FMTY'1O

422 78 38
                                    

20 September 2020

Aku, lelah. Lelah dengan semua rasa rindu yang sangat menyiksa ini. Bisakah kita bertemu ? Sebentar saja, ku mohon.

***

Jongho sudah duduk tenang di kamar Yeosang sekarang. Sedari tadi matanya hanya mengikuti Yeosang yang sedang sibuk dengan urusannya sendiri.

"Lu ngapain sih ?" Tanya Yeosang. Tubuhnya risih ditatap oleh Jongho seperti itu.

"Cuman liatin lu kak, memangnya ga boleh ?" Jongho masih tetap memperhatikan Yeosang yang masih sibuk dengan tumpukan buku dihadapannya.

Yoesang berjalan mendekati Jongho sambil melepas dasinya. Detik berikutnya, Yeosang menutup mata Jongho dengan dasi tersebut.

"Risih, anjir." Kesal Yeosang. Seingat Yeosang, ia menyuruh pria dihadapannya ini untuk bermain ponsel sambil menunggu Yeosang. Bukan menatap Yeosang seperti itu.

Yeosang kembali mendudukan dirinya diatas kursi belajar miliknya. Ia rasa, tatapan Jongho terlalu tajam. Bahkan walau sudah tertutup dasi, Yeosang masih bisa merasakan tatapan itu menusuk tubuhnya.

"Udah, ho." Jongho terlonjak kaget saat Yeosang kembali berucap setelah dua puluh lima menit dua belas detik. Itu sesuai hitungan Jongho sih, itupun kalau tidak salah.

"Udah apa kak ?" Tanya Jongho bingung.

Yeosang menarik dasi yang menutupi mata Jongho. Sejak tadi ia hanya menurut matanya ditutup dasi milik Yeosang. Bahkan walau tangannya terbebas, Jongho tidak memiliki niatan untuk membuka ikatan tersebut.

"Gua udah selesai, lu mau ngapain kesini ?" Jongho mengerutkan dahinya.

"Tadi gua kesini mau ngapain ya kak ?" Tanya Jongho. Yeosang memukul pelan lengan Jonho.

"Bego." Jongho hanya tersenyum tak bersalah mendengar umpatan Yeosang.

Keheningan menyelimuti mereka kembali. Yeosang fokus pada ponselnya, sedangkan Jongho mencoba menginget tujuannya datang ke rumah Yeosang.

"Oh ini kak." Yeosang menatap Jongho, penasaran dengan kalimat selanjutnya. "Kemarin gua sempat chat Somi lagi, dia aktif, tapi chat gua ga dibalas." Lanjutnya.

"Sebelumnya, lu ada masalah sama Somi ?"

"Ga."

"Lu sama Somi LDR kan ?"

"Kok tau ?"

"Jelas, Yeosang. Lu selalu hubungin dia kan ? Minimal sekali lah dalam satu atau dua hari."

"Iya."

"Pernah kenal teman teman Somi ?" Jongho terdiam, namun detik berikutnya ia menggeleng pelan.

"Pernah ke rumah Somi ?"

"Pernah."

"Tapi, ga pernah di kenalin ke teman temannya ?" Jongho lagi lagi menggeleng. Pertanyaan beruntun dari Yeosang membuat perasaan Jongho semakin tidak enak.

"Lu pernah ngenalin teman teman lu ke dia ?"

"Selalu, kak." Yeosang terdiam, jawaban Jongho membuat otaknya memikirkan sesuatu yang tidak tidak.

"Ho, sama ga sih ?" Jongho menatap mata Yeosang, perasaan 'tidak enak' memancar dari matanya. Jongho hanya menganggukan kepalanya.

"Ayo, cari bukti." Yeosang menarik tangan Jongho keluar dari kamarnya. Ia tiba tiba terdiam di depan pintu utama rumahnya.

"Kenapa, kak ?" Jongho hampir saja menabrak tubuh Yeosang kalau ia meneruskan langkahnya sedikit lagi.

"Baju." Jongho melirik bajunya. Ah iya, Yeosang dan Jongho masih sama sama menggunakan seragam.

Yeosang langsung berlari ke kamarnya, lalu membuka lemarinya lebar lebar. Ia melemparkan celana jeans, kaos putih polos, dan sweater kebesaran miliknya kepada Jongho. Ketiga barang itu langsung ditangkap oleh Jongho dengan baik.

"Untung gua pernah salah beli. Ternyata berguna juga." Yeosang dan Jongho segera mengganti pakaian mereka.

Setelah mereka siap, Yeosang menatap Jongho dengan kesal. Sweater Yeosang terlihat pas pada tubuh Jongho.

"Ih, kalau di badan gua, udah kayak anak kecil minjam baju omnya." Jongho terkekeh mendengarnya. Ia pun membantu Yeosang menyiapkan kamera untuk nanti.

"Yakin kak pakai kamera ?" Yeosang mengangguk yakin.

"Biar kayak detektif benaran." Jongho tersenyum tipis. Yeosang semangat sekali sepertinya.

***

Disini lah mereka sekarang, berakhir pada gedung apartemen yang cukup mewah menurut Yeosang. Jongho dan Yeosang mulai melangkah masuk.

"Lu tau Somi dimana ?" Jongho menggeleng.

"Kan udah seminggu ga dapat kabar."

"Apartnya ?" Jongho mengangguk, lalu melanjutkan langkah kakinya.

Tak lama, Jongho berhenti tepat di depan pintu sebuah ruangan. Tanganya merogoh sakunya, mencari sesuatu di dalam sana.

"Nyari apaan Ho ?"

"Kunci." Yeosang menatap bingung Jongho.

"Lu punya kunci apartnya Somi ?" Jongho menggeleng lagi dan lagi.

"Ini apart gua, yang sebelah situ punya Somi." Jongho menunjuk pintu di sebelah kanannya. Yeosang menutup mulutnya kaget.

"Tau gitu ga usah ngomong kencang kencang." Bisik Yeosang. Jongho hanya terkekeh melihat tingkah laku Yeosang.

Kalau dilihat lihat, Yeosang lebih tua satu tahun dibanding Jongho. Tapi, kenapa Yeosang terlihat seperti lebih muda dua tahun dari Jongho ?

Yeosang dan Jongho mulai masuk kedalam apartemen milik Jongho. Cukup rapi, pikir Yeosang.

Yeosang mulai mengedarkan pandangannya, apartemen ini hampir mirip dengan kamar Jongho.

Dengan nuansa hitam putih, dan jendela besar yang langsung menunjukkan padatnya jalan kota.

Yeosang memutari ruang tamu tersebut. Sesekali bibirnya terangkat ketika melihat foto yang tepajang di dinding atau sekedar di letakan di meja.

Fokus Yeosang dan Jongho teralihkan saat mendengar suara pintu dari kamar sebelah. Jongho dan Yeosang langsung berlari menuju pintu utama, dan membuka pintu tersebut secara perlahan.

"Somi keluar tuh, ikutin jangan ?" Bisik Yeosang. Jongho melirik Yeosang yang sedang berjongkok di bawahnya. Tatapan keduanya kembali fokus pada Somi.

Jongho perlahan menggeleng. "Ga usah deh kak, gua belum siap." Yeosang hanya mengangguk angguk, menerima keputusan Jongho.

Jongho kembali mendudukan dirinya di sofa ruang tamu. Ia memencet asal remote televisi, hingga televisi itu berganti channel terus menerus.

Yeosang menatap Jongho dalam. Tatapan pria itu kosong, tidak ada semangat dalam sorot matanya.

"Semangat dong, ho. Mungkin ini cuman perasaan kita kan ?" Jongho melirik Yeosang. Tak lama, kepalanya mengangguk lemah.

Jongho benar benar seperti orang yang kehilangan segalanya saat ini. Tatapan kosong itu membuat Yeosang ingin terus terusan menjahili Jongho.

Berharap laki laki tersebut bisa kembali menemukan senyumnya. Karena, Yeosang sangat suka senyuman tersebut.
.
.
.
Tbc

Aaaaaaaaa-ncur :')
gatau ini apaan :'

FROM ME TO YOU [JONGSANG] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang