No : 05

12.9K 1.3K 69
                                    

Tidak ada yang tau kalau kadang keadaan bisa berubah mengerikan seiring berjalannya waktu. Iya, mengerikan, begitu yang dipikir Nathan. Ia sedang santai main game di handphone waktu kakaknya tiba-tiba masuk kamar. Bukan hal yang aneh, Thalia bisa sesuka hati masuk kamar Nathan. Nathan tidak mempermasalahkannya sama sekali, tapi Thalia justru datang karena ingin mempermasalahkan sesuatu.

Ya. Tentang hubungan Nathan dan Milan.

Saat Thalia duduk melipat kaki di atas kasur, Nathan lekas membenarkan posisinya. Ia rasa harus karena saat melirik wajah Thalia tadi, kakaknya itu berekspresi sangat serius.

"Dek, jujur sama aku."

Baru satu kalimat, Nathan langsung menegak liurnya kasar.

"Hubungan kamu sama Milan, udah lebih dari ciuman kan?"

Dan yang berikutnya sukses buat Nathan membelalak tidak percaya. Suaranya yang memang tidak pernah mau ia keluarkan, terasa seperti benar-benar hilang.

"Dek!"

"Nggak." Nathan menggeleng cepat.

"Jujur!" tapi Thalia memaksa, wajahnya juga jauh dari kata bercanda. "Dek!"

Mau tidak mau, Nathan mengangguk juga. Seketika ia dengar Thalia mengerang keras, kesal, membuang napas berat sampai mengusap wajahnya dengan kasar. "Kamu tuh Dek-"

"Jangan bilang ke Mama sama Papa." sela Nathan, dengan ekspresi dan bahasa yang sangat memohon.

"Gak bilang gimana sih? Aku aja tau dari Mama kok!"

Rasanya seperti tersambar petir di hari cerah. Sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Nathan tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Kamu tuh dibiarin pacaran sama Milan bukan buat begituan! Mama sama Papa gak pernah masalahin kamu pacaran sama Milan, kamu sendiri tau itu. Eh ini malah ngeseks bebas! Diajarin siapa? Tau dari mana?! Milan?"

Nathan lekas menggeleng cepat-

"Terus siapa?!" bentakan Thalia lekas menyela dan buat Nathan malah semakin menunduk kaku. "Kalo bukan Milan terus siapa? Kamu yang minta? Iya?" tapi yang ditanya hanya diam saja. "Mama sama Papa tuh khawatir, mikirin kamu, gimana kalo nanti kamu sakit ini sakit itu, gimana? Kamu gak mikirin mereka?"

"Tapi Milan pake pengaman."

"Mau pake kek, nggak kek, yang namanya seks bebas ya gak bagus! Kamu nih!" toyor Thalia kasar, hinggak buat tubuh Nathan terguncang.

"Maaf.."

"Bukan sama aku, sama Mama sana! Selama ini Mama sama Papa diem karena gak mau buat kamu gimana-gimana, gak mau kamu mikir aneh-aneh. Mereka tuh sayang sama kamu makanya mereka begitu, tapi kalo begini kamu juga yang kelewatan."

Nathan hanya bisa menunduk, dadanya sesak karena kena bentak Thalia. Belum lagi matanya yang terasa panas mau menangis.

Nathan mengakui ia salah. Selama ini ia pikir semuanya baik-baik saja, dan kedua orangtuanya juga tidak pernah mempermasalahkan hubungannya dengan Milan. Ia tidak mengerti darimana mereka bisa tau kalau memang Nathan dan Milan sudah melakukan seks dalam hubungan mereka.

Saat Thalia pergi dengan perasaan masih geram, Nathan baru benar-benar menangis. Dadanya terasa makin sesak. Ia meremat handphonenya, ingin menelpon Milan saat itu juga tapi Nathan juga tidak bisa bicara. Kalau melalui chat, tidak enak, harus menunggu, Nathan ingin bicara langsung, ingin dengan Milan.

Selama ini hubungannya selalu baik-baik saja, tapi seketika berubah menjadi seperti ini. Nathan sampai tidak bisa mengingat semalam ia mimpi apa sampai bisa punya kejadian seperti ini.

No Voice (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang