8 •This is Him

149 28 16
                                    


"Arin?"

Panggilan itu membuat atensinya teralihkan pada pria yg memanggil nya.

Arin menoleh kebelakang menatap sosok pria tampan yang merupakan teman dari Yuta--mantan pacarnya.

"Eh? Ka Mark?"

Mark tersenyum manis, sudah lama sekali ia tidak bertemu Arin.

"Hm, kamu udah mau pergi ya?"

Mungkin karena Arin dan ojol itu sudah rapi dengan jas hujan ditubuh masing-masing jadi ia berpikir seperti itu.

Baru saja Arin ingin menjawabnya tiba-tiba driver ojol itu langsung memotong nya duluan.

"Ngga jadi mas, ini motor saya mogok mending mas ajak enengnya aja dari pada nunggu saya atau mesen lagi yakan?"katanya pada mark.

Arin menatap mark ragu, ia tidak enak jika meminta tumpangan padanya.

"Ngga usah Ka Mark, ak--"

"Ayo bareng aku aja"potong mark cepat dan direspon anggukan pelan olehnya.

***

"Masih sama Yuta?"

Entahlah hanya pertanyaan itu yang ada dipikiran mark, padahal ia sudah tau semuanya hanya saja ia perlu memastikan?

Arin menggeleng pelan "Udah putus ka, udah lama juga sih"jawabnya.

"Kok bisa?"tanyanya lagi.

"Ehm, ituu..."

Arin menatap ragu kearahnya. Apakah harus menceritakan sedetail ini dengan mark?

Jujur saja Arin canggung dengan mark karna memang mereka sama sekali tidak dekat. Mereka hanya sering bertemu saat arin masih berstatus pacar Yuta dulu.

"Ahh maaf, pasti kamu risih ya aku tanya-tanya gini?"Kata Mark gugup, merasa tidak enak. "Maaf ya udah lancang nanyain privasi kamu"jelasnya lagi.

Arin terkekeh canggung dibuatnya, ia bingung harus menjawab apa.

Suasana menjadi hening seketika. Mark yang sibuk menyetir dan Arin yang sibuk memikirkan agar suasana tidak canggung.

"Ehm, Kita makan di McD dulu ya, kamu ngga keberatan kan?"tanya mark.

Tentu kalian paham bukan karna rasa lapar mark mengajak arin makan tapi hanya sebagai alasan agar dapat lebih lama bersamanya.

Arin menoleh lalu mengangkat alisnya "It's okay ka, asal dibayarin aja"candanya lalu terkekeh pelan.

Mark balik menatapnya "Anything for you" ujarnya sambil mengusak rambut arin gemas.

Dengan segera mark memarkirkan mobilnya lalu masuk dan memesan segala menu beserta milik arin yang katanya pesanannya "Terserah".

Cewe emang suka gitu ya kalo ditraktir? Malu-malu kambing gtu.

Arin memilih meja paling ujung dekat jendela, meja yang paling strategis menurutnya jika berada dikelas.

Ia membuka ponselnya yang belum ia buka sejak tadi.

Matanya menyipit heran melihat deretan notifikasi dari Lucas, bukankah dia yang meninggalkannya?

Bang LuckNut:
6 missed call
Gue udah mengutus soobin buat jemput lo!
Jgn kemana-mana!

3 missed call
Woy maneh timana yeuh!?
Read

"Hah? Soobin?"gumam Arin heran lalu membuka room chat soobin

Hidden Taste |Choi Soobin END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang