Bonus 4 : Akhir?

362 67 25
                                    

Jongho terbangun dari tidur lelapnya saat merasakan pergerakan di kasurnya. Ia mengerjapkan matanya perlahan melihat siapa yang mengusik tidurnya.

Bibirnya langsung melengkung keatas melihatnya. Tangannya mengangkat bayi yang menggemaskan itu.

"Jaemin ini cucu gua kenapa di tinggal sendirian?" Iya cucu, Jongho ga salah ngomong kok. Jongho sudah memiliki cucu di usianya yang belum genap empat puluh tahun.

Kadang tetangga tetangga iri lihat jarak umur mereka yang tipis banget. Udah kayak bukan anak sama bapak, tapi kayak adek sama kakak.

Jongho sama Jaemin cuman beda sepuluh tahun. Jaemin sama anaknya cuman beda dua puluh tahun. Jongho sama cucunya udah bukan kayak kakek sama cucu, malah kayak bapak sama anak.

Anaknya Jaemin ini belum genap satu tahun. Sama kayak ayahnya, Jaemin mutusin buat adopsi anak. Bedanya Jaemin udah nikah, ga kayak ayahnya. Nekat banget adopsi anak di umur ke tujuh belas tahun. Orang lain nikmatin masa mudanya, Jongho malah nikmatin waktu sama anaknya.

Jeno sama Jaemin baru aja menggelar acara pernikahan beberapa bulan yang lalu.

"Sayang, ambilin itu." Jongho menoleh ke arah Jaemin yang sedang ada di ruang tengah bersama dengan Jeno. Jongho memutar bola matanya malas. Ya walau dulu dia pernah bermesraan dengan Yeosang di hadapan Jaemin, tapi Jongho ga pernah sampai lupain Jaemin.

"Tuh lihat, papa sama daddy kamu malah asik ngemil sambil nonton tv. Kamu di biarin main sendiri ya? Kasihan banget sih kamu." Bayi di gendongan Jongho terkekeh geli, seakan mengerti perkataan Jongho.

"Heh, ini anak siapa sih?" Keduanya menoleh ke arah belakang. Menemukan anaknya ada dalam gendongan Jongho.

"Aaa, Kai kenapa sama kakek tua itu? Sini sama papa, sayang." Jongho memutar bola matanya malas. Padahal Jongho mah belum tua tua banget.

"Mesra mesraan aja terus, anak lu ilang ga ada yang sadar."

"Yeu, kakek tua sirik tuh." Ledek Jaemin. Jaemin mengambil alih anaknya. Memindahkan tubuh kecil itu ke dalam gendongannya.

"Aih lihat anak papa. Gemasnya." Jongho menatap interaksi antara anaknya dengan cucunya. Ia berjalan kecil ke arah dapur, berniat mengambil air.

Jongho meletakkan gelas kosong di meja yang ada dihadapannya. Tubuhnya diam, wajahnya datar, hanya pikirannya yang bekerja.

Yeosang. Pria itu masih bersarang di hati maupun pikirannya. Waktu tidak membuat Jongho berpikir untuk berpaling dari seorang Kang Yeosang.

Tiba tiba gelas di kosong di sebelahnya jatuh, membuat Jongho mengalihkan pandangannya. Angin? Ga mungkin. Gelas itu juga sedikit lebih berat dari gelas biasa.

"Siapa?" Gumam Jongho. Dia jadi ingin membuka mata ketiganya. Lagi lagi lampu di dapur mati untuk beberapa detik, lalu kembali menyala.

"Jaemin?"

"APAAN? BENTAR LAGI NEMANIN KAI!" Teriak Jaemin dari ruang tengah.

"Ga, ga jadi." Jaemin terdengar seperti menggerutu kesal. Sayangnya, Jongho ga peduli. Dia lebih penasaran sama kejadian barusan.

Jongho berlari kecil ke arah kamarnya, lalu mengambil kertas kosong yang ada di mejanya.

Setaunya, mahluk seperti itu bisa diajak komunikasi bukan? Jadi, Jongho ingin mencobanya.

"Tolong, kamu siapa?" Tanya Jongho pelan. Perlahan kertasnya di penuhi darah, membuat Jongho melongo kaget.

Bukan karena darah maupun kejadian barusan, tapi karena tulisan yang muncul di kertas itu.

'Your Kang Yeosang :)'

"S-Serius? Kak Yeosang?" Jongho membalik kertasnya, lagi lagi tulisan berwarna merah muncul.

'Y.'

"Kak, Jongho kangen." Jongho terus terusan berucap sambil membalik kertas itu.

'Sama, Ho.'

Jujur Jongho masih belum percaya dengan kejadian ini. Apa lagi, Jongho bukan tipe orang yang percaya dengan dunia dunia mistis.

'Kita udah sebelas tahunkan Ho?'

Jongho tersentak kaget. Bisa bisanya ia lupa dengan tanggal jadian keduanya.

"Ah, iya kak."

'Terus kenapa ga ke makam?' Jongho menundukkan kepalanya. Biasanya setiap tanggal jadian keduanya, Jongho mengunjungi makam Yeosang.

"Maaf, lupa."

'Ini waktunya, maaf aku harus pergi. Love u Ho, jangan lupa bahagia ya!'

"Iya kak." Suara Jongho melemah menahan tangisnya. Walau akhirnya semua itu sia sia.

Air matanya jatuh, mengingat kembali kenangannya dengan Yeosang. Ia meremas pinggir meja dengan kuat.

Disisi lain, Yeosang masih berdiri di sebelah Jongho. Mengusap pelan punggung itu, seolah olah ia bisa menyentuh tubuh itu.

"Maafin aku karena ga bertahan hari itu." Yeosang berjalan, lebih tepatnya melayang, keluar dari kamar Jongho.

Menatap Jaemin dengan senyumnya. Ini sebetulnya pertama kali Yeosang pergi ke rumah ini. Bertemu dan berinteraksi dengan Jongho.

"Ternyata Jaemin udah besar ya." Pria manis anak angkat dari Jongho itu menoleh. Menatap Yeosang dengan wajah terkejutnya.

"K-kakak manis?" Yeosang tersentak. Jaemin bisa melihatnya?

"Jaemin, kamu?"

"Iya aku bisa lihat kakak! Kakak kemana aja, kok Jaemin baru lihat?" Yeosang tersenyum tipis. Ia kira Jaemin sama seperti Jongho yang tidak bisa melihatnya.

"Kakak ga kemana mana. Makanya kamu ke makam, kakak selalu di sana. Nungguin kamu sama appa kamu datang. Kok selama ini kakak ga sadar kamu bisa lihat kakak?" Jaemin menggelengkan kepalanya pelan.

Jaemin memang tau kalau Yeosang selalu berdiri di sebelah makamnya. Beberapa kali ia merasakan kehadiran Yeosang saat pergi ke makam.

"Jaemin kangen kakak." Yeosang tersenyum sambil menepuk-nepuk pelan pundak Jaemin. Walau akhirnya tangannya menembus pundak itu, tapi dia tetap bersikap biasa.

"Jaemin, ngobrol sama siapa?" Teriak Jeno dari bawah.

"Engga, baru aja ketemu ka--" Baru saja Jaemin mengalihkan pandangannya, tapi Yeosang sudah menghilang entah kemana.

Jeno berjalan menghampiri Jaemin. Menatap bingung suaminya sendiri. Matanya mengedar ke sekeliling, tak menemukan siapapun.

"Tadi siapa?" Jaemin menggeleng, lalu pergi ke arah appanya. Menceritakan tentang kejadian barusan.

Yeosang masih disana, walau dia berusaha menyembunyikan dirinya sendiri. Setidaknya ia senang bisa melihat kedua sumber bahagianya dulu, semasa ia masih hidup.
.
.
.
Bonus pt 4 End

Setelah aku coba membaca ulang cerita ini, kenapa aku malah bengek?

Btw, happy new year kalian :D

FROM ME TO YOU [JONGSANG] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang