Prolog

365 45 2
                                    

Koridor panjang dengan dinding bercat putih itu menerima lebih dari cukup penerangan. Entah, kapan terakhir kali kawasan ini dijamah oleh manusia. Yang pasti, sudah cukup lama ruangan ini ditinggalkan, melihat debu pada dinding bercat putih yang bisa dibilang lumayan tebal. Pencahayaan yang masih terbilang terang, kemungkinan berasal dari aliran listrik yang tersambung dengan asrama.

Begitu keluar dari saluran pipa berdiameter kurang lebih 1 meter, sebuah koridor panjang menyambut dengan auranya yang suram. Sepanjang dinding koridor, terpajang beberapa foto yang kelihatannya sudah berumur dalam bingkai kayu. Diantaranya foto para dokter, ilmuwan, juga foto anak-anak.

Setelah sampai ujung koridor, terdapat beberapa ruangan yang sepertinya telah lama tidak digunakan. Semua pintu ruangan disana tertutup. Tapi begitu berbelok di koridor, ada sebuah ruangan yang bagian depannya tertutup kaca setebal 5 inci dan luas sekitar 2×3meter. Permukaan kaca itu tak bersih bukan hanya karena banyaknya debu yang menempel, tapi juga karena banyaknya bercak darah yang telah mengering.

Ruangan yang tertutup kaca tebal tersebut disoroti pencahayaan dari lampu neon yang menempel pada atas pintu ruangan di seberangnya. Apapun yang mengganggu pencahayaan itu, menimbulkan bayangan sampai ke dalam ruangan, maka mahluk-mahluk di balik lapisan kaca tersebut akan menoleh perlahan secara bersamaan. Lantas berebut berlari tertatih sebisanya menuju kaca, membenturkan tubuhnya yang makin hancur disana, berusaha keluar. Membuat kaca semakin kotor oleh noda darah.

Mahluk-mahluk itu adalah manusia yang sebenarnya mati, badannya tak lagi utuh, sebagian besar telah membusuk, namun mereka semakin buas seiring lamanya waktu mereka ditahan di tempat itu.

What ForTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang