DUA PULUH TIGA (2)

166 25 3
                                    

Votement please
Happy reading..

Tungkai Chaeyeon berjalan memutari buffet jamuan untuk para undangan. Tidak ada makanan yang menarik selera makan Chaeyeon di sana. Bahkan piring di tangan Chaeyeon masih kosong. Chaeyeon masih sedih, ia tidak bisa makan dalam keadaan sedih.

Pada akhirnya Chaeyeon kembali meletakkan piringnya. Ia duduk sendiri di meja makan. Mengamati setiap tamu yang terlihat bahagia menikmati makanan. Sudah lama Chaeyeon tidak merasakan ini. Ketika dirinya dibuat iri oleh orang-orang yang bisa makan dengan baik.

"Aku ingin itu." lirih Chaeyeon ketika kedua netranya menangkap beberapa pria tua meneguk soju dalam gelas.

Chaeyeon kembali bergerak mengelilingi setiap jamuan dalam buffet. Soju. Hanya itu yang Chaeyeon inginkan. Berharap kandungan dalam soju dapat membuat Chaeyeon lupa akan masalahnya dan mengusir rasa sakit di hati. Kalau bisa Chaeyeon ingin minum sampai pingsan tidak sadarkan diri.

"Chaeyeon-ah, ayo ikut aku!" entah datang darimana, Eunha tiba-tiba menarik tangan Chaeyeon.

"Ke mana?" tanya Chaeyeon dengan suara paraunya.

"Kita harus ikut prosesi lempar bunga! Siapa tahu salah satu dari kita dapat bunganya dan bisa segera nyusul ke pelaminan!" seru Eunha semangat.

Untuk apa pula Chaeyeon berdiri di antara keruman para lajang yang mengantri lemparan bunga dari pasangan pengantin. Sudah jelas Chaeyeon bodoh dalam hubungan percintaan dan tidak berniat melangkah masuk ke dalam pintu pelaminan. Tubuh lemas Chaeyeon dengan pasrah mengikuti gerakan tangan Eunha yang membantunya menerobos kerumunan untuk berdiri di barisan paling depan.

"Hana.. dul.. set..!"

Sebuket bunga akhirnya terlepas dari genggaman Yuna dan Seokmin yang berdiri membelakangi teman-teman mereka. Lemparan bunga itu jatuh dalam jangkauan pendek. Hanya dalam beberapa sekon melambung, buket bunga mawar bewarna merah muda itu jatuh menimpa sepatu Chaeyeon.

"Chaeyeon-ah, kau mendapatkan bunganya!" seru Eunha mengambilkan bunga di atas sepatu Chaeyeon dan memberikan pada gadis itu.

Chaeyeon menerima bunga dari tangan Eunha dengan ragu. Air mata kembali mengalir ketika ia menatap bunga dalam buket itu. Pikirannya langsung teringat oleh Jaehyun.Chaeyeon merindukannya. Ia menyesali tindakannya beberapa saat yang lalu.

Rasanya Chaeyeon sudah gila sekarang. Air matanya terus mengalir tanpa bisa ditahan. Hatinya menyalahkan dirinya sendiri. Chaeyeon berlari ke ruang makan. Ia tidak boleh menangis di tengah keramaian, apalagi sampai Yuna tahu.

"Chaeyeon-ah! Kamu mau kemana?!" seru Eunha ketika Chaeyeon pergi meninggalkannya.

Ini yang Chaeyeon cari. Beberapa botol soju tersedia di meja. Chaeyeon mengambil dua botol soju dan duduk seorang diri di sudut meja. Tangannya menuangkan soju ke dalam gelas berukuran besar dan meminumnya dalam sekali teguk. Hal itu terjadi berulang. Chaeyeon menangis, merutuki segala kebodohannya.

"Jaehyun-ah.. kenapa kamu tidak mengabariku?" gumam Chaeyeon melempar ponselnya ke meja ketika tidak mendapati notifikasi apapun dari Jaehyun.

"Apa Rose telah menarik perhatianmu? Dia lebih menarik dariku kan?" lirih Chaeyeon dalam tangisnya.

"Hati manusia bisa berubah dengan cepat bukan? Jangan berharap dia akan terus mencintaimu meski kau sudah menolaknya Chaeyeon.."

"Jung Chaeyeon bodoh.. Kau menyia-nyiakannya.." ucap Chaeyeon sambil membuka segel botol soju keduanya.

"Hei.. ini bukan bar, jangan banyak minum di acara pernikahan sahabatmu."

Seseorang merebut botol soju di tangan Chaeyeon. Chaeyeon mendesis pelan saat mengetahui siapa yang merebut botolnya. Dengan gerakan cepat Chaeyeon kembali merebut botol soju dari tangan lelaki itu, Kim Mingyu.

Flower Path (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang