20 November 2019
Yang sekarang ada di kepalaku hanyalah, kau dan rindu.
***
Yeosang membuka matanya lebar lebar. Jantungnya berdetak sangat cepat.
Yeosang mendudukan dirinya, mencoba untuk menetralkan detak jantungnya.
'MIMPI APAAN SIH KAYAK GITU ?!' kesal Yeosang dalam hati. Ia mengedarkan pandangannya. Mencoba mengingat ingat dimana ia berada sekarang ? Ini bukan kamar tidurnya.
Tiba tiba pintu terbuka, menampakan Jongho dengan baju santainya.
"Udah bangun kak ?" Yeosang menatap bingung Jongho. Jadi, Yeosang tidur di kamar Jongho ? Yeosang mencoba mengingat ngingat kejadian sebelumnya.
Ah iya, Yeosang ingat. Setelah sampai, Jongho memberinya obat pereda sakit kepala. Tapi, bukannya mereka ada di ruang tengah ? Jadi, seharusnya Yeosang tertidur diruang tengah bukan ?
"Badan gua sakit sakit nih, lu berat tau kak !" Yeosang membulatkan matanya.
"Hah ?!"
"Tadikan gua harus gendong lu dari lantai satu ke lantai dua." Biarkan Yeosang pingsan sekarang. Gua ga kuat, pikirnya
"Gua ga seberat itu ya ! Kan lu yang berat, banyak dosanya." Balas Yeosang sambil terkekeh pelan.
"Ayo, coba main gendong gendongan !" Tantang Jongho. Yeosang membulatkan matanya.
"Heh, ga ada akhlak lu ya !" Jongho menarik tangan kanan Yeosang. Lalu mengangkat tubuh itu dengan mudahnya.
"Gila lu ! Eh, turunin, bodoh !" Yeosang mencoba memberontak, tapi tidak berhasil sama sekali.
Bruk ! Tubuh Yeosang dijatuhkan begitu saja oleh Jongho. Yeosang mendelik tajam kearah Jongho.
"Turuninnya ga gitu juga, goblok." Kesal Yeosang. Satu tubuhnya salit sekarang, dari ujung kaki hingga ujung kepala semuanya sakit. Apa dosanya di masa lalu hingga bisa memiliki teman seperti Jongho ?
Jongho menyodorkan tangannya, tapi langsung ditepas oleh Yeosang. Jongho langsung mengangkat tubuh itu lalu mendudukannya di kursi belajarnya.
"Nanti gua di marahin Jaemin kalau sampai kakak manisnya kenapa napa." Yeosang langsung mencibir mendengarnya.
Keheningan kembali meneyelimuti mereka. Jongho fokus pada ponselnya sedangkan Yeosang fokus pada pikirannya sendiri.
"JONGHO !" Teriak Yoesang setelah 5 menit berlalu dalam keheningan. Jongho yang kaget langsung membanting ponselnya kelantai.
Jongho menatap miris ponselnya. Beberapa detik kemudian, tatapannya beralih ke arah Yeosang yang sedang tersenyum merasa tidak melakukan apa pun.
Tatapan Jongho menajam, ia benar benar ingin menelan Yeosang hidup hidup sekarang.
"KAK YEOSANG !" Teriak Jongho kesal. Bagaimana tidak kesal ? Ponselnya sudah tak berbentuk sekarang.
"Ya ?" Balas Yeosang santai.
"ITU HP G-"
"Kan lu yang banting." Ucapan Jongho dipotong oleh Yeosang. Senyum manis tidak lepas dari wajah pria manis itu.
"Tapi, lu ya-"
"Gua cuman niat ngagetin lu, ga ada niat untuk ngerusak ponsel lu. Lu yang banting kenapa gua yang salah ?" Ucapan Jongho kembali di potong oleh Yeosang.
Jongho memijat pangkal hidungnya pelan. Kepalanya pening mendengar ucapan Yeosang. Memang, ucapan Yeosang tidak ada salahnya, tidak ada sedikit pun.
"Diam." Titah Jongho. Yeosang hanya terduduk diam menatap Jongho yang berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Ia benar benar seperti anak kecil yang sedang menunggu ayahnya pulang kerja sekarang.
Senyum manis Yeosang tak pudar sedikit pun hingga Jongho keluar dari kamar mandi. Posisinya tetap sama, tak berpindah satu senti meter pun.
"Ikut gua." Yeosang menangguk manis. Ah, lucunya, pikir Jongho.
Jongho mengusak kepala Yeosang gemas. Yeosang pun memajukan bibirnya kesal, tangannya menahan tangan Jongho agar tidak melanjutkan aksinya.
"Gimana gua bisa marah sama lu, kak ? Lunya aja mirip kayak Jaemin gini." Jongho mencubit pipi Yeosang pelan dan langsung detepis oleh Yeosang.
"Ih, Jongho ! Gua bukan anak kecil !" Jongho menarik Yeosang kedepan cermin yang terletak di ujung kamarnya.
"Nih yang katanya bukan anak kecil." Jongho menusuk pipi Yeosang dengan jari telunjuknya. Yeosang menyikut perut Jongho yang tepat ada di belakangnya.
Jongho pun meringis pelan karena ulah Yeosang. Yeosang pun pergi keluar kamar Jongho dan duduk di sofa ruang tamu.
"JONGHO ! KITA MAU KEMANA LAGI ?" Teriak Yeosang dari sofa ruang tamu. Tak lama, Jongho turun sambil memutar kunci motor di jarinya.
"Ayo."
***
Yeosang menatap bingung orang yang tengah menggandengnya kuat saat ini.
"Jangan dilepas, nanti lu ilang. Ini lagi ramai soalnya." Itu kata Jongho beberapa menit yang lalu.
Jongho tidak berucap apapun setelahnya. Sekarang keduanya sedang berada di pusat perbelanjaan dekat rumah Yeosang. Biar sekalian pulang kalau kata Jongho mah.
"Jongho, kita mau kemana sih ?" Jongho menghentikan langkahnya, ia melirik Yeosang, dan kembali melangkah memasuki toko yang menjual ponsel.
"Hp lu kak ? Kompakin kayaknya lucu." Yeosang merogoh sakunya, mengeluarkan benda pergsegi panjang yang di maksud Jongho.
Yeosang memberikan benda tersebut pada Jongho. Membiarkan Jongho mengutak atik benda tersebut.
Jongho terkekeh pelan, "Kak ? Segitu cintanya sama ayam sampai pakai case dan gantungan ayam ?"
"Iya dong !" Balas Yeosang percaya diri.
"Kalau misalkan lu cinta sama gua, dipasang di case ga ?" Mata Yeosang membulat mendengar pertanyaan Jongho.
"M-mungkin ?" Yeosang menundukan wajahnya malu. Kakinya terus berjalan mengikuti Jongho mencari ponsel yang sama persis dengan Yeosang.
"Ah, ketemu."
"Kenapa ga nanya yang tugas aja sih, ho ?" Yeosang bingung, untuk apa mereka mengelilingi toko tersebut kalau bisa langsung diarahkan oleh petugasnya ?
"Biar bisa gandeng lu terus." Pandangan Yeosang yang awalnya ada pada Jongho kini jatuh pada tangan mereka.
Yeosang kembali menundukan wajahnya. Ah, wajahnya seperti terbakar sekarang. Yeosang tak tau lagi seberapa merah wajahnya sekarang.
.
.
.
TbcPendek lagi :')
Tugas numpuk uy. Pas dijejerin biar ga numpuk, meja belajar malah penuh. Sad banget :(
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM ME TO YOU [JONGSANG] ✔
FanfictionIni hanya sebuah deretan kata yang membentuk sebuah kalimat dan ini ku tulis hanya untukmu. WARNING! • BxB • Yeo, bot • Jong, top • harsh words [25 Agustus - 29 September 2020]