Untuk mendapatkan feeling di chapter ini bisa sambil memutar video di atas.
Backsound : N. CA - Awesome Breeze
.
.
Happy reading..Suasana tegang tidak bisa dihindari lagi. Tatapan tajam dan menilisik menyerang Jaehyun. Terutama tatapan dari Jung Yonghwa. Bagaimana tidak, Yoona dan Yonghwa mendapati Jaehyun datang ke apartemen bersama Chaeyeon. Gadis asing yang tidak dikenal ibu dan kakaknya. Jaehyun tahu bahwa kini dua orang di depannya itu sudah banyak menyimpan prasangka buruk padanya.
"Jaehyun-ah, kau yakin pindah kesini karena fokus meraih mimpimu? Kau pindah hanya karena ingin bersenang-senang dengan gadis itu kan? Kau ingin kabur dari kewajibanmu sebagai pewaris perusahaan appa." selidik Yonghwa.
"Yonghwa hyung, jangan salah paham. Aku hanya menolongnya yang pingsan di jalan dan menemaninya di rumah sakit. Mimpi yang kumaksud tidak ada hubungannya dengan gadis itu." jelas Jaehyun mencoba menahan emosinya.
"Menemaninya sampai bermalam? Memangnya dia tidak punya keluarga, kenapa harus dirimu? Aku curiga kalian melakukan hal yang tidak-tidak dan kau akan merusak nama baik keluarga ini." ucap Yonghwa sinis, ia tidak percaya dengan penjelasan Jaehyun.
Jaehyun mengusap wajahnya kasar, "Aku tidak tahu soal itu. Selama aku menolongnya tidak ada keluarganya yang menghubungi untuk mencarinya. Bisa saja dia hidup jauh dari keluarga. Aku hanya mencoba menjadi orang baik."
"Orang baik? Lepas dari tanggung jawab keluarga sebagai pewaris?" sungut Yonghwa.
"Eomma, aku berkata jujur. Eomma tahu itu kan?" Jaehyun kali ini menatap dalam Yoona yang sedari tadi diam, mendengarkan pertikaiannya dengan sang kakak.
Yoona membalas tatapan tajam Jaehyun. Tatapan tajam itu saling menelisik seolah mencari kebenaran. Beberapa saat Yoona dan Jaehyun saling bertatapan, sepertinya keduanya sedang melakukan telepati. Ya, keistimewaan Jaehyun sebagai indigo di dapat dari Yoona.
"Dia berkata apa adanya, Yonghwa-ya. Dia tidak ada hubungan apapun dengan gadis yang kita lihat tadi, hanya tetangga." ucap Yoona kemudian memutus kontak mata dengan Jaehyun lalu mengusap bahu Yonghwa.
"Aku akan percaya padanya jika dia mau kembali pulang ke rumah dan bekerja di perusahaan appa." ucap Yonghwa menatap Jaehyun dingin.
Sontak kedua pupil Jaehyun melebar. Ia tidak habis pikir kakaknya akan memaksanya untuk bekerja sebagai pewaris perusahaan. Padahal Jaehyun sudah pernah mengatakan tidak ketertarikannya dalam perusahaan pada keluarganya termasuk Yonghwa. Rahang Jaehyun mengeras, ia benci ketika ada yang memaksa pilihan hidupnya. Selama ini ia sudah menjelaskan baik-baik dan hampir memulai membangun mimpinya.
"Saham perusahaan sekarang sedang turun drastis, ada orang kepercayaan appa yang berkhianat dengan memanipulasi nilai saham demi keuntungan pribadinya. Banyak investor menarik investasinya, aku sudah berhasil mengembalikan nilai yang seharusnya. Tetapi saat ini nama perusahaan sudah kehilangan banyak kepercayaan." jelas Yonghwa, raut tegang di wajahnya mulai melunak.
"Maafkan aku hyung, aku tidak bisa." lirih Jaehyun.
"Uri adeul, bisakah kau bekerja di perusahaan keluarga kita? Isi posisi manager pemasaran yang kosong. Kami membutuhkanmu, appa-mu sudah tidak bisa lagi mempercayai orang lain selain keluarga kita." ucap Yoona lembut sambil mengusap punggung tangan Jaehyun.
Jaehyun tetap kukuh pada pendiriannya. Ia menggeleng, "Tidak bisa, eomma. Aku tidak yakin apakah aku bisa meraih apa yang kuinginkan jika aku sudah terlanjur masuk ke dalam perusahaan. Aku ingin menjadi sukses dengan namaku sendiri, bukan sebagai pewaris dari pebisnis sukses Jung Yunho."
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Path (√)
FanfictionTanpa sadar kedua mata itu bertemu. Baik Chaeyeon maupun Jaehyun saling melempar senyum. Senyuman manis dan takjub. Jarak mereka saat ini cukup jauh mengingat keduanya sama-sama duduk di ujung bangku. Tetapi getaran dari wajah bahagia yang terpancar...