja. Orang lagi serius main gitar juga" Dimas ikut menimpali seraya menyimpan kembali sapu yang di pakainya tadi.

"Elahh... orang pengen ikut doang bukannya mau ganggu, itu juga. Nama gue Diki yah! Bukan Lani!" ujar Diki menatap Dimas tajam.

Sementara Dimas hanya memutar bola matanya malas "Eh! Lo nggak liat tuh nemteg lo M Diki Jaelani? Ada Lani nya kan? Berarti lo temannya tayo dong"

"Taik Lo Mas!"

"Eh bambang! Gue bukan tukang bakso yah. Sembarangan panggil gue Mas!" Ucap Dimas tak terima di panggil dengan embel-embel Mas.

"Lah? Yang bilang lo tukang bakso siapa mamang? Emang salah yah? Bukannya nama lo Dimas? Berarti nggak salah dong kalau gue singkat jadi Mas" ucap Diki sambil menaik turunkan alisnya menggoda Dimas.

Dimas sendiri hanya bisa memutar bola matanya malas "Serah lo deh ikan asin! Capek gue ngomong sama dedemit kayak lo! Ganggu konser orang aja!"

"Mana ada? Kan tadi gue udah bilang, kalau gue itu nggak ganggu kalian. Gue kan cuma masuk tuh pengen ngikut konser juga" balas Diki kemudian berjalan mengambil duduk tepat di depan Aryl.

Aryl dan Ikhwan hanya bisa diam menyimak. Lagi pula, tidak ada gunanya meladeni ucapan-ucapan unfaedah dari cowok-cowok itu.

"Anjir! Itu namanya lo ganggu bebek! Lagian lo masuk pake acara teriak-teriak kek toa. Ya otomatis si Anug nyanyi nya kandas" celetuk Candra sembari duduk di atas meja yang barusan di gunakannya sebagai gendang.

Diki lagi-lagi mendengus "Salah lagi gue" gumamnya pelan, namun masih bisa di dengar oleh anggota Parpri.

"Emang lo serba salah Ki! Sabar aja" Taufik terkekeh sembari menepuk pundak Diki berkali-kali. Membuat sang empu mendengus kesal.

Diki menoleh ke belakang di mana Aryl dan Ikhwan tengah duduk. Aryl yang sibuk berkutat dengan ponsel, sementara Ikhwan yang tegah fokus membaca sesuatu yang Diki sendiri tidak ketahui apa.

"Ryl!" Panggilnya pada Aryl.

Aryl hanya berdehem menanggapinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

InsyaAllah IkhlasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang