DUA BELAS

189 28 2
                                    

Votement please..
Happy reading!

"Chaeyeon tinggal di kamar seratus satu di lantai tiga."

Rose mengangguk-angguk. Jemari lentiknya memindai hasil foto Chaeyeon bersama Jaehyun yang diambil diam-diam. Rose menggeram pelan. Gadis dalam foto terlihat tersenyum bahagia menatap lelaki di sampingnya. Rose tidak suka pemandangan itu.

"Dia pasti lelaki yang di pesta Sakura waktu itu." gumam Rose.

"Sudah ya," ucap seorang lelaki yang duduk di hadapan Rose sambil mengambil kameranya, "Sebentar lagi aku harus bertemu client, aku nggak bisa lama-lama disini."

"Mingyu-ya, kamu serius nggak mau dekatin Chaeyeon dan mengajaknya bermain-main denganku?" tanya Rose mengembuskan napas berat lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

Kim Mingyu, lelaki itu menata kameranya dalam tas, "Aku sudah mati-matian ngajak Eunha jadian, aku nggak mau merusak kepercayaannya dengan dekat cewek lain. Tahu aku asyik ngobrol denganmu saja dia sudah ngambek. Apalagi dekat Chaeyeon yang teman kuliah,"

Rose menatap Mingyu sebal, "Ayolah Mingyu-ya.. Lagian kamu juga nggak ada rasa sama Chaeyeon. Bantu aku buat ngejebak dia. Aku benci melihatnya bahagia dan disukai oleh banyak orang."

"Aku nggak dekat sama Chaeyeon. Dulu kita hanya teman kuliah biasa. Kalau kau mau ngejebak ya samperin langsung, jangan suruh aku ini itu. Aku juga punya kesibukan." ucap Mingyu bangkit dari duduknya dan melambaikan tangannya pada Rose sebelum pergi.

Sebuah gebrakan menggetarkan meja. Tangan Rose mengepal erat. Ia tidak habis pikir Chaeyeon bisa hidup dengan baik sekarang. Apalagi gadis itu sekarang memiliki banyak orang yang menyukainya. Yang membuat Rose semakin geram adalah ketika ia gagal mempermalukan Chaeyeon di pesta Sakura waktu itu dan berakhir dengan pandangan tidak suka dari teman-teman Yuta.

"Sepertinya lelaki itu dekat banget dengan Chaeyeon. Waktu di pesta saja dia menggagalkan rencanaku dan menarik Chaeyeon keluar. Di foto yang Mingyu ambil, dia habis pergi sama Chaeyeon sampai larut malam juga," gumam Rose mengingat lelaki yang waktu itu ia tunjuk sebagai tipe idealnya di pesta.

"Tatapannya waktu itu membuatku kesal, tetapi membuatku ingin menakhlukannya juga agar ia pergi meninggalkan monster kanibal itu."

"Eonni, modelnya sudah datang."

Seorang staff datang menghampiri Rose. Rose menghela napas berat. Ia harus kembali bekerja. Kalau tidak sibuk mungkin Rose akan segera datang ke apartemen Chaeyeon. Mengajak gadis itu keluar untuk bermain-main dengannya sampai menangis.

"Chaeyeon-ah, kau itu sama sepertinya. Nggak pantas untuk bahagia." lirih Rose mengeluarkan pakaian yang sudah ia siapkan untuk pemotretan.

***

Derap langkah berat menyusuri jembatan Sungai Cheongyecheon di hari minggu yang cerah. Punggung itu semakin menjauh dengan tungkainya yang mengalun cepat. Chaeyeon mengatur napasnya yang terengah-engah lalu mengejar Jaehyun. Ya, pagi ini Jaehyun tiba-tiba mengajak Chaeyeon jogging bersama.

"Jaehyun-ah, aku sudah lelah.." ucap Chaeyeon ketika ia berhasil menyeimbangkan langkahnya dengan Jaehyun.

"Mau sarapan?" tawar Jaehyun mengubah lari kecilnya menjadi jalan santai.

"Hmm.."

Jaehyun mengajak Chaeyeon ke minimarket. Selama di minimarket Chaeyeon hanya mengikuti Jaehyun yang asyik memilih makanan. Jaehyun memasukkan banyak bahan makanan di keranjang. Lelaki itu menikmati waktunya di minimarket.

"Chaeyeon-ah, kamu mau makan apa?" tanya Jaehyun tiba-tiba menoleh ke belakang.

Chaeyeon yang sedari tadi mengikuti Jaehyun tiba-tiba terkejut saat lelaki itu menghentikan langkahnya dan menoleh menatapnya. Jarak wajah mereka saat ini sangat dekat. Lidah Chaeyeon terasa kelu untuk menjawab karena rasa gugup menguasai dirinya.

Flower Path (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang