FMTY'15

382 77 19
                                    

Jongho turun dari kamarnya saat mendengar suara teriakan dari lantai bawah.

"Jaemin, sayangi telingamu. Lain kali, tutup telinganya kalau kak Wooyoung sudah mulai berteriak." Ucap Jongho yang entah sejak kapan sudah berjongkok di sebelah Jaemin dan Yeosang.

Jaemin hanya mengangguk angguk sambil terkekeh geli. Masih terbayang di kepalanya, bagaimana kerasnya teriakan kesakitan Wooyoung. Atau bagaimana kerennya Yeosang yang bisa melempar sepatunya hingga tepat mengenai kepala Wooyoung.

"Kenapa sih, kak?" Tanya Jongho heran. Ia sampai melompat dari kasurnya saat mendengar teriakan Yeosang tadi. Untung, ga banting ponsel lagi.

"Masa gua mau dibakar sama Wooyoung." Adu Yeosang. Ia mempoutkan bibirnya karena kesal.

Jongho pun mengusak surai coklat milik Yeosang dengan gemas, dan langsung ditepis oleh pria manis tersebut.

"Tangan lu kotor, banyak dosa." Jongho mengambil ponselnya. Membuka aplikasi kamera dan menyodorkannya ke arah Yeosang.

"Ngaca, kak, ngaca." Yeosang mengambil ponsel Jongho. Lalu mengarahkan kameranya ke arah dirinya.

Yeosang segera menarik Jaemin dan Jongho untuk foto bersama. Itu berakhir dengan celotehan Jongho yang kesal karena dirinya tidak siap. Yeosang mendapatkan aibnya.

"Padahal, gua sama Jaemin udah bagus. Gua post yang ini aja lah."

"Kak, jangan gila deh. Foto ulang ga mau tau !" Yeosang hanya menurut, lalu mengirim kedua foto itu ke ponselnya.

"Awas sampai yang pertama dipost." Peringat Jongho. Yeosang terkekeh gseli melihat raut wajah Jongho.

"Mudah mudahan ga lupa."

"Kak Yeosang !"

"Apa ?"

"Jangan di post !" Dengan sengaja, Yeosang menekan tombol posting yang ada di sana. Ia menunjukan layar ponselnya pada Jongho.

"Yah, udah ke post ho." Jongho tersenyum miris. Terlihat jelas di matanya Yeosang dengan sengaja mempostingnya.

"Hapus kak." Nada Jongho berubah menjadi datar secara tiba tiba. Yeosang pun segera menghapus postinganya, dan kembali memposting foto yang kedua.

"Iya nih, udah." Yeosang kembali menunjukan layar ponselnya ke arah Jongho.

"Oh."

"Dih, ngambek. Jongho, jangan ngambek." Rayu Yeosang.

"Ga, siapa yang ngam--?"

"EMIN DI UPAIN HUA !" Teriak Jaemin secara tiba tiba, membuat Jongho menghentikan kata katanya.

"Engga kok, Jaemin ga di lupain. Sini gendong." Yeosang menari Jaemin ke gendongannya.

Yeosang membawa tubuh kecil itu berkeliling rumah Jongho sambil mnyanyikan lagu anak anak yang Jaemin minta. Hal itu tejadi begitu saja, hingga dengkuran halus keluar dari bibir kecil Jaemin.

Yeosang menghampiri Jongho, lalu bertanya tanpa suara. Menanyakan, dimana ia harus meletekan tubuh Jaemin.

Jongho berjalan menaiki tangga, sementara Yeosang mengikutinya dari belakang. Hingga akhirnya mereka berhenti di depan salah satu.

Satu satunya pintu yang berbeda dari yang lainnya. Warnanya biru langit, dan ada tulisan 'Emin' yang sedikit berantakan di pintunya. Yeosang yakin, itu pasti tulisan tangan Jaemin.

Jongho membukakan pintunya, Yeosang pun langsung melangkah masuk. Lucu, itu yang terlintas di kepala Yeosang saat melihat kamar itu.

Kamar anak, benar benar kamar anak. Yang penuh dengan hiasan di dinding, mainan yang berantakan di pojok ruangan, sebuah meja belajar kecil yang penuh dengan kertas hasil coretan dan pensil warna, dan sebuah kasur dengan sprei dengab gambar kartun di tengahnya.

Yeosang membaringkan tubuh Jaemin di kasur tersebut, lalu mengecup pipi Jaemin lembut.

"Good night, Jaemin." Bisik Yeosang, lalu melangkah keluar dari kamar tersebut.

"Kenapa ga nyuruh Jaemin tinggal disini aja, ho?" Yeosang sedikit heran, kamar Jaemin saja sudah ada. Kenapa Jaemin masih di biarkan tinggal di panti asuhan ?

"Kalau gua sekolahkan ga ada yang jagain."

"Sewa pengasuhkan bisa."

"Lu mau Jaemin besar di tangan pengasuh? Lagi pula jaman sekarang serem kak, ntar anak gua dijual lagi." Ucap Jongho bergidik ngeri.

"Kebanyakan nonton drama lu !"

"Teman gua ada loh kak, dia di besarin sama pengasuh. Dari kecil selalu dikasih obat tidur biar anteng. Lu mau Jaemin kena gitu juga?" Kini giliran Yeosang yang bergidik ngeri. Membayangkan Jaemin yang menjadi korban selanjutnya. Seram juga sih, ga mau kerja, tapi mau uang.

"Lupain lah, biarin Jaemin di panti asuhan sampai lu benar benar bisa jaga dia dua puluh empat jam."

"Yaudah turun yuk !"

***

"HALO MINGI DATANG !" Teriak Mingi dari pintu utama dan langsung mendapat pukulan dari Yeosang.

"Diam. Jaemin lagi tidur." Yeosang menatap sinis Mingi. Kalau sampai Jaemin bangun, sudah, habislah kau Mingi.

"Ya gua kan gatau, Sang. Maaf." Yeosang melirik kantong plastik yang dibawa Mingi.

"Ayam tuh Gi." Yeosang melebarkan senyumnya.

"Iya nih, Sang." Mingi ikut tersenyum.

"Buat gua ya?" Seketika Mingi menarik kantong plastiknya menjauh.

"Buat bareng bareng, Yeosang."

"Yaudah sana, lagi pada bakar Wooyoung."

"Hah?!"

"Bercanda, lagi pada bakar sate. Bantuin sana, gua mau ngambil piring dulu." Yeisang pun berlari kecil menuju dapur. Saat Yeosang membalikan tubuhnya ingin kembali ke taman belakang, ia di kejutkan oleh Jongho yang sudah ada di belakannya.

"Goblok." Umpat Yeosang reflek. Namanya juga lagi bawa tumpukan piring, malah di kagetin. Untung saja ga Yeosang jatuhin.

Jongho mengambil setengah tumpukan piring yang ada di tangan Yeosang. Lalu, membawanya menuju taman belakang.

"Gajelas, udah di kagetin, di tinggal lagi." Keluh Yeosang. Jongho tiba tiba berjalan mundur ke arah Yeosang.

"Jadi mau ditemenin?" Rasanya Yeosabg ingin sekali memukul Jongho dengan salah satu piring yang sedang ia bawa, namu Yeosang ga senekat itu.

"Ngapain balik lagi?"

"Tadi ngeluh di tinggal sama gua." Goda Jongho membuat Yeosang semakin ingin memukul Jongho.

"Ga ada, gua ga ada ngomong gitu. Udah sana."

"ITU GOSONG ANJIR !" Teriak Wooyoung membuat Jongho dan Yeosang berlari kecil ke arah mereka.

"Ya mana gua tau !" Yeosang terkekeh melihat wajah kesal Yunho.

"UDAH ITEM GITU MASA GA TAU ?! NANGIS GUA HO, NANGIS." Wooyoung mengambil sate yang baru saja dihancurkan Yunho, dan melemparnya ke tempat sampah.

"Nih ya Yunho yang tinggi, yang cakep, yang apa lah itu. Bakarnya ga usah lama lama, kecuali kalau lu mau bakar rumah Jongho sampai besok aja lu bakar ni daging." Jelas Wooyoung dengan kesal. Ya sayang juga sih, satenya lumayan banyak yang di bakar Yunho. Jadi ya, wajar kalau Wooyoung kesal.

Makan malam mereka pun riuh dengan teriakan Wooyoung. Dan ajaibnya, Jaemin tidak terganggu sama sekali dengan teriakan tersebut. Seperti biasa, masih ada perkelahian antara Wooyoung, San, Yunho, dan Mingi. Dan masih tetap berakhir dengan sesi ceramah dari Hongjoong dan Seonghwa.

.
.
.
Tbc

FROM ME TO YOU [JONGSANG] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang