Jongho sama Wooyoung udah baikan. Jongho udah ga mood olahraga juga. Berakhirlah mereka buka tutup pintu kulkas rumah Jongho.
Bahkan, Yunho sampai hapal letak benda dalam kulkas. Soalnya, dia yang paling sering buka pintu kulkas.
Televisi ruang tengah menyala, tapi mereka udah bosan. Yang semangat nonton cuman Mingi. Ya iya, nontonnya Frozen.
"Ini ga ada yang berminat main game atau apa gitu?" San buka obrolan setelah hampir setengah jam mereka cuman natap datar televisi.
"Truth or dare?" Wooyoung kasih saran, memang itu tujuan Wooyoung sama San. Udah bisik bisik mereka dari tadi.
Akhirnya saran Wooyoung di setujui semua orang. Walau Mingi sedikit ga rela harus ninggalin filmnya.
"Ada botol kosong di kulkas ga, Yun?"
"Adanya yang isinya tinggal sedikit." Kan, Yunho hapal. Iya, dia segabut itu.
"Ho, botol kosong dimana?"
"Gudang." Wooyoung langsung narik tangan San. Mana berani sih Wooyoung ke gudang sendiri.
Wooyoung mulai buka pintu gudang dan mulai menyalakan lampu. Tangannya menggenggam tangan San lebih erat lagi.
"Jangan keras keras, sayang. Sakit." Retak tulang tangan San habis ini. Wooyoung mengedarkan pandangannya.
"San, itu." Wooyoung menunjuk tumpukan botol kaca kosong yang ada di ujung ruangan.
San mencoba melepas tangan Wooyoung, maksudnya biar San aja gitu yang ngambil. Wooyoungnya tunggu di depan pintu aja.
"Ikut." Kadang San suka pusing sendiri sama sifat manjanya Wooyoung. Tapi, kalau Wooyoung ga manja San juga yang ngerasa aneh. Serba salahkan jadi Wooyoung.
Siku tangan Wooyoung mengenai tumpukan kotak, membuat beberapa tumpukan kotak tersebut jatuh. Wooyoung terlonjak, ya siapa yang ga terkejut kalau lagi tenang tiba tiba ada suara keras begitu?
"Anjir! San jelek kayak bebek!" Wooyoung langsung nutup mulutnya pakai telapak tangannya. Namanya juga latah, ya maafkan.
"Heh, latahmu ga betul!" Wooyoung hanya melebarkan senyumnya mendengar ucapan San. Kekasihnya memang ganteng kok, ganteng banget. Wooyoung aja ga kuat natapnya.
Dengan penuh perjuangan untuk melewati banyak rintangan. Wooyoung dan San akhirnya berhasil mengambil salah satu botol kosong di gudang.
Mereka akhirnya kembali ke ruang tengah, dan ke enam teman lainnya langsung menggelengkan kepalanya.
"Lu ngambil botol atau ngapain? Lama banget!" Jongho kesal, nungguin dia tuh.
"Banyak rintangannya, anjir. Liat nih!" San menunjuk tangan Wooyoung yang masih melingkar di lengannya dengan erat.
"Yuk, mulai." Ajak Seonghwa. Mereka sudah menggeser sofa ruang tengah agar bisa duduk melingkar di tengah ruang.
Mereka mulai mendudukan diri mereka. Posisinya, Seonghwa-Mingi-Hongjoong-Yunho-San-Wooyoung-Yeosang-Jongho. Mereka duduk melingkar dengan botol kosong di tengahnya.
Wooyoung mulai memutar botol di tengahnya, dan berhenti mengarah ke arah San.
"Truth or dare?" Tanya Mingi dengan semangat.
"Dare." Jawab San tanpa pikir panjang.
"Anjir, gua adanya truth." Mingi kesal, padahal udah siapin pertanyaan buat San. Eh, malah milih dare.
"Diamin Wooyoung sampai jam delapan malam ini." Wooyoung langsung membulatkan matanya. Dia mulai memukul Yeosang yang ada di sebelahnya.
Apa apaan, kok jadi Wooyoung yang kena? Kan yang milih dare San, bukan Wooyoung!
"Ok." San natap lurus kedepan, tanpa peduliin Wooyoung yang udah merengek di sebelahnya.
"San-ie!" Wooyoung meluk tangan San erat, tapi masih ga di peduliin sama San. Yeosang mah, parah banget!
"San, putar botolnya." San langsung mutar botol kosong itu, dan yang mendapat giliran kedua adalah Yunho.
"Truth." Jawab Yunho sebelum ditanya yang lain. Itu mempercepat durasi permainan menurutnya.
"Apa hal paling memalukan yang pernah lo lakuin?" Yunho nampak berpikir, mencoba untuk mengingat ingat hal paling memalukan dalam hidupnya.
"Meluk Mingi di depan umum." Mingi langsung membuka mulutnya kaget.
"Jadi, ga tulus meluknya?"
"Tulus Gi, cuman ga perlu di umbar umbar. Malu tau, udah ah!" Yunho langsung putar botolnya, dan yang ketiga ada Seonghwa.
"Dare."
"Masak makan malam paling mewah buat kita!" Wooyoung langsung teriak kegirangan pas dengar kata makan malam. Makan enak deh mereka malam ini.
Seonghwa langsung memutar botolnya lagi, menandakan dia menerima tantangan tersebut. Jongho mendesah kesal, botolnya berhenti tepat mengarah ke dirinya.
"Truth."
"Lu suka sama Yeosang?"
"Ya." Yeosang langsung nutup wajahnya malu. Pertanyaannya ga berakhlak, wajah Yeosang langsung merah padam.
Permainan itu berlanjut, hingga akhirnya Yeosang mendapat giliran terakhir.
"Dare." Wooyoung langsung tersenyum cerah.
"Bersikap manis ke Jongho sampai besok." Yeosang menutup wajahnya malu. Dia nyesal ikut game ini. Dia perlahan nganggukin kepalanya. Mau ga mau, tantangan Wooyoung harus di lakuin.
"Udah kena semua kan? Gua keluar dari game, mau masak." Seonghwa mulai beranjak dari tempatnya.
"Ikut! Gua bantuin, Hwa ya!" Hongjoong melangkah, mengikuti Seonghwa yang sudah melangkah terlebih dahulu ke arah dapur.
Selama Seonghwa dan Hongjoong memasak, ke enam pria lainnya masih sibuk bermain. Hingga akhirnya, permainan terhenti ketika Jaemin menghampiri mereka.
Yeosang harus menenangkan Jaemin yang baru saja terbangun dari tidurnya. Sedangkan, Jongho hanya mengamati keduanya. Gemas Jongho, tuh.
Jaemin mengusak matanya, lalu meminta Jongho menggendongnya, menggantikan Yeosang. Jaemin tau, pasti Yeosang sudah lelah.
Karena Jongho juga lelah, jadi mendudukan Jaemin di pangkuannya. Lalu, mulai mengusap kepala anaknya dengan perlahan.
"Jaemin mau apa?" Tanya Jongho lembut, Yeosang ikut mendudukan dirinya di sebelah Jongho. Lalu, meletakan kepalanya di pundak Jongho. Kalau bukan karena dare Wooyoung juga, dia ga akan melakukan itu.
Jaemin menggesekan wajahnya di dada bidang Jongho. Ada yang mau tukeran posisi sama Jaemin ga? Lumayan.
"Nda mau apa apa, mau appa sama tata manis aja." Yeosang udah nahan deg degan yang ga bisa di tolong, di tambah lagi nahan gemas sama Jaemin. Udahlah, Yeosang izin pingsan ya? Ga tahan sama cobaan hidup.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM ME TO YOU [JONGSANG] ✔
FanficIni hanya sebuah deretan kata yang membentuk sebuah kalimat dan ini ku tulis hanya untukmu. WARNING! • BxB • Yeo, bot • Jong, top • harsh words [25 Agustus - 29 September 2020]