17 •Confess

93 23 14
                                    

Happy fasting--

Happy Readiingggg

Penceteu stareu★

→★←

Teurima cashhh


***

"Lo lah yang salah! Kan lo yang jatohin gue!"

"Lah kan lo yang gelitikin gue sampe gue lemes!"

"Gue cuma pegang leher lo, lo aja yang lemah"

"Bodo amat. Bodo!"

Soobin mengangkat pelan tubuh arin, membenarkan posisi tubuhnya agar tidak jatuh dari pegangannya.

"Ini kedua kalinya gue gendong lu, kalo sampe tiga pokonya gue harus dapet piring cantik".

Plakkk

Soobin meringis pelan menahan sakit dipunggung nya, saat ini arin berubah ganas, entahlah karna apa. Padahal harusnya dia yang marah karna acara refreshing-nya terhenti gara-gara arin.

Sesampainya di mobil soobin mendudukkan arin dengan posisi miring. Ia duduk disebelahnya lalu mengambil kaki arin yang terkilir. Ia memijatnya pelan membuat arin meringis.

"Awss, sakit Bin! Lo beneran bisa mijit kan?"

Soobin menggeleng"Gue pake insting aja bisa kok"santainya.

Arin menarik kakinya, takutnya jika dilanjutkan kakinya bukan sembuh, malah tambah parah.

"Ish! Nanti kaki gue malah tambah sakit gimana?!"

"Itu masih sakit?"tanya soobin.

Arin menggerakkan kakinya pelan, terasa lebih baik sepertinya. "Emm, enakan sih, tapi masih sakit sedikit"Ucapnya.

Soobin mengangguk faham, entah percaya atau tidak tapi ia rasa kaki arin sudah baikan. "Yaudah nanti juga sembuh kok"

Mobil soobin melaju menuju kedai es krim, padahal Arin tidak memintanya tapi sepertinya Soobin peka.

Aduh mas-nya peka bgt 👉👈

Mobil itu terparkir didepan kedai, Soobin hendak keluar untuk membeli es krimnya namun dengan cepat arin menahannya.

"Chocolate mint ya "pesan arin padanya kemudian melepas pegangannya.

Mengangguk, ia menundukkan kepalanya "Baik mba, sesuai pesanan ya"balasnya membuat arin terkekeh.

Soobin masuk membeli dua cup besar es krim untuk dirinya dan untuk arin.

Mobil nya kembali melaju, ia memilih menepi sebentar dipinggir jalan sepi dengan pemandangan pantai dengan sunset nya yang indah.

Arin menoleh pada soobin yang hanya diam, menghentikan suapan es krimnya, ia menepuk menyadarkan soobin yang hanya menatap sunset sedari tadi.

"Lo kenapa? Kok diem? Oh iya, kenapa berenti disini?"

Soobin hanya menatapnya tanpa kedip, sejenak mereka berpandangan dengan pikiran yang berbeda.

"Gu-gue mau ceritain sesuatu sama lo"ucap Soobin. Sebenarnya ia ragu akan hal ini, tapi bukankah lebih cepat lebih baik?

Arin menaikkan alisnya bingung, tatapan soobin yang seperti itu membuat nya gugup, jantungnya pun mulai berdetak tak karuan.

"Ngomong apa?"balasnya berusaha sesantai mungkin.

Soobin mengambil nafasnya dalam lalu menghembuskan nya perlahan, berusaha yakin pada pilihan nya untuk menceritakan masalah ini pada Arin.

"Sahabat gue suka sama seseorang yang gue suka juga, apa gue boleh egois buat milikin cewe itu?"ia menatap arin yang fokus mendengarkan, menatapnya saja sudah membuat soobin ingin membungkus nya pulang.

"Sedangkan cewe itu udah jadi mood booster banget buat sahabat gue. Huft! Jahat ya gue?"lanjut soobin, ia menghela nafasnya mengalihkan pandangannya kembali pada matahari yang mulai berwarna oranye.

Arin tersenyum tipis, ia sedikit faham, tapi juga terasa sedikit sakit mendengar Soobin sudah punya penakluk hatinya.

Ahh, sudahlah arin... Jangan berharap terlalu banyak. Batinnya

Ia menatap pria itu dari samping, bahkan dari sini saja ia bisa melihat betapa tulusnya Soobin mencintai seseorang itu.

"Menjadi egois sesekali itu ngga masalah kok, yaa walaupun semuanya juga tergantung cewe itu yang memilih antara lo atau sahabat lo. Tapi setidaknya lo udah mencoba memperjuangkan cinta lo kan?"

Soobin kembali menatapnya "Menurut lo gitu?"

Mengangguk Arin balas menatapnya "Iya, sesekali utamakan diri sendiri daripada orang lain Bin"

"Emangnya sahabat lo itu siapa?"lanjutnya bertanya.

"Mark hyung"jawab soobin.

Arin menatapnya terkejut "Kak Lee Mark?"

Wah betapa beruntungnya perempuan itu pikirnya, karena bisa dicintai dua pria baik seperti mark dan Soobin.

"Iya"kata soobin membenarkan.

"Terus cewe itu--siapa?"tanya nya ragu.

Soobin hanya diam tanpa menatapnya, mungkin soobin tidak mau memberitahunya.

"Kalo lo ngga mau kasih tau ngga apa--"

"Lo"

Arin seketika membulatkan matanya
"Gue?"bingungnya.

Masalahnya ia sama sekali tidak dekat dengan mark, kenapa bisa pria itu menyukai nya? Dan lagi, soobin? Ahh sulit dipercaya.

Soobin mengangguk kemudian menatapnya dengan senyuman tipis dibibirnya.

"Sesuai saran lo tadi Rin, jadi--"

"--Lo mau jadi pacar gue?"kata soobin membuat arin terkejut bukan main.

Tubuh arin seketika membeku, pikiran berkecamuk dengan berbagai pemikiran didalamnya.

Apa yang harus ia lakukan sekarang?

***




















Bagaimana kah kelanjutan kisah kedua makhluk tampan dan cantik ini?

Bagaimana kah kelanjutan kisah kedua makhluk tampan dan cantik ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Btw telunjuk ubin panjang bgt ya 😂

Penceteu setareu★ nya

Shareu untuk mendukung kelanjutan cerita ini yaaa

Gudbay🤙

Siyu letereu👋

Ig: @muttzhraaa

Hidden Taste |Choi Soobin END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang