DUA PULUH SEMBILAN

284 21 0
                                    

Backsound: NCT - Stay My Life

Votement, please..
Happy reading!

Tiga hari berlalu. Keadaannya masih sama. Chaeyeon belum sadar. Gadis itu mengalami koma akibat overdosis obat anti depresan dan juga kekurangan banyak darah. Usai ambulance mengantar Chaeyeon ke rumah sakit, gadis itu langsung dilarikan ke instalasi gawat darurat. Beruntungnya nyawa Chaeyeon masih bisa diselamatkan. Sayatan di pergelangan tangannya tidak memutus urat nadi.

Beberapa jam setelah diperiksa, dokter langsung menjahit luka sayatan di pergelangan tangan, lengan, dan leher Chaeyeon. Tidak hanya itu, Jaehyun juga mendonorkan darahnya yang kebetulan sama dengan Chaeyeon. Golongan darah A.

Dalam tiga hari berturut-turut, Jaehyun selalu menyisihkan waktunya untuk menjenguk Chaeyeon. Seperti saat ini, masih dengan setelan jas kantor, lelaki itu berjalan tergesa-gesa memasuki kamar inap Chaeyeon.

"Jinyoung hyung, Chaeyeon sudah sadar?"

Di kamar inap Chaeyeon hanya ada Jinyoung yang duduk di dekat ranjang. Jinyoung menatap Jaehyun lalu menggeleng lemah. Jaehyun mengembuskan napas berat. Langkah gontainya berjalan mendekati ranjang Chaeyeon.

"Chaeyeon-ah.." panggil Jaehyun sedih.

"Jaehyun-ah, tolong jaga Chaeyeon ya.. Aku tidak bisa meninggalkan istriku yang hamil tua di rumah." pinta Jinyoung pada Jaehyun.

Jaehyun mengangguk kecil.

Jinyoung menepuk bahu Jaehyun sebelum pergi, "Hubungi aku jika Chaeyeon sadar."

Jaehyun menempati kursi yang sebelumnya di tempati Jinyoung. Inilah rutinitas selama di kamar inap Chaeyeon. Jinyoung-kakak dari Chaeyeon-menemani di siang hari hingga malam dan dilanjutkan oleh Jaehyun hingga fajar hari.

Dalam waktu singkat Jaehyun sudah dekat dengan Jinyoung. Kakak dari Chaeyeon itu sangat berterima kasih setelah Jaehyun memanggilnya melalui ponsel Chaeyeon dan memberitahu bahwa adiknya itu masuk rumah sakit. Jinyoung sebelumnya juga sudah pernah mendengar tentang Jaehyun. Chaeyeon menceritakannya dalam kepulangannya ke Suncheon beberapa waktu lalu.

"Chaeyeon-ah.." panggil Jaehyun menggenggam tangan Chaeyeon yang terselubung jarum infus.

"Saranghae.." ucap Jaehyun mencium punggung tangan Chaeyeon.

Jaehyun menangis. Akhir-akhir ini pikirannya dipenuhi rasa takut. Melihat keadaan Chaeyeon sekarang, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Jaehyun tidak bisa terus berpikir positif. Koma, kondisi di antara hidup dan mati. Jaehyun takut jika Chaeyeon akan berakhir pergi meninggalkan dunia ini. Jaehyun tidak sanggup untuk kehilangan gadis yang dicintainya itu.

"Kamu tidak boleh pergi, Chaeyeon-ah. Aku membutuhkanmu.." lirih Jaehyun.

"Tidak ada gadis lain yang kucintai selain dirimu, aku ingin kamu menjadi teman hidupku. Hidup bersama, berbagi cinta dan kebahagiaan. Aku berjanji akan selalu bersamamu dan melindungimu dari segala hal buruk yang mengganggu." ucap Jaehyun merapikan anak rambut Chaeyeon yang menjuntai menutupi dahinya.

Hening. Jaehyun terus mengungkapkan perasaannya pada Chaeyeon, sesekali ia juga menceritakan tentang kesehariannya. Sepanjang malam Jaehyun terus terjaga. Lelaki itu selalu kesulitan untuk tidur ketika berada di rumah sakit. Banyak aura dan hal-hal tak kasat mata yang mengganggunya. Jaehyun juga ingin menjadi yang pertama ada saat Chaeyeon sadar.

***

Sudah ada keputusan. Waktunya untuk menikmati hidup. Jaehyun meletakkan kertas berisikan kontrak perpanjangan kerjanya sebagai DJ radio yang akan segera berakhir. Jaehyun memutuskan untuk tidak memperpanjangnya. Selama ini ia sering kewalahan mengatur waktu sejak dirinya menjabat sebagai wakil direktur.

Flower Path (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang