🌻28. Hinaan🌻

51 7 2
                                    

Happy Reading

Gaess...jangan lupa vote dan koment nya yah.




"APA SEBUT-SEBUT NAMA GUE!!"

Liyah terdiam, dalang dari aksi penculikannya datang bersama dengan antek-antek nya yang tak lain adalah Afifa dan Siska.

"APA HAH!! KENAPA LO PADA DIAM!?" Tanya Audi membentak.

Izza melangkah maju "Sorry kak! Bukannya gue nyalahi elo, tapi bener kan? Kalau lo yang nyuruh Marisa buat nyulik Liyah?" Pertanyaan dari Izza seketika membuat tubuh Audi menegang.

Gadis itu meneguk salivanya kuat, kemudian menggeleng cepat.

"Nggak!! Bukan gue! Lo nggak usah asal nuduh gitu deh!" Ujar Audi dengan nada tak suka.

Bulgia mendelik tajam "Alahh... sekalinya lo bohong, maka seterusnya lo pasti bohong kak! Makanya, mulai sekarang itu biasain buat jujur. Lagian apa salahnya sih jujur?" Katanya dengan angkuh.

Hal itu membuat Audi semakim geram dan mengepalkan tangannya kuat, sorot matanya berubah tajam dengan tampilan senyum miring pada sudut bibir kanannya. Seram. Satu kata yang menggambarkan raut wajah Audi sekarang.

"Lo mau gue jujur?" Desis Audi Sinis "Ya. Emang gue yang nyuruh Marisa buat nyulik Cewek itu! Kenapa? Karena dia udah berani cari perhatian Aryl dari gue. Lihat? Kalian udah nggak kaget lagikan? Gimana nggak kaget. Udah ada buktinya" Ucap Audi tersenyum miring seraya menatap Nidya tajam.

Nidya menunduk, takut dengan tatapan yang Audi berikan padanya. Ia tahu bukti yang di maksud Audi adalah dirinya. Ia sadar, kalau Audi sudah tahu bahwa dirinya lah yang merekam percakapan kakak kelasnya itu dengan Marisa.

Usapan lembut pada punggungnya membuatya langsung menoleh pada sang empu. Liyah. Gadis itu menatapnya teduh.

"Jangan takut. Aku sama yang lainnya akan selalu ada buat kamu, dan kalaupun kak Audi nanti nyakitin kamu, aku sama teman-teman aku akan selalu lindungin kamu" Kata Liyah tulus.

Perlahan Nidya tersenyum dan mengangguk. Ia percaya kalau gadis baik hati dan cantik yang berada di sampingnya ini, pasti akan selalu ada buatnya.

Liyah sendiri merasa sangat bersyukur, karena ia sudah mengetahui siapa dalang dari aksi penculikannya waktu itu.

"Kak! Lo nggak tahu apa? Kalau orang-orang pasti bakalan mikir kalau lo itu iri sama Liyah. Kenapa? Secara lo nyuruh orang buat nyulik Liyah, padahal Liyah nggak tahu apa-apa. Dekat sama kak Aryl? Cuma itu alasannya? Rendahan tau nggak!" Bulgia berucap tajam, mulutnya terasa gatal untuk memaki-maki sosok di depannya itu.

Astaghfirullah!

"Heh! Lo nggak usah ikut campur deh. Lo pikir lo itu siapa? Masih untung bukan lo yang bermasalah sama Audi!" Siska maju selangkah, menatap Bulgia sinis.

Bulgia terkekeh "Lalu apa bedanya sama lo? Lo sendiri ikut campurkan?"

"Bul! Udah!" Aidah memegang bahu Bulgia, membuat sang empu menoleh ke sumber suara.

"Tapi mereka udah keterlaluan Ai!" Desis Bulgia penuh penekanan.

Aidah menggeleng kemudian menatap Audi "Kak! Bukannya kita mau cari masalah sama kakak. Tapi kita cuma mau mengingatkan kalau yang kakak lakuin itu salah. Salah di mata Allah. Apa kakak gak takut kena dosa?"

InsyaAllah IkhlasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang