TIGA BELAS

227 29 2
                                    

Langkah ringan mengelilingi meja dapur. Tatapan tajam Jaehyun mengamati setiap pergerakan murid-muridnya yang sedang belajar memasak samgyetang. Sebelumnya, Jaehyun dan Minhyuk sudah memberi mereka contoh dan cara untuk memasaknya. Sekarang giliran murid-muridnya yang mempraktikannya.

"Kerja bagus, Jeno-ya. Harum kuahnya sudah tercium.. "

"Terima kasih, Jaehyun saem.." ucap Jeno menatap Jaehyun sambil menunjukkan senyum eye smile-nya
.
Jaehyun menggumam pelan, ia melihat ayam yang sudah dimasukkan dalam panci berisi kuah bercampur dengan rempah-rempah. Tangannya bergerak mengaduk kuah, melihat bagaimana komposisi dari samgyetang yang dibuat oleh Jeno.

"Jeno-ya, jika kuahnya membentuk buih seperti ini, kamu harus mengeluarkannya agar rasanya lebih enak nanti." ucap Jaehyun mengeluarkan buih pada kuah dan menaruhnya pada mangkuk kecil.

"Siap, Jaehyun saem!" ucap Jeno mengambil alih pengaduk dari tangan Jaehyun lalu mengeluarkan buih seperti yang gurunya itu contohkan.

"Jangan lupa sering-sering balik ayamnya.." ucap Jaehyun mengingatkan.

Jaehyun kembali melanjutkan langkahnya untuk melihat-lihat masakan murid yang lain. Inilah keseharian Jaehyun di siang hari. Memasak dan memperhatikan orang-orang yang memasak. Jaehyun menikmati pekerjaannya. Sepanjang memulai kelas, Jaehyun bahkan sering tersenyum.

"Jaehyun saem! Coba cicipi samgyetang buatanku!"

Seorang lelaki yang terlihat lebih muda dari Jaehyun tiba-tiba menarik tangannya untuk mendekati meja. Sedikit lebih cepat dari Jeno, hidangan samgyetang milik lelaki itu sudah tersaji di mangkuk besar dengan asap yang masih mengepul. Jaehyun mencicipi hidangan itu.

"Bagaimana saem? Apakah sudah enak?" tanya lelaki itu menatap Jaehyun dengan senyum lebarnya.

Jaehyun terdiam. Lidahnya masih mengecap rasa yang membekas. Perlahan Jaehyun tersenyum lalu menatap lelaki itu, "Rasa kuahnya sudah pas, tetapi kamu terlalu cepat menyajikan, Jaemin-ah. Tekstur ayamnya masih sedikit keras."

"Benarkah? Kurasa aku terlalu bersemangat.." ucap Jaemin kecewa.

"Tidak apa-apa, kamu sudah bekerja keras, Jaemin-ah."

"Sepertinya di rumah nanti aku harus mencoba membuat samgyetang lagi. Aku ingin semuanya terasa sempurna!" ucap Jaemin kembali semangat.

"Ide bagus, keluargamu pasti akan menyukai samgyetang buatanmu!" ucap Jaehyun menepuk bahu Jaemin pelan.

"Kurang lima belas menit lagi!"

Di meja dapur yang terletak paling depan, Minhyuk berseru. Kepala chef itu mengingatkan murid-muridnya untuk segera menyelesaikan hidangan masakan mereka. Jaehyun berjalan mendekati Minhyuk. Ia akan menunggu waktu yang diberikan habis sebelum kembali memeriksa dan mencicipi makanan murid-muridnya.

"Jaehyun-ah, aku sudah dapat penggantimu kalau kau mau mengundurkan diri."

Jaehyun menoleh ke arah Minhyuk, wajahnya terkejut, "Secepat itu?"

"Kebetulan ada sepupuku yang mencari pekerjaan. Baru-baru ini dia selesai menjalankan wajib militernya dan bersiap mencari kerja." jelas Minhyuk.

Beberapa hari yang lalu Jaehyun memang sempat mengutarakan tentang rencana pengunduran dirinya sebagai guru kursus di tempat Minhyuk. Jaehyun ingin fokus dengan restoran miliknya yang sedang berada di tahap persiapan. Awalnya Minhyuk tentu saja terkejut dengan permintaan pengunduran diri Jaehyun yang tiba-tiba, tetapi itu hanya sementara. Minhyuk mendukung keputusan Jaehyun.

"Syukurlah kalau seperti itu, dia pasti sudah berpengalaman." ucap Jaehyun lega.

"Penggantimu itu belum punya pengalaman, Jaehyun-ah. Dia memilih untuk pergi wajib militer lebih awal setelah menyelesaikan kuliah. Aku hanya ingin memberinya kesempatan untuk mencari pengalaman dengan membantuku." ucap Minhyuk.

Flower Path (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang