16 •SooRin Time

117 23 15
                                    

Happy Holiday--

Happy readiingggg

Penceteu Stareu nya

→★←

Teurima kashihhh~





***

"Lo bisa jalan sekarang?"

"Bisa lah, lo pikir gue lumpuh"

Soobin menghela nafasnya sabar, kemana Arin yang kalem dan menenangkan?

"Bukan gitu rin, au ah"

Arin terkekeh melihat Soobin yg mengerutkan bibirnya lucu. Gemas, ia menarik bibir Soobin hingga sang empunya meringis pelan.

"Sakit njir"umpat Soobin yg hanya dibalas cengiran tanpa dosa dari Arin.

Soobin menarik tangan Arin hingga berdiri, ia berjalan mengajaknya kearah parkiran.

"Loh mau kemana Bin? Gamau nyusul temen-temen?"tanya Arin bingung.

Soobin menoleh, tersenyum penuh arti padanya. "Refreshing, lo harus hibur gue sampe gue seneng"ucapnya dengan memegang erat tangan Arin.

Arin mengulum senyumnya, ada perasaan senang saat tangannya yang dipegang erat oleh pria didepannya, ahh rasanya jantungnya ini hampir meledak.

Mereka masuk kedalam mobil, dengan sigap Soobin membukakan pintunya, tumben sekali? Tapi sadarkah soobin jika perasaan aneh dalam hati arin semakin bergejolak karna perlakuannya?

"Tumben banget baik, minta ditraktir ya?"

Soobin terkekeh pelan, kenapa arin bisa berpikir seperti itu? Padahal ia hanya berbuat baik saja.

Sekalian modus sih;-)

"Bisa-bisa nya lo mikir kayak gitu"kekehnya pelan.

Soobin menginjak pedal gas dengan kecepatan sedang, sesekali arin mengajaknya berbicara, mulai dari hal normal hingga yang benar-benar absurd.

Tak lama kemudian mereka sampai pada sebuah taman yang dipenuhi anak-anak kecil yang sedang bermain, dari mulai sepeda, lompat tali, sepak bola hingga layang-layang.

Soobin kembali mengambil tangan kanan Arin untuk digenggamnya. Arin terkekeh pelan melihat wajah soobin yg berbinar sambil menarik tangannya antusias. Dia terlihat seperti anak kecil yang mengajak ibunya ke taman bermain, menggemaskan sekali.

"Kita Main sepeda dulu ya!"ajak soobin berlari kearah tempat penyewaan sepeda.

Arin mengikutinya dengan susah payah, Astaga! Bayi besar ini sangat merepotkan.

"Soobin! Jangan lari-lari gitu!"teriaknya saat Soobin sudah berlari jauh mendahuluinya.

Nahkan! Sudah arin bilang, ia seperti ibu yg mengajak anaknya bermain.

Soobin bergidik acuh ditempatnya, ia segera menyewa sepeda yang diincarnya lalu mengendarainya menuju arin yang tertinggal dibelakang nya.

"Ayo naik"

Tangan arin bertumpu di lututnya sambil mengatur nafasnya yang terengah, kaki soobin itu panjang lain dengannya yang... Yaa begitulah.

"Lo-hh Astaga-hh hahh"

"Ah lo lama"keluh soobin kemudian mengayuh sepedanya.

Arin segera menegakkan badannya kembali.
"Soobin!! Tunggu ihh!"teriaknya mengejar soobin.

Soobin terbahak, menghentikan kayuhannya ia menoleh kebelakang saat arin menepuk pundaknya kencang.

Pukk

"Jahat banget lo!"

"Hahaha! Maaf sengaja, udah ayo naik"

Arin berdiri diatas step boncengan, tangannya berada dipundak Soobin untuk menyeimbangkan dirinya.

"Udah, ayo!"

Soobin kembali mengayuh sepedanya, mereka menikmati pemandangan taman yang ramai akan anak kecil itu dengan senyuman mengembang.

"Lo pegel ga?"tanya soobin

Arin mengangguk kecil "Sedikit sih, tapi lanjut aja cari tempat adem dulu"

Soobin menarik rem nya "Masih jauh deh kayaknya, lo duduk disini aja"ujarnya menepuk bagian depan sepeda.

Arin menggeleng pelan, bokong nya kurang berisi, pasti terasa sangat sakit jika duduk disana. "Ngga mau, sakit, pantat gue kan tepos"polosnya dijawab kekehan oleh soobin, jujur sekali wanita ini pikirnya.

"Yaudah, pegangan yang kenceng, gue mau ngebut"ucapnya. Biarlah acara modusnya gagal, daripada arin kesakitan ya kan?

Soobin mengayuh sepedanya cepat, secepat laju sepeda Shiva saat mengejar penjahat. Bedanya sepeda Shiva bisa terbang dan bisa berjalan di air lain dengan sepeda soobin yang hanya--

KENAPA JADI BAHAS SHIVA?!

Arin memegang pundak soobin erat, awalnya ia takut jatuh tapi setelah beberapa saat ia malah merasa seru. Merentangkan tangannya, ia membiarkan angin menerpa wajah dan tubuhnya. Aahh segar sekali rasanya.

"Udah-udah! Pegangan lagi nanti lo jatuh!"peringat soobin padanya, ia mengacuhkannya, toh ia bisa menyeimbangi dirinya.

"Arin-ahh! Pegangan!"

"Lagi seru Bin!!"

Melihat ada anak kecil didepannya, Soobin lantas mengerem membuat arin refleks memeluk lehernya dari belakang.

"Aaaahhhhhh!!!"jerit Soobin dan arin kompak namun dengan sebab yang berbeda.

Arin menjerit karna kaget, soobin menjerit karna....

Merasa geli pada lehernya!

Ia menepuk tangan arin dilehernya, berusaha menjauhkan tangan itu namun sangat sulit karena arin sangat erat memeluk nya.

Soobin mengangkat bahunya sambil menggeliat geli, tawa nya sudah bukan tawa bahagia, melainkan tawa tersiksa akan rasa geli.

"Arin! Geli anjim!"

Tersadar, arin malah dengan jahilnya semakin mencekik leher soobin pelan, memang tidak membuat Soobin mati namun membuat lelaki itu kegelian hingga badan nya lemas.

"ARIN! GELI NJIR! GUE LEMES NIH NANTI JATOH"

Brukkk

"Aduhh!!!"

***

















Dikit ya?

Bakal diusahakan up cepet kok biar ngga berdebu lapaknya

Awokawokawok

Shareu untuk mendukung kelanjutan cerita ini yaaa🌬

Gudbay🤙

Siyu letereu👋

Avv jiwa iri meronta-ronta tiap hari Jumat:')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Avv jiwa iri meronta-ronta tiap hari Jumat:')

Ig: @muttzhraaa

Hidden Taste |Choi Soobin END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang