🌻16. Si Tas Merah🌻

77 17 1
                                    


~Happy Reading~

"Makasih kak udah mau nolongin kita! Untung aja ada kalian, kalau tidak mungkin kami berempat udah ada di sini semalaman" ucap Bulgia mewakili teman-temannya.

Nugrah tersenyum sumrigah menatap Bulgia "Iya! Sama-sama Beb!" Balas Nugrah membuat Bulgia membulatkan matanya tidak percaya, tentu saja karena ia terkejut.

"Idihh....amit-amit"

"Amit-amit, tapi lo juga suka kan?"

"Suka? Adanya gue jijik kak" begitulah Bulgia, jika di hadapkan dengan seorang cowok, pasti ia akan mengganti Aku-Kamu menjadi Lo-Gue.

Sementara yang lain hanya menyimak perdebatan Nugrah dan juga Bulgia.

"Nanti lo liat aja, lo pasti bakalan suka sama gue"

"Semoga aja gak bakalan pernah terjadi"

Nugrah tersenyum remeh, "kita lihat aja nanti"

Bulgia tidak mengindahkan ucapan Nugrah barusan, ia lebih memilih untuk mengalihkan pandangannya yang penting bukan Nugrah yang menjadi objeknya.

Izza menggeram kesal "Gia! Kamu kalau ngomong sama kakak kelas, sopan dikit kenapa? Bikin malu aja tau nggak?" Bisik Izza pada Bulgia.

Sementara Bulgia hanya menghembuskan napasnya gusar.

"Eumm...sekali lagi makasih ya kak, kalau gitu, kita pamit dulu, Assalamu'alaikum" ucap Liyah sedikit merunduk pada Aryl yang berada di depannya.

Aryl hanya memandang datar sambil bergumam kecil, Liyah dan juga teman-temannya pun melenggan pergi meninggalkan koridor menuju parkiran sekolah.

*****

"Gue gak bakal lepasin kalian berempat gitu aja" gumam Seseorang dari balik tembok koridor, menatap penuh benci ke arah empat sosok gadis yang berjalan menuju parkiran.

*****

Taufik menatap ke empat gadis tersebut binar, tepatnya pada Izza.

"Widihh...tuh cewek yang rambutnya di gerai panjang cantik bat anjir!" ucap Taufik masih memandang Izza dari jauh.

"Heh! Lambe cendol! Lo ngomong apa barusan?" Tanya Nugrah sambil menepuk pundak Taufik.

Taufik menoleh "Nape? Dia masih jomblo kan? Selagi janur kuning belum melengkung masih bisa di tikung juga" ucap Taufik santai.

"Yee...si Mamang! Eh bukannya gue mau jujur, tapi dia itu gebetannya si Dimas, emang lo mau di tonjok ama herkules?" Tanya Nugrah membuat Taufik bergidik ngeri.

"Ya kagaklah...tadi gue bilang apaan emang? Selagi janur kuning belum melengkung masih bisa di tikung kan?"

"Serah.....kau lah Bang Conge" pasrah Nugrah.

"Heh! Toge layu! Lo ngomong apa tadi? Conge? Gue kagak conge yah? Enak aja lo! Pake ngata-ngatain gue segala lagi" gerutu Taufik tidak terima.

InsyaAllah IkhlasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang