Tekan vote sebelum baca, please..
Happy reading..Sungguh malam yang panjang. Beberapa kali Jaehyun menguap tetapi ia tidak bisa tertidur. Tubuhnya sudah lelah tetapi pikirannya tidak tenang. Untuk sekian kalinya Jaehyun mencoba menyandarkan kepalanya di sisi ranjang pasien rumah sakit. Lelaki itu memejamkan matanya namun ia merasakan punggungnya sangat berat. Seperti ada orang yang memeluknya dari belakang.
Jaehyun membuka matanya dan menegakkan badannya. Tangannya mengacak rambutnya dengan kasar. Di saat seperti ini Jaehyun tidak bisa berdamai dengan kemampuan khususnya. Ya, sebenarnya lelaki itu memiliki rahasia. Rahasia yang hanya diketahui oleh keluarga dan sahabat terdekatnya. Jaehyun adalah seorang indigo.
"Berhenti menggangguku! Aku tidak bisa melihat, aku hanya bisa merasakan keberadaan kalian!" teriak Jaehyun tertahan.
Di manapun Jaehyun berada, ia selalu merasakan kehadiran makhluk halus. Terutama di dalam sebuah bangunan besar seperti rumah sakit, apartemen, dan pusat perbelanjaan. Pandangan Jaehyun tertuju pada jam dinding, masih pukul satu dini hari. Chaeyeon juga masih belum sadar dari pingsannya sejak dipindahkan ke kamar inap.
"Kenapa dia tak kunjung bangun? Apa dia benar-benar kekurangan nutrisi untuk sadar?" gumam Jaehyun menatap selang nutrisi yang terpasang pada hidung Chaeyeon.
Hembusan angin terasa menerpa wajah Jaehyun. Jaehyun menatap datar ke depan. Ruh yang tidak tenang itu masih mengganggunya. Jaehyun memusatkan perhatiannya pada aura gelap didepannya. Ia akan membuktikan pada makhluk halus itu bahwa ia sungguh tidak bisa melihatnya. Dari kecil Jaehyun selalu mencoba mengabaikan kemampuannya itu dan tidak pernah memiliki minat untuk mengasahnya. Benar saja, setelah beberapa menit berlangsung, Jaehyun tidak lagi merasakan hal aneh yang mengelilingi tubuhnya.
"Aku mengantuk, harus tidur." lirih Jaehyun kembali mencoba untuk tidur.
Hanya dengan merebahkan kepalanya di sisi ranjang dengan lengan sebagai tumpuan, Jaehyun kembali tidak tenang. Pikirannya terangsang oleh kejadian masa lalu yang ada pada ranjang itu. Di pikirannya, Jaehyun mendengar suara tangis. Sepertinya dulu ada pasien yang menggunakan kamar ini dan meninggal.
Selain bisa merasakan kehadiran makhluk halus, Jaehyun juga memiliki kemampuan psikometri. Ia bisa melihat kejadian masa lalu hanya dengan menyentuh langsung suatu benda. Ada lagi, Jaehyun juga bisa membaca pikiran orang lain, seperti orang yang berbohong, berkata tulus, dan menyimpan dendam.
Jaehyun menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi. Ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menundukkan kepalanya. Cara terakhir yang Jaehyun pikirkan untuk mengantarnya tidur selagi tidak ada makhluk halus yang mengganggunya.
"Ayo berdamai sebentar saja, setidaknya sampai fajar datang." gumam Jaehyun pelan.
***
"Appa bohong!"
Pagi yang ribut di koridor apartemen lantai tiga. Seorang anak kecil menghentak-hentakkan kakinya. Anak laki-laki itu berlari untuk menghadang kepergian lelaki bertubuh jangkung yang sudah berpakaian rapi dan menenteng tas kerja di tangannya.
"Haechan-ah, kita ke Seoul Grand Park besok saja ya? Appa tiba-tiba disuruh menjadi perwakilan direktur perusahaan yang sekarang sedang sakit dan tidak bisa menghadiri meeting." jelas Johnny sambil mengusap kepala putra bungsunya itu.
"Mana ada meeting di akhir pekan! Appa kan sudah janji sabtu ini mau mengajak Haechan dan Mark hyung ke kebun binatang." rajuk Haechan.
"Sudahlah, Haechan. Kan appa sudah bilang besok. Kalau besok appa bohong lagi, kita ganti saja password apartemen-nya, sekalian appa nggak boleh pulang." Mark datang menenangkan adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Path (√)
Fiksi PenggemarTanpa sadar kedua mata itu bertemu. Baik Chaeyeon maupun Jaehyun saling melempar senyum. Senyuman manis dan takjub. Jarak mereka saat ini cukup jauh mengingat keduanya sama-sama duduk di ujung bangku. Tetapi getaran dari wajah bahagia yang terpancar...