FMTY'13

425 80 67
                                    

Jaemin datang ke rumah sakit sore ini, sepertinya menambah beban Yoesang. Seperti saat jam makan tiba, Jaemin dan Jongho sama sama menolak untuk makan.

Yeosang meletakan kotak berisi makanan Jaemin dengan kesal. Bagaimana tidak kesal? Sudah setengah jam ia membujuk dua orang tersebut, tapi makanan Jongho maupun makanan Jaemin belum berkurang sama sekali.

"Yaudah, gausah makan kalian." Jaemin menarik lengan baju Yeosang. Mau tak mau Yeosang menoleh ke arah Jaemin.

"Tata manis angan malah." (Kakak manis jangan marah) Jaemin mempoutkan bibirnya. Membuat Yeosang gemas dengan tingkah laku anak tersebut.

"Yaudah, Jaemin makan ya ?" Jaemin hanya mengangguk pasrah. Ia menerima suapan demi suapan yang Yeosang berika kepadanya.

Setelah Jaemin menghabiskannya, ia melirik bubur Jongho yang mulai dingin.

"Makan ga, ho ?" Jongho menggeleng sambil menutup matanya.

"Mati aja sana lu, ga usah makan sampai tahun depan." Kesal Yeosang.

"Suapin."

"Manja, makan sendiri."

"Ga jadilah, ga usah ma--" Ucapan Jongho terhenti karena sesendok bubur sudah masuk kedalam mulutnya.

"Ngomong sekali lagi gua pulang, bodo amat." Ancam Yeosang. Yeosang kembali menyodorkan sesendok bubur ke arah Jongho.

Sesekali mata Yeosang melirik Jaemin yang sedang dijahili Wooyoung dan juga San. Kalau Jaemin sampai menangis, sudah dipastikan dua manusia tersebut tidak akan selamat.

"Ga anak, ga bapak, sama aja susah makan." Gumam Yeosang sambil menggelengkan kepalanya.

"Setelah ini, lu tidur aja sana kak." Yeosang mengangkat satu alisnya bingung.

"Lu kira gua gatau ? Dari pagi sampai malam lu ngurus gua, setelah gua tidur lu nyalin semua catatan Wooyoung kan ? Kemarin baru tidur jam tiga pagi kan ?" Yeosang terkejut sebetulnya. Seingatnya, Jongho sudah tertidur kemarin.

"Biarin aja gua mah." Balas Yeosang santai dan langsung mendapat pukulan pelan di kepalanya.

"Nanti setelah gua keluar rumah sakit, lu yang masuk rumah sakit gitu ? Lu nyuruh gua makan, tapi sendirinya telat makan. Lu nyuruh gua tidur teratur, tapi sendirinya tidur masih berantakan. Gimana sih kak ?" Yeosang hanya mengangguk. Tidak mau memperpanjang semuanya.

Yeosang baru menerima satu fakta, bahwa Jongho cerewet kalau sudah kesal pada seseorang. Permintaannya harus dituruti saat itu juga.

"HUAAAAA TATA MANIS ! TATA UYONG SAMA TATA SAN JAHAT !" Yeosang dan Jongho terlonjak kaget mendengar teriakan Jaemin.

"WOOYOUNG ! SAN ! LU APAIN ANAK GUA ?!" Teriak Jongho kesal. Yeosang hanya mengelus dadanya, masih terkejut dengan teriakan Jaemin.

Tak lama Jaemin menghampiri Yeosang, lalu merentangkan tangannya. Yeosang pun meletakan piring Jongho di meja dan langsung menggendong Jaemin.

Yeosang menatap tajam Wooyoung dan San tanpa mengucapkan apa pun. Jaemin menempelkan dagunya di pundak Yeosang, menahan rasa kantuknya. Suara tangisan itu berubah menjadi dengkuran halus setelah Yeosang mengelus rambut Jaemin.

Yeosang menghampiri Wooyoung, lalu menendang kaki pria tersebut.

"ARGH." Yeosang dengan sigap menutup telinga Jaemin sebelum ia terbangun karena teriakan Wooyoung.

Mulut Yeosang bergerak tanpa suara. Menyuruh Wooyoung untuk pergi dari tempat tersebut. Wooyoung hanya menurut sebelum ia di telan hidup hidup oleh Yeosang.

Yeosang mengambil bantal kesayangan Jaemin, lalu meletakan tubuh mungil itu diatas sofa.

"Calon ibu idaman." Celetuk Wooyoung. Yeosang mengambil bantal sofa lalu melemparkannya ke wajah Wooyoung.

Hal itu berakhir dengan celotehan celotehan Wooyoung. Dengan Yeosang yang sesekali menyeruhnya untuk berhenti.

***

Hari ini, Jongho sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Hari ini juga, Yeosang kembali masuk sekolah setelah tiga hari izin.

Harinya dimulai dari San dan Wooyoung yang mengejutkannya. Lalu pertengkaran singkat antara Wooyoung, San, Mingi, dan Yunho. Dilanjuti lagi dengan sesi ceramah dari Seonghwa dan Hongjoong.

Hanya satu yang kurang, hari ini ia tertawa sendiri, bukan bersama Jongho. Ah iya, Jongho baru masuk sekolah besok. Jadi, Yeosang sedikit kesepian, mungkin ?

Yeosang hanya tersenyum tipis melihat kelakuan sahabat sahabatnya. Tidak ada puasnya bertengkar karena hal hal kecil. Seperti Mingi dan San yang berebut sendok, padahal jelas jelas ada sendok lain di hadapan mereka.

Kalau Wooyoung dan Yunho, mungkin karena Yunho terlalu banyak melemparkan banyak perntanyaan aneh untuk Wooyoung. Jadi, Wooyoung sendang menjelaskan sesuatu dengan teriakannya.

Kalau Seonghwa dan Hongjoong, mereka sedang menikmati makanannya. Sesekali tersedak karena teriakan Wooyoung. Hah, hal kecil yang membuat Yeosang bahagia.

Yeosang mengambil ponselnya, ia mendapat beberapa pesan sepertinya. Jongho. Itu yang pertama kali Yeosang lihat di layar ponselnya.

Jonghoo
Kak.
PEEEEEE

Yeosang.kang
Hm?

Jonghoo
Ini gua pulang gimana?

Yeosang.kang
Ntar pulang sama kita.
Kak Hongjoong bawa mobil kok
Kenapa memangnya?

Jonghoo
Oh.
Gapapa, takut ditinggal.

Yeosang terkekeh pelan membacanya. Membuat perhatian Wooyoung teralihkan dan melirik layar ponsel Yeosang.

Yeosang.kang
Mana mungkin ditinggal, ho.
Gila aja kali lu.

Jonghoo
Yaudah deh kalau gitu.
Semangat belajarnya kak.

Yeosang.kang
Iya.
Lu juga jangan lupa makan

Yeosang mematikan ponselnya, lalu melirik Wooyoung yang ada di sebelahnya. Sadar sebetulnya, tapi Yeosang tidak peduli.

"Lu pacaran sama Jongho, Sang?" Akibat pertanyaan Wooyoung seluruh mata menatap ke arah Yeosang penasaran. Ah, Yeosang benci ini.

"Ga." Jawab Yeosang singkat.

"Kok kayaknya deket banget sama Jongho ?"

"Gatau." Wooyoung hanya memutar bola matanya malas. Benar benar memang Yeosang. Singkat, padat, dan jelas.

Wooyoung kembali ke fokus utamanya, melatih kesabaranya dengan Yunho. Wooyoung pusing sebenarnya di lempari pertanyaan pertanyaan yang bahkan kepala sekolahnya saja mungkin tidak bisa menjawab.

"Ih, Wooyoung. Gua nanya nih, kenapa sendok namanya sendok? Kenapa ga garpu aja?"

"Ya karena dia udah ditakdirkan punya nama sendok."

"Terus Yong, kalau jadi hewan, kita bisa ngobrol sama sejenis kita ga?" Wooyoung menjambak rambutnya frustasi.

"GUA GA PERNAH JADI HEWAN YUNHO, JADI GUA GATAU !"

"Yaudah deh kalau gitu, kenapa kita kalau sakit di lariinnya ke rumah sakit? Kan rumahnya sakit, kalau kita tambah sakit gimana? Kenapa ga di lariin ke rumah sehat coba?" Wooyoung ingin menangis saja rasanya.

"Nih ya ho, semua itu udah takdir Tuhan. Mau namanya rumah sakit kek, mau rumah sehat kek. Itu tuh udah takdir." Wooyoung mengelus dadanya, mencoba menghilangkan rasa kesalnya. Kasihan Hongjoong dan Seonghwa yang sudah berkali kali tersedak karena teriakan Wooyoung.
.
.
.
Tbc

FROM ME TO YOU [JONGSANG] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang