EMPAT BELAS

193 26 0
                                    

Backsound : Lovelyz - Worry Doll

Always votement, guys..
Happy reading!

"Mana pahlawan Chaeyeon yang telah mempermalukan sohibku di sekolah tadi? Kok dari tadi hanya bisa nangis. Chaeyeon, aku rindu suaramu lho.."

Rose memasang senyum manisnya. Kedua tangannya bertumpu di atas meja. Sorot mata tajamnya tidak pernah terlepas dari Chaeyeon yang sedari tadi hanya duduk terdiam di depannya. Rose mendecih pelan, ternyata tidak ada yang berubah dari Chaeyeon saat bertemu dengannya. Hanya fisiknya yang lebih cantik tetapi sifatnya sama. Pecundang.

"Oh ya, temanmu yang di pesta waktu itu tampan sekali. Kenalin ke aku dong.., sepertinya dekat banget sampai dia membawamu pergi dariku." ucap Rose dengan santainya tanpa mempedulikan Chaeyeon yang menangis dalam diam.

Pikiran Chaeyeon langsung teringat akan Jaehyun saat mendengar ucapan Rose. Tanpa disadari Chaeyeon menggelengkan kepalanya. Tidak akan dibiarkannya Jaehyun mengenal Rose. Jaehyun adalah teman terbaik yang pernah Chaeyeon miliki. Chaeyeon tidak ingin Rose mengambilnya seperti Rose memprovokasi teman-teman lainnya untuk menjauhinya di masa SD.

"Gini dong respon, bosan aku lihat kamu nangis terus." ucap Rose senang.

"Monster sepertimu harus sadar diri." Rose mendekatkan wajahnya dan menatap Chaeyeon lekat-lekat, "Ok, aku akui sekarang kau jadi cantik tetapi kelak mereka akan menjauhimu ketika melihat yang cantik lainnya. Temanmu yang satu itu, akan kupastikan bersamaku karena aku lebih cantik darimu. Aku akan kembali membuatmu menderita, Jung Chaeyeon.." ucap Rose sambil menunjuk wajah Chaeyeon dengan tatapan tajamnya.

"Cantik hati seseorang itu dilihat dari tutur katanya bukan penampilan atau parasnya."

Di saat tubuhnya gelisah, Chaeyeon mengingat perkataan Jaehyun saat sedang siaran radio bersama. Chaeyeon juga mengingat ucapan lainnya dari Jaehyun yang menyebutnya cantik. Ucapan yang tersimpan baik di hati Chaeyeon dan menjadi kekuatan tersendiri baginya.

"Tutur katamu.. Kau.. tidak cantik.. Rose.." ucap Chaeyeon dalam isak tangisnya.

"Apa?!" kejut Rose, "Lagi! Katakan sekali lagi?!" Rose semakin mendekatkan wajahnya ke arah Chaeyeon.

"Jelek.." ucap Chaeyeon memberanikan diri menatap wajah Rose.

"Hei, aku ini tamumu! Teman lama yang merindukanmu, bagaimana bisa kau berkata seperti itu?!" kesal Rose.

"Pergi! Aku tidak pernah mengundangmu! Kita tidak pernah berteman!" teriak Chaeyeon.

Chaeyeon sudah tidak tahan lagi. Kehadiran Rose di apartemen sangat mengganggu. Chaeyeon memegang kepalanya. Ia sudah mulai pusing karena terlalu banyak menangis serta berhadapan dengan rasa benci dan takut pada gadis di depannya itu.

"PERGI!" teriak Chaeyeon dengan suara paraunya.

BRAK!

Chaeyeon menggebrak meja. Tatapan mengintimidasi itu seolah ingin membunuhnya. Chaeyeon bangkit dari duduknya. Ia bersiap menarik tangan Rose untuk keluar namun, gadis itu sudah lebih dulu berdiri.

Rose menyentuh dagu Chaeyeon dan tersenyum licik, "Ini dia yang aku rindukan. Jung Chaeyeon yang gila. Kalau sudah gila bakalan segera mati kan?"

Ada kepuasan tersendiri di hati Rose sekarang. Rose yakin Chaeyeon tidak akan lagi tersenyum ataupun eksis di dunia maya sebentar lagi. Rose sudah melihat wajah hancur Chaeyeon. Saatnya ia pergi dan membiarkan gadis itu menderita.

"Aku pulang dulu ya, Chaeyeon. Nanti kalau tiba-tiba rindu aku main lagi ke sini." ucap Rose berjalan keluar dari apartemen Chaeyeon.

Tangis Chaeyeon pecah. Apakah Rose akan senang jika ia mati. Apakah selama ini yang diinginkannya hanya melihat Chaeyeon enyah dari kehidupan ini. Tetapi apa salah Chaeyeon hingga gadis itu berkata sangat dalam dan serius tentang kematian.

Flower Path (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang