DELAPAN BELAS

173 24 6
                                    

Backsound : Ryu Sujeong - Your Name

Votement, please..
Happy reading!

Ketika semuanya masih baik-baik saja. Senyuman indah masih mudah untuk terlukis di wajah Chaeyeon. Tahun pertama Chaeyeon duduk di bangku sekolah dasar. Berangkat, istirahat, dan pulang bersama sang kakak, Jung Jinyoung. Saat-saat terindah di masa kecil Chaeyeon.

"Chaeyeon-ah, makan yang banyak."

"Oppa juga, jangan belajar mulu.." ucap Chaeyeon meraih buku yang dipegang Jinyoung.

Kakak beradik itu sekarang sedang makan bersama di kantin sekolah. Sebenarnya murid kelas satu sudah diperbolehkan pulang, namun Jinyoung selalu menghampiri kelas Chaeyeon di jam istirahat yang bersamaan dengan jam pulang siswa kelas satu. Ya, Jinyoung dan Chaeyeon berada di sekolah yang sama. Chaeyeon masih ada di kelas satu dan Jinyoung ada di kelas enam—dimana sebentar lagi akan lulus. Jarak usia mereka terpaut enam tahun.

"Sebentar lagi aku ada ulangan harian, Chaeyeon-ah.."

"Oppa sudah pintar, jangan belajar terlalu keras. Ayo ikut makan bersama!" rengek Chaeyeon ketika Jinyoung hendak mengambil kembali buku pelajaran yang disitanya.

"Arasseo, oppa akan ikut makan." ucap Jinyoung kemudian.

Chaeyeon tersenyum senang. Pada dasarnya Chaeyeon adalah anak yang tidak suka makan sendiri meskipun ada yang menemaninya makan. Jika orang itu tidak ikut makan Chaeyeon tidak menyukainya.

"Pelan-pelan makannya Chaeyeon-ah, jam istirahat diperpanjang karena ada rapat guru." kekeh Jinyoung mengusap sudut bibir Chaeyeon yang belepotan oleh butiran nasi.

"Habis makanan kantin enak sekali.." ucap Chaeyeon masih mengunyah makanannya.

Jinyoung menyuapkan sesuap nasi ke mulutnya, "Tadi ada PR tidak?"

Chaeyeon mengangguk, "Ada, satu PR matematika."

"Ya sudah, nanti malam sepulang dari jam tambahan oppa akan menemanimu mengerjakan PR."

"Tidak perlu, Jinyoung oppa harus beristirahat. Aku akan mengerjakannya sesampai di rumah lalu ikut membantu eomma bekerja di rumah makan imo (bibi)."

Senyum di wajah Jinyoung pudar. Adiknya tumbuh dewasa lebih cepat. Tidak seharusnya anak usia tujuh tahun sepertinya sudah membantu pekerjaan orang tua. Jinyoung merasa miris pada dirinya sendiri. Sementara ibu dan adiknya bekerja, ia malah sibuk dengan mengikuti kursus bahasa inggris sepulang sekolah nanti.

"Chaeyeon-ah, oppa sayang sama kamu.." ucap Jinyoung mengusap rambut Chaeyeon dengan lembut.

"Chaeyeon juga sayang oppa.." ucap Chaeyeon menghabiskan suapan nasi terakhirnya.

"Sudah selesai makannya? Mau oppa antar ke halte bus?" tawar Jinyoung.

Chaeyeon mengangguk kecil. Ia meraih tas yang diletakkan di kursi kosong disampingnya. Namun belum saja Chaeyeon memakai tasnya, Jinyoung sudah menyambar dan menggantungkan di sebelah bahunya.

"Biar oppa bawakan tas-nya." ucap Jinyoung tersenyum manis.

Hari-hari Chaeyeon berlalu tanpa masalah. Hidup dengan kekurangan biaya ekonomi dan kepergian sang ayah akibat kecelakaan tidak membuat kasih sayang yang Chaeyeon dapatkan surut. Ibu dan kakaknya selalu menyayanginya.

Tidak ada yang tahu apa yang terjadi selanjutnya. Hari-hari menyenangkan milik Chaeyeon pergi ketika Jinyoung lulus. Ketika Chaeyeon menginjak kelas tiga SD, wakil ketua di kelasnya sering merundungnya. Wakil ketua kelas itu adalah Roseanne Park. Gadis itu sering kali memanggil Chaeyeon dengan sebutan gendut. Awalnya Chaeyeon tidak mempermasalahkan ketika Rose hanya bercanda. Akan tetapi lama-kelamaan rasa percaya diri Chaeyeon menjadi hilang. Banyak dari teman yang ikut memanggilnya gendut.

Flower Path (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang