24 •Dating?

85 18 4
                                    

Tingdong! Tingdong!

"Eh kayaknya itu soobin udah dateng. Gue pergi dulu ya!"

Lucas menahan lengan arin, "Lo beneran ga mau ajak gue? Gue jadi tukang foto juga ngga apa-apa deh, sekalian gue jagain lo takut nya si soobin khilaf sama lo"

Arin menatapnya jengkel, lucas terus saja merengek ingin ikut. Padahal kan ini kencannya dengan soobin.

"Makanya cari pacar sana! Udah ah gue mau berangkat, bye!"arin melepas tangan lucas lalu membukakan pintu untuk soobin.

"Langsung jalan aja yuk! Ga usah izin ke lucas"ucap arin pada pacarnya itu.

Soobin melirik kedalam, "Lucas nya melototin aku sayang, aku izin ke dia dulu sebentar". Arin mengangguk malas, soobin pun melangkah masuk.

"Cas! Pinjem adek lo, tenang aja dia aman sama gue"ujar soobin.

Lucas mengangguk, ia menatap soobin penuh harap. "Lo ga mau gue supirin gitu? Gue bosen banget dirumah sumpah deh"

Soobin hanya terkekeh pelan, ia menepuk-nepuk kepala lucas lalu berujar "Masa kita kencan harus bawa hewan peliharaan"

Setelah itu ia berlari keluar menghindari serangan bantal sofa dari lucas.

"Udah?"tanya Arin.

Mengangguk, soobin meraih tangan arin untuk digenggamnya. Mereka berjalan berdampingan menuju mobil soobin.

Setelah duduk dengan nyaman soobin mendekat memakaikan sabuk pengaman untuk arin. Sedangkan arin hanya bisa mendengus pasrah melihat tingkahnya.

"Aku punya tangan Bin, jangan lebay gini deh"

Alih-alih menjawabnya, soobin malah tersenyum, "Aku mau ajak kamu ke bukit, kita piknik disana. Tapi nanti mampir beli makanan sama es krim dulu. Mau kan?"

Senyum arin merekah, bagaimana bisa ia menolak jika soobin semanis ini. Ia pun mengangguk setuju.

Perjalanan mereka dimulai dari supermarket, keduanya sibuk memilih cemilan dan beberapa roti.

Kata soobin, pria itu sudah membawa beberapa selai dimobil yang ia curi dari dapur nya sendiri karna katanya beomgyu yang membeli selai itu. Iya, selainya punya beomgyu wkwk.

"Kenapa kamu ngga bilang mau piknik? Padahal kan aku bisa siapin makanan dulu buat kita, jadinya ngga usah repot-repot beli"

Soobin menggeleng tegas, ia mengusap rambut arin yang kecoklatan. "Aku ngga mau bikin kamu cape"balasnya.

Astaga! Sepertinya setelah ini Arin perlu ke dokter spesialis jantung, karna sedari tadi jantungnya memompa terlalu cepat.

"U-udah lengkap nih, langsung bayar aja"gugup arin melangkah menuju kasir meninggalkan soobin yg terkekeh geli.

"Aigoo kiyeobda!"

***

Angin perbukitan berhembus tenang menerpa wajah sepasang kekasih itu. Mereka memilih berbaring dibawah pohon rindang diatas rumput yg beralaskan sehelai kain.

Bukit ini sepi seperti perkiraan soobin, karna daerah ini dulunya tempat ia bolos sekolah bersama yeonjun dan jarang yang tau keberadaannya.

Soobin bangkit duduk, ia mengambil es krim cup ukuran large yang tersisa. "Kamu mau?"

Arin mengangguk "Suapin"cengirnya lalu membuka mulut membuat soobin terkekeh gemas.

"Makannya sambil duduk"tegur soobin.

"Emang es krim dimakan? Bukannya di minum?"

Soobin berfikir sejenak, ia jadi bingung harus menjawab apa.

"Emm, gatau ah! Yang jelas makan atau minum itu harus duduk biar ga kesedak"balasnya.

Dengan malas arin bangun dari baringnya, merebut cup eskrim dari tangan soobin lalu memakannya dengan muka masam.

Lagi enak-enak rebahan terus disuruh bangun itu rasanya... yaa begitulah. Kaum rebahan pasti paham.

Soobin mengusak rambut arin gemas, ia merebahkan tubuhnya memposisikan kepalanya di pangkuan arin.

Tentu arin terkejut bukan main, bahkan rasanya dia nge bug saat ini hanya bisa menatap kedepan, tak sanggup menunduk.

"S-soobin?"

Merasa tak ada jawaban, arin menunduk menatap wajah tenang soobin yg terlelap.

Senyumnya merekah, arin meletakkan eskrim ditangannya, beralih fokus pada wajah soobin yg terasa damai di pangkuannya.

Ia memainkan rambut fluffy soobin yang hitam pekat. Bisa-bisanya pria ini terlelap begitu cepat, mungkin ia kelelahan diperjalanan tadi ditambah angin sepoi-sepoi yg menenangkan ini.

Arin terus saja mengacak-acak kepala soobin yg tertidur dipangkuannya dengan gemas. Soobin sendiri sama sekali tidak terusik dari tidurnya, ia tetap bermimpi dengan tenang.

Arin menyisir rambut hitam itu menggunakan jarinya, ia baru sadar wajah soobin sangat lucu saat tidur, terlihat seperti bayi.

"Kok bisa sih gue suka sama soobin? Padahal kan ni orang nyebelin banget"monolog nya.

"Apa dia pake pelet? Tapi kenapa gue bisa sesayang ini?"ia beralih mengusap lembut pipi soobin yg hampir tak terlihat pori-porinya. Arin jadi insecure sendiri liatnya.

"Aku sayang banget sama kamu soobin, jangan pernah tinggalin aku ya"

"Aku juga, aku gaakan pernah ninggalin kamu"balas soobin tiba-tiba dengan mata terpejam.

Plak

"Awsss"soobin mengusap dahinya yang ditampar pelan oleh Arin. Walaupun pelan tapi lumayan bikin dahinya merah.

"Kamu ngga tidur?!"

"Gimana bisa tidur kalau rambut aku di mainin terus sama kamu"

"Y-ya kan harus nya kamu bilang kalo--"

"Kalo aku bilang, aku ga akan denger pengakuan kamu tadi"potong soobin dengan senyum lebarnya.

"Apa sih?! Kan aku c-cuma... emm..."

"Cuma apa, hm?"

"Emm..."

Drrtt drrttt

Cuz imagination geu chalae

"Tuh hape kamu ada yg telpon"ujar arin cepat, lega rasanya.

Soobin mengerucutkan bibirnya sebal, "jawab dulu!"keukeuh nya.

"Angkat gih! Cepetan!"kata arin lagi, soobin pun mengambil ponselnya cepat.

Syaiton Beomgyu is calling...

"Yeuu si syaiton, ganggu aja"gumam soobin kesal.

Orenjibit mabeobi kkeuchi--

Pip

"Yeoboseyo? Kenapa gyu?"

"Hyung! Mark hyung!"

Soobin mendesah kesal, "Gue bukan mark njir!"

"Paboya! Maksud gue ini tentang mark hyung!"

"Hah?! Mark hyung kenapa?"

***




















Tiba-tiba mentok! jd udhan deh.

Nanti malam up lagi saiya~

Hwhw.

Jaa matane!

Thanks for reading!

Thanks for aminin doa saya di chapter sebelumnya 😂

Thanks for Vote!

See You!

New ig: @choisooismine

Hidden Taste |Choi Soobin END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang