1 •Meet

351 50 2
                                    


Dug dug dug

Arin dengan ganasnya memukul tikus yg bermunculan dilobangnya hingga tak satupun terlewatkan.

Sepertinya ia menganggap tikus itu dua orang yg ia temui tadi sampai tak sadar air matanya masih mengalir membuat para pengunjung yg lain menatapnya aneh.

"Kena lo njink"

"Mampus lo"

"Mamam tuh palu"

"Mati lo mati hiks hiks"

"Pecah-pecah dah pala lo"

"Air mata goblok hiks! Udah dong jgn keluar mulu!"

"Bangsul kapan matinya sih lo"

"Anjir ngajak temen byk bgt hiks hiks"

"Oh maennya keroyokan, lo pikir gue takut?"

"Gw getok hiks pke sepatu kali ya?"

Ia mulai membuka sepatu nya dengan cepat namun tiba-tiba ada yg menahan tangannya.

"Adek maennya gaboleh ganas gini, nanti permainannya rusak"jelas pria itu.

Wait!

Bentar!

Adek?



***



Soobin melangkahkan kakinya ke timezone menuju area permainan basket. Ya! Lebih baik ia lampiaskan pada bola orange itu.

"Mamam tuh palu"

"Mati lo mati hiks hiks"

"Pecah-pecah dah pala lo"

"Air mata goblok hiks! Udah dong jgn keluar mulu!"

Soobin menghentikan langkahnya, matanya menuju kearah gadis dibelakangnya yg terus mengumpat pada permainannya sambil menangis.

"Bangsul kapan matinya sih lo"

"Anjir ngajak temen byk bgt hiks hiks"

Ga waras nih bocah.batinnya

"Oh maennya keroyokan, lo pikir gue takut?"

"Gw getok hiks pke sepatu kali ya?"

Melihat orang asing yg tingginya hanya sedadanya itu mulai melepas sepatunya ia buru-buru berlari dan mencekal tangan gadis yg ia sebut bocah tadi.

"Adek maennya gaboleh ganas gini, nanti permainannya rusak"jelasnya lembut.

Gadis didepannya terdiam sebentar lalu mengerjapkan matanya. Ia pikir bocah didepannya akan meminta maaf ternyata

"Lo manggil gue adek? Lo pikir gue bocah? Eh om asal lo tau ya umur gue udh 18 tahun, udh masuk universitas!"sahutnya kencang.

Om? Setua itukah dia?

Soobin tersenyum lembut lalu menarik tangan gadis itu menjauh, ia malu dimaki-maki bocah didepan umum seperti ini.

"EH EH EH OM LEPASIN!"teriak gadis itu kencang.

Soobin tak peduli ia tetap berjalan dan akan memberikan ceramahnya pada gadis yg tak sopan ini.

"OM CULIK YA? TOLONG ADA OM PEDO!"teriak gadis itu heboh, orang-orang disekitarnya juga mulai menatap tajam soobin.

Hufftt! Sabar soobin sabar.batinnnya

Ia menarik tangan gadis itu lalu menggendong nya dibahu.

"Maaf pa adik saya lagi ngambek pengen es krim jadi gini"ujarnya kesekitar dengan senyuman membuat orang yg tadi memerhatikan mereka mengangguk paham lalu kembali berjalan.

"Om turunin gueee!"teriak gadis itu sepanjang jalan sambil menepuk tubuh bagian belakangnya.

Hingga saat sampai taman mall ia menjatuhkan gadis itu dengan kasar kebawah.

Brukk

"Awwss sakit anjirr"

"Bodo"jawabnya singkat lalu duduk dikursi.

"Ish om-om geblek"gumamnya sambil ikut duduk disebelahnya dengan jarak lumayan jauh tentunya.

"Hah? Lo bilang apa?"gertak soobin menatapnya tajam

Nyali arin menciut seketika, ingat, ia masih mengira orang ini penculik.

Suasana hening sejenak menjadi tegang.

"Om jgn jual saya"cicitnya pelan, ia benar-benar takut.

"Ga laku"sahut soobin santai

"Trus mau ngapain? Jual ginjal?"

Soobin hanya meliriknya sekilas, ia sedang mengulum senyum karna melihat wajah takut gadis disampingnya.

Soobin menghela nafas pelan lalu menatap gadis itu "Gue cuma nyelametin lo sebelum petugas Rsj nangkep lo"

Arin melengos kesal "Gue cuma lampiasin emosi doang emangnya salah"gumamnya pelan

"Sama gue juga niatnya gitu"

Mereka bertatapan sesaat seakan merasa berada diposisi yg sama dan bahkan tanpa disadari mereka berada dirasa sakit yg sama.

"Ekhem, emang masalah lo berat bgt sampe nangis-nangis gitu?"ucap soobin sambil mengalihkan pandangannya kedepan.

Arin terdiam, haruskah ia ceritakan pada orang asing disampingnya?

" Broken home ya?"tebak soobin yg dijawab gelengan pelan oleh arin.

"Diputusin?"tebaknya lagi

Melihat gadis disampingnya hanya diam, ia mulai mengangguk paham.

"Lebih tepatnya gue yg mutusin"jawabnya

"Diselingkuhin?"tanya soobin lagi, arin mengangguk lemas rasanya masih sakit membahas kejadian tadi.

"Sama gue juga"ucap soobin membuat arin menoleh "Lo diselingkuhin? Trus lo putusin?"tanyanya

"Iya, lo kalo mau cerita yaa ceritain aja sama gue setidaknya perasaan lo jadi lebih lega kan?"

"Yaudh tapi lo juga cerita sama gue" sahut arin

"Hmm, Oke"

Merekapun saling menceritakan rasa sakit masing-masing, hingga tak sadar mereka semakin dekat karena sama-sama merasakan sakitnya dikhianati.


***


Bakalan sedeket apa ya mereka?





Salam dingin~

+Mutiara Zahra+

Hidden Taste |Choi Soobin END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang