Yeosang sudah terduduk diam di kursi taman rumah sakit. Tatapannya jatuh ke langit yang dipenuhi taburan bintang.
Yeosang menghela napasnya saat ponselnya bergetar. Ia tahu betul siapa yang meneleponnya sekarang.
"Yeo ? Lu dimana ?" Tanya seseorang dari ujung sana.
"Taman rumah sakit."
"Jongho udah sadar, cepat ke sini." Yeosang memutuskan sambungannya sepihak. Yeosang menundukan kepalanya, lalu kembali membuang napasnya kasar sebelum beranjak dari taman tersebut.
Yeosang mulai menelusuri koridor rumah sakit. Membaca tiap nomor yang digantung disetiap pintu ruangan, tidak membiarkan satupun terlewat.
Yeosang pun mendorong pintu salah satu ruanganya, dan langsung di tatap oleh semua yang ada di ruangan tersebut.
Yeosang tersenyum tipis melihat Jongho dengan selang infus di tangan kanannya. Ia mengahampiri laki laki tersebut, lalu memukul lengannya pelan.
"Bodoh." Yeosang hanya dapat mengucapkan kata tersebut saat melihat keadaan kacau Jongho. Jongho memegang dadanya, seolah merasakan sakit dibagian tersebut.
"Aduh, nge-jleb kak."
"Jongho bego, Jongho bodoh, Jongho gila." Jongho tersenyum kecut mendengarnya.
"Jadi lu kesini cuman mau numpang ngumpat, kak ?" Yeosang mengangguk cepat, menyetujui perkataan Jongho.
"Iya, gua cuman mau ngumpat. Lagian lu bodoh, bukan bukan, tapi bodoh banget. Gua tau ho, lu sakit hati, lu patah hati. Tapi, ga gini, bodoh."
"Bahkan dalam waktu di bawah lima menit, lu udah ngatain gua bodoh sebanyak lima kali, kak."
"Karena lu bodoh, ho." Yeosang menundukan kepalanya. "Lu bodoh, karena terlalu larut sama patah hati lu. Padahal disini masih ada gua, Wooyoung, San, Yunho, Mingi, Kak Hongjoong, Kak Seonghwa. Lu lupain kita hanya karena satu mahluk hidup yang bahkan ga peduli lu nangis nangis, lu ga minum, lu ga makan. Lu terlalu bodoh, ho." Lanjut Yeosang.
Hampir seluruh orang yang ada di ruangan tersebut mengerjapkan matanya. Tak percaya dengan apa yang dikatakan Yeosang barusan.
"Tumben panjang." Celetuk Wooyoung dari sofa di ujung ruangan. Rasanya Yeosang ingin membuang Wooyoung ke rawa rawa terdekat, biar saja sahabatnya tersebut dicicipi oleh buaya atau ular.
"Yong." Yeosang menatap Wooyoung dengan tatapan tajamnya.
"Ya, sayang ?"
"Enakan dimakan buaya atau ular ?"
"Enakan dimakan San."
"Heh." San menarik pipi Wooyoung gemas. Mulut Wooyoung ngomongnya mudah banget, memang. Ga pakai mikir dulu.
"WOOYOUNG !" Teriak Yeosang kesal.
"YEOSANG !" Balas Wooyoung tak mau kalah.
"Eh, ini rumah sakit, bego !" Celetuk Mingi.
"Emang rumahnya sakit apa sih ? Terus kapan sehatnya ? Kita perlu bawa buah ga buat jenguk rumahnya ?" Tanya Yunho menggaruk kepalanya bingung. Yunho polos nyerempet bego, memang.
Seonghwa memijat pelipisnya pelan. Ia terpaksa bangun dari tidurnya untuk menemui Jongho, dan ini yang ia dapatkan ?
"Udah udah, kalian tuh berisik banget." Lerai Hongjoong. Ia juga sama halnya dengan Seonghwa, terpaksa bangun karena teror telepon dari Wooyoung. Padahal, belum ada sepuluh menit ia di tarik ke alam mimpi.
Jongho hanya terkekeh geli melihatnya. Kalau dipikir pikir benar juga apa yang dikatakan Yeosang, Jongho masih punya mereka. Tidak ada yang bisa memisahkan mereka, kecuali Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM ME TO YOU [JONGSANG] ✔
FanficIni hanya sebuah deretan kata yang membentuk sebuah kalimat dan ini ku tulis hanya untukmu. WARNING! • BxB • Yeo, bot • Jong, top • harsh words [25 Agustus - 29 September 2020]