Votement, kuy kuy kuy..
Happy reading!"Jaehyun-ah, apa kau meninggalkan ini saat makan malam lalu?"
Johnny mengulurkan tas kain besar pada Jaehyun. Ragu-ragu Jaehyun menerima tas kain itu. Seingatnya setelah makan malam itu, Jaehyun membawa pulang tas plastik belanjaannya, kenapa Johnny memberikan sesuatu padanya.
Tas kain itu berisi timbangan. Jaehyun terdiam, ia mencoba mengingat malam itu. Saat itu ada Chaeyeon. Samar-samar Jaehyun mengingat bahwa malam itu Chaeyeon membawa tas kain. Dari isinya sudah jelas bahwa timbangan ini milik Chaeyeon, mengingat Jaehyun menyembunyikan timbangan miliknya.
"I..iya. Terima kasih sudah mengembalikannya, Johnny hyung." ucap Jaehyun kikuk.
"Bukan masalah." ucap Johnny menepuk bahu Jaehyun.
"Oh ya, aku turun duluan untuk menyiapkan mobil. Nanti kalau Mark sama Haechan keluar dari apartemen Taeil hyung, sekalian ajak mereka ke tempat parkir di bawah."
"Siap hyung!"
Jaehyun kembali masuk ke dalam apartemennya, ia memasukkan timbangan milik Chaeyeon di laci nakas kamarnya. Sudah Jaehyun duga Chaeyeon akan membeli timbangan setelah ia menyembunyikannya. Jaehyun menghela napas lega ketika timbangan baru itu tertinggal di apartemen Johnny.
"Tidak akan kubiarkan timbangan itu menghambat proses penyembuhannya." gumam Jaehyun mematut dirinya di depan cermin.
Penampilan Jaehyun kali ini sedikit berbeda dari biasannya. Lelaki itu menyisir poninya ke samping dan memperlihatkan sebagian dahi mulusnya. Turtle neck putih dibalut kemeja hitam yang beberapa bagian atas kancingnya dibiarkan terbuka menjadi gaya penampilannya malam ini. Untuk sentuhan terakhirnya, Jaehyun menyemprotkan sedikit parfum di tubuhnya.
Hari ini Jaehyun dan para tetangganya akan menghadiri pesta yang diadakan oleh Yuta dan Sakura. Sesuai dengan janji, Jaehyun akan berangkat bersama para tetangganya. Jaehyun memakai sepatu pantofel yang sudah ia siapkan lalu keluar dari apartemen.
"Pangeran kita keluar!" seru Haechan yang pertama menyadari keberadaan Jaehyun.
Di depan kamar apartemen sudah ada ada Taeil, Jungwoo, Mark, dan Haechan. Mereka semua berpakaian hitam putih. Sebelumnya mereka sudah mendiskusikan untuk memakai dresscode monocrome style untuk tampil beda di pesta Yuta.
"Tinggal Chaeyeon nih yang belum keluar?" tanya Taeil memastikan.
"Di grup chat katanya sebentar lagi akan keluar." jawab Jungwoo yang berkutat dengan ponselnya.
"Ya sudah, kita tunggu saja." ucap Jaehyun santai.
Tiga orang laki-laki dan dua anak laki-laki itu memilih menunggu dengan berbincang di depan pintu apartemen Chaeyeon. Sesekali Jungwoo menekan bel apartemen Chaeyeon karena sudah tidak sabar untuk segera berangkat.
CKLEK!
Pintu apartemen Chaeyeon terbuka. Chaeyeon seketika menutup mulutnya terkejut. Tetangganya di lantai tiga sedang menunggunya di depan pintu. Penampilan mereka semua terlihat berbeda dari biasanya. Sesuatu yang terasa aneh untuk Chaeyeon lihat sekarang.
"Ayo tuan putri, kita berangkat bersama.." riang Jungwoo ketika Chaeyeon keluar.
Chaeyeon menutup apartemennya. Ia dibuat malu sekarang. Bagaimana tidak, sekarang ia berjalan diantara banyak laki-laki itu. Ya, meski semuanya baik dan mereka tetangga Chaeyeon, tetapi rasanya tetap saja canggung. Jujur saja, Chaeyeon merasa dikawal oleh beberapa lelaki tampan itu, mengingat ia satu-satunya perempuan yang ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Path (√)
Fiksi PenggemarTanpa sadar kedua mata itu bertemu. Baik Chaeyeon maupun Jaehyun saling melempar senyum. Senyuman manis dan takjub. Jarak mereka saat ini cukup jauh mengingat keduanya sama-sama duduk di ujung bangku. Tetapi getaran dari wajah bahagia yang terpancar...